Suara Kasih : Membabarkan Dharma
Judul Asli: Menyelami dan Membabarkan Dharma Kebijaksanaan Buddha bagaikan matahari dan bulan yang bersinar terang | |||
Lihatlah, akibat ketidakselarasan empat unsur alam, kini bumi berada dalam kondisi memprihatinkan. Karena itu, kita harus menghargai momen saat kita dapat saling mendoakan agar senantiasa aman dan selamat. Kita harus bersyukur karena dapat melewati setiap detik dengan aman dan selamat. Pada saat seperti ini, setiap orang harus meningkatkan kewaspadaan dan memetik hikmah dari bencana yang terjadi. Kita tidak boleh lengah. Saya sungguh bersyukur melihat para staf dari Empat Misi Tzu Chi beserta para relawan dan staf medis yang mengadakan pelatihan bersama dan saling mendukung agar semua orang bertobat dan bervegetarian. Mereka berkumpul bersama untuk mendalami buku Dharma. Bagaikan air sehingga batin mereka dibasahi air Dharma. Saya juga mendengar mereka berbagi bahwa Syair Pertobatan Air Samadhi mengingatkan mereka untuk melihat ke seluruh dunia dengan pandangan yang lebih luas dan jelas. Jika setiap orang memiliki pemahaman seperti itu, maka kita dapat terus membentangkan jalan dan menyebarkan benih cinta kasih. Para Bodhisatwa sekalian, kita harus percaya bahwa setiap orang memiliki benih kebuddhaan. Para Buddha memiliki hati yang sangat jernih dan penuh sukacita. Setiap hari, saya mengkhawatirkan bencana di dunia dan merasa tiada waktu lagi. Meski sangat khawatir dan cemas melihat bencana yang terjadi di dunia, tetapi saat mengingat hati Buddha yang jernih dan penuh sukacita, saya selalu mengingatkan diri sehingga secara alami, hati saya akan semakin terbuka. Belakangan ini saya sering meminta setiap orang agar bertobat secara mendalam dan senantiasa mengikis noda batin agar memiliki hati yang jernih dan bijaksana. Saya juga senantiasa mengingatkan diri tentang hal ini. Kita harus lebih memahami dan meyakini kebijaksanaan Buddha. Kita harus tahu bahwa kebijaksanaan Buddha bagaikan matahari dan bulan yang bersinar terang. Janganlah kita mengisi hati dengan kerisauan dan melewati hari dengan penuh kesedihan. Kita harus segera mendekatkan diri dengan cahaya Dharma. Cahaya Buddha bersinar bagaikan matahari dan bulan serta tak akan terpengaruh oleh kondisi luar. Inilah hati Buddha. Kebijaksanaan Buddha dapat menerangi semua makhluk hidup serta melenyapkan ketamakan dan kegelapan batin yang dimiliki semua makhluk. | |||
| |||
Namun, janganlah kita berpikir bahwa jika kita telah berbagi dengan orang lain, maka mereka harus memberi tanggapan pada kita. Karena hal ini adalah benar, maka kita harus berbagi dengan orang lain. Tetapi, apakah setiap orang akan menerimanya? Jika mereka tidak menerimanya, kita harus tahu di mana letak permasalahannya. Permasalahannya terletak pada diri kita karena kita tidak menjalin jodoh baik dengan orang lain. Bukankah saya sering berkata bahwa kita harus lebih banyak menjalin jodoh baik dengan semua orang? Bagi orang yang berjodoh baik dengan kita, mereka akan segera terinspirasi. Namun, bagi orang yang tidak berjodoh, semua perkataan kita tidak membawa arti baginya. Karena itu, kita harus menjalin jodoh baik dengan semua orang serta menginspirasi mereka agar membangkitkan sukacita. Bodhisatwa tak akan berselisih dengan orang lain, melainkan selalu membawa sukacita. Janganlah kita perhitungan dan berselisih dengan orang lain. Dengan sikap yang tidak perhitungan, barulah kita dapat hidup dengan damai. Inilah cara kita membabarkan Dharma agar dapat membawa kedamaian bagi orang lain. Kita harus berbagi dan berdana Dharma agar dapat membuka pintu hati orang lain sehingga mereka bebas dari rasa takut. Inilah tingkatan Bodhisatwa yang pertama, yaitu tingkat sukacita (Pramudita bhumi). Pada tahap ini, kita harus belajar memberi untuk membawa manfaat bagi orang lain. | |||
| |||
Inilah tujuan kita. Karena itu, kita harus menyucikan batin kita terlebih dahulu dengan menjalankan pola hidup vegetarian. Tujuan bervegertarian adalah menyucikan jasmani d an batin serta menghentikan kejahatan. Dengan demikian, barulah kita dapat hidup damai dan bebas dari noda batin. Kondisi terbebas dari kekeruhan ini adalah tingkatan Bodhisatwa yang kedua. Kita harus senantiasa bertobat dan mengubah semua kebiasaan buruk. Kita harus bertobat dan menyucikan batin. Pada segala niat yang timbul atau setiap tindakan yang kita lakukan, kita harus senantiasa mengingatkan diri agar lebih waspada. Inilah cara kita agar dapat terbebas dari kekeruhan batin. Jadi, dengan berpikiran dan berbuat baik, berarti kita tengah melatih Sila Paramita. Untuk membebaskan diri dari kekeruhan, kita harus menaati sila. Kita harus senantiasa menaati sila. Sebelum menaati sila, kita harus bertobat dan bervegetarian. Dengan demikian, barulah pikiran kita tidak akan lagi tercemar oleh kekeruhan. Kita harus mempraktikkan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari agar segala sesuatu yang kita lakukan dapat selaras dengan Dharma. Meski Dharma tidak berwujud, namun secara perlahan-lahan, kita akan dapat mencium harumnya Dharma dan menyadari isi dari Empat Kebenaran Mulia. Pada saat banyak bencana yang terjadi silih berganti seperti sekarang ini, bolehkah kita bersikap lengah? Kita semua harus bersatu hati untuk menapaki jalan Bodhisatwa. Diterjemahkan oleh: Lena | |||