Suara Kasih: Membimbing ke Jalan yang Benar

Judul Asli:

 

Membimbing Orang Kembali ke Jalan Benar

 

Pada saat ini setiap tahunnya para insan Tzu Chi dari berbagai negara kembali ke kampung halaman batin mereka. Sekarang ini, para relawan dari 13 negara berkumpul di sini. Hari ini kita dapat berkumpul di sini karena adanya Dharma. Dharma jugalah yang membimbing kita untuk terjun ke tengah masyarakat.

Dalam ajaran Buddha terdapat “Hati yang hening dan tekad yang luhur teguh tak tergoyahkan hingga masa tak terhingga”. Ini adalah ajaran Jing Si. Berbagai Dharma terpampang di hadapan kita “Memperoleh Kebijaksanaan Memahami Berbagai Dharma”. Ini adalah mazhab Tzu Chi: “Hati yang jernih dan tekad yang luhur”. Buddha mengajarkan kepada kita bahwa setiap orang memiliki hakikat Kebuddhaan. Karena itu, kondisi hati kita seharusnya sama dengan kondisi hati Buddha. Namun, hati Buddha bebas dari noda batin, sedangkan orang awam memiliki banyak kerisauan. Kerisauan ini datang dari ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan keraguan.

Tak ada orang yang bersedia mengakui hal ini. Mereka selalu berkata bahwa hati mereka murni. Bahkan saya pun tak berani berkata demikian. Meski saya tak memiliki ketamakan dan kebencian, namun saya tak berani berkata bahwa saya tak memiliki kebodohan. Kebodohan adalah kegelapan batin. Terkadang saat menghadapi masalah, saya mengambil keputusan yang salah. Saya selalu mengingatkan diri sendiri akan prinsip kebenaran. Saya tak boleh berbuat salah. Saya juga selalu waspada dalam menghadapi orang lain maupun masalah.

Ada juga kesombongan. Saya berkata kepada kalian bahwa saya tak memiliki kesombongan. Sepanjang hidup, saya senantiasa bersyukur atas sumbangsih setiap orang yang penuh cinta kasih dan ketulusan. Setiap saat saya merasa bahwa saya masih harus belajar banyak. Saya selalu merasa kurang cukup dan harus terus belajar. Saya juga harus selalu berterima kasih kepada setiap orang.

 

Asalkan kita selalu memiliki hati yang penuh syukur, ingin terus belajar, dan merasa diri sendiri belum cukup, maka kesombongan dalam hati akan berkurang bahkan lenyap sama sekali. Ada juga keraguan. Saya juga berkata kepada kalian bahwa tiada orang yang tak saya percayai. Namun, dalam menghadapi masalah di dunia ini, saya dapat membedakan dengan jelas yang benar dengan yang salah. Saya bukannya memercayai setiap orang tanpa syarat. Tentu saja saya akan mengamati ucapan dan perilaku setiap orang dan apakah setelah bergabung dengan Tzu Chi mereka melenyapkan semua kebiasaan buruknya.

 

Suatu pagi saat berada di lantai atas, ada sekelompok relawan lokal dari Filipina yang membuat saya merasa tersentuh. Dahulu, mereka hidup dalam kesesatan. Saya sangat bersyukur bisa bertemu dengan Tzu Chi pascabencana Topan Ketsana melanda. “Hidup saya berubah total. Sekarang saya selalu berkeliling untuk menginspirasi orang lain dan mengumpulkan dana amal. Saya telah memiliki seribu donatur,” ujar relawan tersebut.

Dalam pemilihan umum, ada orang yang membantu kandidat berkampanye. Salah satunya adalah Nanelita. Ia dahulu adalah seorang peminum dan perokok. Banyak orang yang tak suka kepadanya. Pagi itu ia bertobat di hadapan saya. Kini hidupnya telah berubah. Ia telah menggalang lebih dari seribu donatur. Bahkan ada lebih dari 50 donatur yang membantunya mengumpulkan dana amal.

Saya yakin tak lama lagi sekelompok orang ini akan segera menjadi anggota komite Tzu Chi. Ada juga beberapa relawan yang rumah tangganya berantakan. Saya sungguh tersentuh melihat mereka semua. Meskipun kehidupan mereka sangat sulit, namun mereka kaya secara spiritual.

 

Meski dalam hal materi mereka lebih berkekurangan dibanding orang lain, namun semangat mereka untuk bertobat dan niat baik mereka untuk berjalan di jalan Tzu Chi sangat membuat saya kagum. ”Saya ingat saat berusia 19 tahun, saya berkenalan dengan kekasih saya. Kami terlibat pergaulan yang buruk dan kecanduan Narkoba. Saat orang tua mengetahui hal ini, kami pun dipisahkan. Saya dipaksa untuk masuk ke panti rehabilitasi Narkoba dua kali. Namun, saya selalu gagal. Di rumah, saya juga mencoba belasan kali untuk menghentikan kecanduan. Tapi saya selalu gagal,” ujar relawan.

 

Kita juga dapat melihat wanita muda ini. Melihat ia dapat keluar dari ketersesatannya, saya merasa sangat senang. Sangat banyak relawan Tzu Chi yang dulunya hidup dalam ketersesatan. Tentu saja ada banyak juga relawan yang sebelum bergabung dengan Tzu Chi memang telah menjalani hidupnya dengan baik. Mereka senantiasa berperilaku baik. Setelah bertemu dengan Tzu Chi, mereka ingin menjadi orang yang lebih baik lagi dengan bersumbangsih bagai Bodhisatwa.

Saya sungguh berterima kasih kepada para relawan senior yang telah menginspirasi mereka. Saya berharap kalian yang telah kembali ke jalan benar dapat membangkitkan cinta kasih dan senantiasa mempertahankan niat bajik. Kita harus mempertahankan tekad dengan baik dan menginspirasi lebih banyak orang lagi. Yang sangat kita butuhkan sekarang adalah menggalang Bodhisatwa dunia. Semoga setiap orang dapat melakukan hal ini. Kita harus percaya bahwa setiap orang adalah Sutra hidup dan kita harus mempelajari Sutra ini melalui kehidupan banyak orang. Dengan demikian, secara alami kebijaksanaan kita akan berkembang dan kita akan dapat memahami berbagai Dharma.

Karenanya, kita harus terjun ke masyarakat. Saya berharap setiap orang dapat lebih bersungguh hati. Dalam interaksi antar sesama, kita hendaknya saling belajar dan menginspirasi. Sekembalinya ke negara masing-masing, saya berharap setiap orang lebih giat lagi menyebarkan benih cinta kasih. Kita ingin menghimpun lebih banyak lagi orang berhati baik dan mengerjakan lebih banyak kebajikan. Dengan begitu, negara kita akan aman dan damai.

Andai terjadi bencana, himpunan orang yang banyak akan mampu menolong banyak korban bencana. Di zaman modern ini kita harus dapat membedakan yang benar dan yang salah. Kita harus segera sadar dan menumbuhkan cinta kasih dalam hati. Dalam masa penuh kesulitan, kita harus menumbuhkan welas asih agung. Di zaman modern yang penuh kegelapan batin ini, kita harus berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan kebijaksanaan. Dan pada zaman penuh kekacauan ini diperlukan (pertobatan besar). Benar. Di zaman ini, tak hanya bencana alam, bencana akibat ulah manusia pun sangat banyak. Karena itu, setiap orang harus bertobat. Semoga sekembalinya ke negara masing-masing, kalian dapat membimbing semua orang kembali ke jalan yang benar. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia. 

 

 

Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -