Suara Kasih : Membangkitkan Welas Asih

 

Judul Asli:

Membangkitkan Welas Asih
dan Menciptakan Berkah
 

Bercermin pada penyakit yang pernah mewabah
Berhenti membunuh hewan dan bervegetarian dapat membawa manfaat bagi diri sendiri
Membangkitkan welas asih untuk melindungi makhluk hidup dan menciptakan berkah
Hidup harmonis dengan semua makhluk agar tercipta kehidupan yang damai

Melihat berbagai bencana yang terjadi akibat ketidakselarasan empat unsur alam, kita sungguh harus menyadari bahwa dunia sedang meminta pertolongan umat manusia serta mengingatkan kita agar segera sadar dan tidak lagi berjalan menyimpang.

Belakangan ini saya terus mengingatkan setiap orang agar senantiasa mawas diri dan berhati tulus. Ketidakselarasan empat unsur alam terjadi akibat buah karma kolektif semua makhluk sehingga mengakibatkan terjadinya bencana. Ini semua adalah akibat pikiran manusia yang tidak selaras. Apa yang harus kita lakukan sekarang agar dapat menyelaraskan empat unsur alam dan mengurangi bencana? Satu-satunya cara adalah kita harus berhenti membunuh hewan.

Kita harus menciptakan berkah dengan welas asih dan kebijaksanaan. Janganlah karena demi memenuhi nafsu makan sesaat, kita membunuh hewan untuk dijadikan santapan. Perbuatan tersebut akan mendatangkan bencana bagi dunia. Demi memenuhi nafsu makan, banyak hewan diternak dengan cara tidak alami. Banyak hewan disuntik dengan obat kimia agar tumbuh besar dengan cepat. Kesehatan akan kita terganggu akibat daging hewan yang kita konsumsi ini. Kuman penyakit dapat menyebar ke berbagai spesies. Kuman penyakit tidak hanya menular pada spesies yang sama, namun juga dapat menular ke manusia.

Dahulu, kuman penyakit tertentu hanya ditemukan pada tubuh hewan tertentu pula. Namun, karena kondisi peternakan yang semakin tidak layak, kuman penyakit dapat menular antar spesies sehingga menimbulkan banyak penyakit langka. Belakangan ini banyak orang yang terserang penyakit flu. Karena itu, saat menjadi relawan di rumah sakit ataupun saat berada di tempat umum, kita harus lebih berhati-hati. Selain bencana yang terjadi akibat ketidakselarasan empat unsur alam, kuman penyakit yang menular dari hewan ke tubuh manusia juga sangat mengkhawatirkan. Karena itu, dalam kehidupan sehari-hari kita harus lebih meningkatkan kewaspadaan.

Untuk melindungi diri dari kuman penyakit, kita harus menyucikan batin dan fisik. Kita harus melenyapkan kekotoran batin dalam diri dan dengan sepenuh hati meningkatkan kewaspadaan dalam keseharian untuk melindungi diri dari kuman penyakit. Janganlah kita terlalu dekat dengan hewan dan mengonsumsi daging hewan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan kewaspadaan. Kita harus sering membersihkan lingkungan kita. Kita juga menerapkan pola hidup hemat. Kita harus mengonsumsi makanan yang lebih sederhana. Pola hidup bersih dan sederhana sangat bermanfaat bagi kesehatan kita. Selain itu, kita juga harus senantiasa berintrospeksi. Berintrospeksi adalah bertobat secara mendalam. Kita harus mempelajari ajaran Buddha. Buddha berharap kita dapat senantiasa berintrospeksi dan bertobat.

Siapa yang tidak pernah berbuat salah? Setiap orang pernah berbuat salah. Karena itu, kita harus senantiasa berintrospeksi. Melihat bencana terjadi silih berganti akibat ketidakselarasan empat unsur alam, bolehkah kita tidak meningkatkan kewaspadaan? Kita harus melindungi semua makhluk hidup. Dengan melindungi mereka, berarti kita juga melindungi diri sendiri. Dengan membiarkan hewan hidup dengan bebas di habitatnya, maka kehidupan kita juga akan damai dan selamat. Ini karena semua makhluk saling berkaitan. Inilah prinsip kebenaran. Sungguh, prinsip kebenaran senantiasa ada selamanya. Karena itu, kita harus mengintrospeksi diri dari perbuatan salah.

Kita juga dapat saling berbagi tentang kegiatan yang telah kita lakukan. Setiap hari merupakan hari bersejarah bagi Tzu Chi. Setiap hari terdapat kisah yang menarik. Contohnya, tanggal 9 Maret. Pada tahun 1994 lalu, Tzu Chi bekerja sama dengan para dokter dari MDM untuk menyalurkan bantuan di Ethiopia.

Pada tanggal 9 Maret 1994 lalu, dr. Lin Chein-hsi dari Hualien, Relawan Xu, dan beberapa anggota Tzu Cheng berangkat ke Ethiopia untuk menyalurkan bantuan. Selama 3 tahun berturut-turut, kita membangun dua klinik sederhana dan belasan posko medis bagi warga setempat. Selama tiga tahun tersebut, kita juga melatih 300 warga setempat agar mereka mengerti cara membersihkan kuman penyakit atau memberikan obat saat ada pasien yang datang. Kita melatih tenaga medis seperti itu sebanyak 300 orang.

Selain itu, ada juga sejarah yang lain. Pada tahun 1994, Topan Doug melanda Taiwan. Seluruh Desa Renai, Kabupaten Nantou mengalami kerusakan parah akibat tanah longsor. Saat itu, bupati setempat, Lin Yuan-lang meminta bantuan saya untuk membangun rumah. Namun, saya merasa mereka tidak dapat lagi tinggal di pegunungan. Namun, kita tidak menemukan lahan yang tepat. Selain itu, warga setempat juga menolak untuk tinggal di dataran rendah. Akhirnya, kita membangun 31 unit rumah di wilayah Cuiluan. Pada tanggal 9 Maret 1997, Perumahan Tzu Chi di Cuiluan diresmikan. Namun, beberapa hari lalu, saya mendapat kabar bahwa warga di Cuiluan harus kembali di relokasi karena tempat tersebut dinyatakan sangat berbahaya untuk ditempati. Jadi, beberapa hari ini saya sedang memikirkan ke mana para warga tersebut harus direkolasi.

Selain itu, Pusat Donor Sumsum Tulang Tzu Chi juga menerima donor yang pertama pada tanggal 9 Maret 1997. Ini juga merupakan hari bersejarah. Singkat kata, setiap hari merupakan hari bersejarah bagi Tzu Chi yang mengingatkan kita tentang penderitaan di dunia. Kehidupan manusia sungguh penuh penderitaan. Pantas saja ajaran pertama yang dibabarkan oleh Buddha adalah tentang penderitaan dan Empat Kebenaran Mulia. Terima kasih. Semoga setiap orang dapat giat melatih diri. Kini kita harus saling mendukung dengan sepenuh hati. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -