Suara Kasih: Membantu dengan Hati

Judul Asli:

 

Saling Membantu dengan Hati yang Jernih

 

Kebakaran hutan mendatangkan bahaya besar
Bertobat atas segala kegelapan batin dan mengendalikan pikiran
Mengasihi diri sendiri berarti membalas budi semua orang
Bersumbangsih sepenuh hati agar rakyat hidup sejahtera

Kita dapat melihat gelombang panas yang melanda Amerika Serikat dan Eropa yang menyebabkan peningkatan suhu lebih awal. Bayangkanlah betapa besar penderitaan yang dialami warga di sana. Buddha berkata bahwa Dunia Saha ini penuh dengan penderitaan. Sungguh, kita harus menghadapinya dengan sabar. Bila tidak, dengan cuaca yang sedemikian panas, bagaimana kita bisa bertahan hidup? Lihatlah kebakaran lahan di New Mexico. Karena suhu udara yang tinggi, kebakaran telah berlangsung beberapa hari. Kini kebakaran telah mendekati laboratorium penelitian nuklir. Setiap orang merasa sangat khawatir karena kobaran api belum bisa dipadamkan. Para petugas kebakaran berkata bahwa sangat sulit untuk memadamkan api.

Di Rusia juga terjadi kebakaran hutan di daerah pegunungan. Petugas pemadam kebakaran harus pergi ke atas gunung untuk memadamkan kobaran api. Namun, wilayah kebakaran itu sangat sulit dijangkau dengan mobil, karena itu mereka harus mendaki gunung untuk memadamkan kobaran api. Salah seorang petugas pemadam berkata bahwa sangat sulit untuk mendaki gunung. Hal ini bagaikan langit sedang menghukum manusia. Ia berkata, "Manusia harus bertobat." Sungguh, kini adalah saatnya bagi kita untuk bertobat secara mendalam. Bencana akibat ulah manusia juga sungguh mengkhawatirkan. Hati manusia sungguh tak selaras.

Lihatlah konflik di Libya yang semakin memanas. Presiden Khadafi berkata bahwa bila situasi masih tak bisa diamankan, maka ia akan menggunakan senjata mematikan untuk menghancurkan seluruh Ibukota Tripoli. Hal ini sungguh menakutkan. Sungguh, manusia harus mengendalikan pikiran. Setelah bencana alam berlalu, kita harus sadar dan saling menghibur. Dengan demikian, maka secara perlahan-lahan kita akan bangkit kembali. Namun, jika manusia tak mengendalikan pikiran, mereka akan saling bertikai dan berperang sehingga menyebabkan terjadinya bencana akibat ulah manusia. Hal ini sungguh mengkhawatirkan. Bila terjadi pertikaian, maka bencana yang lain akan timbul. Kelaparan dan wabah penyakit pun akan ikut timbul.

Ajaran Buddha menyebutnya dengan “Tiga Bencana Kecil”. Karena itu, kita harus berintrospeksi. Bila tidak, maka akan terjadi bencana yang sangat menakutkan. Ini semua berawal dari sebersit niat buruk. Saat terjadi gejolak dalam suatu negara, apakah perdagangan, perindustrian, dan pertanian masih bisa dijalankan? Ini semua sungguh mengkhawatirkan. Selain itu, konflik antarmanusia menimbulkan pencemaran udara. Buddha berkata bahwa dunia ini bagaikan rumah yang sedang terbakar. Kondisi iklim yang ekstrem mengakibatkan suhu udara menjadi sangat panas bagaikan tungku. Kini ditambah lagi dengan konflik antarmanusia, bukankah bumi bagai tengah mengalami demam? Berbagai bencana akibat ulah manusia terjadi akibat hati manusia yang tak stabil. Karenanya, bumi menjadi tidak tenteram.

