Suara Kasih: Membangun Empat Ikrar Agung
Judul Asli:
Kontak antara indra dan objek memicu reaksi kesadaran pikiran | |||
Saya sangat bersyukur melihat para tenaga medis dan dokter Tzu Chi yang penuh semangat dan berpegang teguh pada tekad awal. Sungguh, kita harus memiliki keyakinan yang kokoh. Ajaran Buddha membahas tentang delapan kesadaran. Delapan kesadaran ini timbul akibat kontak antara enam indra dan enam objek. Saat mata melihat rupa, maka timbullah kesadaran penglihatan. Ini semua adalah reaksi terhadap objek luar. Saya melihat kalian semua duduk di sini dan kalian hanya melihat saya seorang berdiri di sini. Intinya, saat indra mengalami kontak dengan objek, kesadaran pikiran kita akan bereaksi. Jadi, inilah hubungan antara indra, objek, dan kesadaran. Saat enam indra bersentuhan dengan enam objek, maka enam kesadaran akan bereaksi. Akan tetapi, kita juga memiliki sejenis memori yang membuat kita berpikir lebih mendalam. Ini disebut kesadaran ketujuh. Kesadaran ketujuh ini berkaitan dengan pemikiran yang lebih mendalam. Contohnya, setelah melihat begitu banyak orang yang menderita sakit, kalian memilih untuk menjadi perawat. Menjadi perawat bisa menolong orang. Karena sebersit niat baik itu, kalian mulai menapaki jalan ini demi membantu banyak orang. Saat melayani pasien, kalian akan menyadari bahwa jalan yang kalian ambil ini sudah benar. Setiap hari, kalian bekerja keras untuk menyelamatkan kehidupan. Setiap hari, kalian memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan serta merasa tidak tega terhadap penderitaan pasien. Karena itu, kalian sangat berfokus untuk menyelamatkan kehidupan dan membantu pasien. Yang kalian hadapi setiap hari adalah sama, yaitu penyakit, tetapi setiap pasien memiliki tabiat yang berbeda-beda. Saat berinteraksi dengan pasien, pastilah noda batin kalian bisa terbangkitkan. | |||
| |||
Tadi kita mendengar bagaimana siswa lulusan Universitas Tzu Chi bekerja sama merawat seorang pasien. Kini, mereka sudah menjadi dokter. dr. Lin dan dr. Xie sama-sama lulusan Universitas Tzu Chi. Mereka sama-sama mendalami ajaran Jing Si. Pasien yang mereka rawat mengalami patah tulang serius di panggul. Kondisi pasien itu mengalami naik turun. Melihat kondisinya, saya yakin perasaan orang tuanya juga ikut mengalami naik turun. Saat banyak orang tengah merayakan Tahun Baru dan bersantai, tim medis Tzu Chi bekerja keras untuk memperhatikan pasien itu. Mereka merasa gembira atau cemas sesuai dengan kondisi pasien itu. Inilah hati orang tua, ini juga merupakan hati Buddha dan hati Bodhisatwa. Saya sungguh tersentuh mendengarnya. Inilah budaya humanis dalam misi kesehatan. Untuk menyelamatkan seorang pasien, tak hanya satu departemen saja yang bekerja. Para tenaga medis dari berbagai departemen bekerja sama untuk merawat pasien. Melihat itu, saya sungguh tersentuh sekaligus bersyukur. Saya juga melihat para dokter Tzu Chi yang sangat humoris dan energik. Kita semua tahu bahwa para staf medis di Dalin bisa berbicara dalam dialek Taiwan dengan sangat lancar. Terlebih lagi dr. Huang. Dia bisa berbicara dalam dialek Taiwan dengan sangat lancar dan baik. “Pasien yang menderita artritis tidak boleh makan pisang. Mengapa tidak boleh makan pisang? Karena seperti yang saya katakan tadi, pisang mengandung faktor nekrosis tumor yang tidak baik bagi penderita artritis. Faktor nekrosis tumor yang terlalu banyak bisa menyebabkan nyeri sendi. Karena itu, jika pasien penderita artritis makan pisang, mereka akan merasakan nyeri sendi. Jadi, jika ingin makan pisang, pilihlah yang sebelah kanan, jangan yang sebelah kiri. Baik. Jika sendi Anda cukup bagus, makanlah yang sebelah kanan. Jika sendi Anda kurang bagus, maka pilihlah yang sebelah kiri,” ucap dr. Huang. Lihatlah dia begitu bersahaja, humoris, dan ramah. Dia selalu memperlakukan para lansia bagai orang tua sendiri. Dia begitu bersahabat. Pasien ini sudah merekomendasikan saya kepada belasan pasien. Saya bertanya padanya, “Aneh sekali. Mengapa sebagian besar temanmu menderita psoriasis?” Setelah pulih, dia memberikan semangka kepada saya. | |||
| |||
Baik dokter, perawat, teknisi medis, maupun apoteker, perhatian setiap staf tertuju pada pasien. Inilah misi kita. Jika setiap orang memiliki semangat misi, maka kekuatan cinta kasih yang terhimpun akan bisa mendatangkan cahaya. Ini seperti yang kalian katakan tadi. Menyinari kehidupan orang lain adalah tujuan utama kita. Sungguh, ada banyak tenaga medis yang bisa kita jadikan sebagai teladan. Kita dapat melihat dr. Tsao yang berusaha untuk mencegah demensia. “Kita harus lebih mewaspadai demensia. Banyak dokter yang hanya menunggu pasien di rumah sakit tanpa terjun langsung ke komunitas. Kepala RS Chien dan Kepala RS Lai sangat menyetujui ide saya. Mereka sangat mendukung dan membantu saya. Dalam waktu setahun, kami mengunjungi berbagai tempat untuk mengadakan pemeriksaan demensia. Selain demensia, saya merasa penyuluhan pencegahan penyakit juga sangat penting,” ucap dr. Tsao. Meski demikian, saya sangat berharap selain menjaga kesehatan orang lain, kalian juga harus menjaga kesehatan sendiri dengan baik. Yang terpenting adalah kita jangan dipenuhi pikiran yang bukan-bukan. Pikiran yang tidak murni dan noda batin sangat menguras semangat dan tenaga kita. Hati yang dipenuhi kerisauan sungguh bisa menguras semangat kita. Inilah yang diajarkan Buddha kepada kita. Karena itu, Buddha selalu mengimbau para praktisi agar menenangkan hati. Dengan menenangkan hati, maka kita bisa membangkitkan hakikat kesadaran dan kebijaksanaan kita yang murni. Di daerah ini, ada banyak sekali orang yang membutuhkan pelayanan medis kita. Karena itu, kita harus membangkitkan Empat Ikrar Agung Bodhisatwa, yaitu ikrar untuk menyelamatkan semua makhluk yang tak terhingga. Kita harus membangun Empat Ikrar Agung Bodhisatwa ini agar semua makhluk hidup bisa tertolong dan terbebas dari penderitaan. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia ) | |||