Bencana alam seperti kekeringan, banjir, ataupun gempa bumi dapat menghancurkan dalam waktu sekejap. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakkekalan dapat terjadi dalam sekejap. Apakah kekuatan manusia lebih besar dibanding kekuatan alam? Tidak mungkin, kekuatan manusia sangatlah kecil, tetapi, manusia selalu ingin memamerkan kekuatan. Karena tidak menghormati hukum alam, mereka terus menciptakan pertikaian. Hal ini sungguh mengkhawatirkan. Melihat prakiraan cuaca kemarin, saya sungguh bersyukur. Topan Ma On telah mengarah ke arah utara Taiwan. Meski mengarah ke utara, kita tetap berharap semoga ia tak membawa bencana bagi Jepang karena selain insan Tzu Chi sedang membagikan bantuan di sana, warga Jepang juga tak mampu bertahan dengan bencana yang lain.

Saya sungguh mengkhawatirkan hal ini. Menjelang siang hari kemarin, saya menelepon relawan Tzu Chi yang sedang membagikan bantuan di Jepang. Mereka berkata bahwa topan tak membawa pengaruh bagi lokasi bencana. Karena itu, pembagian bantuan kemarin berjalan dengan lancar. Selain itu, korban bencana yang tidak datang pada pembagian bantuan sebelumnya ada lebih dari 3.000 keluarga. Kali ini mereka telah datang mengambil bantuan. Kita juga melihat seorang nenek yang datang ke lokasi pembagian bantuan pagi-pagi sekali. Keluarganya sangat membutuhkan bantuan dana tunai itu. Nenek itu berangkat dari rumah pukul 3 pagi dan berjalan kaki selama 2 jam untuk tiba di lokasi pembagian bantuan. Ia adalah orang pertama dalam barisan.

Selain itu, kita juga membagikan bantuan kepada pekerja pemerintah setempat. Sebanyak lebih dari 30 pekerja pemerintah meninggal akibat bencana. Jadi, kita juga menyediakan bantuan untuk dibagikan kepada pekerja pemerintah yang merupakan korban bencana. Kali ini, kita sungguh berterima kasih kepada sekelompok pekerja pemerintah yang turut membantu sehingga pembagian bantuan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini karena pada pembagian bantuan sebelumnya, mereka melihat cinta kasih insan Tzu Chi yang penuh kehangatan. Mereka merasa sangat tersentuh. Sebelumnya, mereka hanya berdiri dan memerhatikan kita. Namun kali ini, mereka turut membantu. Kemarin relawan berkata kepada saya bahwa pembagian bantuan kali ini lebih lancar dari sebelumnya karena pekerja pemerintah juga turut membantu.

Bulan lalu, saat pembagian bantuan, terdapat juga beberapa kisah yang menyentuh. Ada seorang pria yang istrinya adalah warga Malaysia. "Istri saya pernah bercerita tentang Tzu Chi di Malaysia. Ia pernah mengikuti kegiatan Tzu Chi dan merasa bahwa Tzu Chi adalah organisasi yang sangat baik. Saya sungguh berterima kasih kepada kalian karena telah membantu korban bencana di Jepang. Berkat bantuan kalian dan organisasi kemanusiaan yang lain, kami bisa membangun kembali lokasi bencana," ucapnya. Ia berkata bahwa ia sangat tersentuh oleh kehangatan insan Tzu Chi, karena itu ia pun turut bergabung. Ada pula seorang pengemudi yang membantu Tzu Chi mengantar barang bantuan. Ia berkata bahwa ia melihat insan Tzu Chi Taiwan yang datang dari tempat yang jauh untuk bersumbangsih tanpa mengenal lelah. Ia merasa sangat tersentuh, karenanya ia bersedia untuk membantu. Cinta kasih insan Tzu Chi yang penuh rasa hormat sungguh menghibur korban bencana. Selain memberikan bantuan dana tunai, kita juga memberi penghiburan kepada mereka. Saya sungguh berterima kasih atas kerja keras para relawan. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.

Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -