Suara Kasih: Memikul Tanggung Jawab
Judul Asli:
Memikul Tanggung Jawab Atas Dunia Sering berbicara tidak jujur. Jika melihat rambut orang tidak rapi, bukannya memberitahukannya, kalian malah memujinya, “Hari ini kamu sangat cantik, rambut kamu sangat indah.” Kalian memuji penampilannya. Benarkah? Namun, kalian berkata kepada orang lain bahwa rambutnya sangat tidak rapi.”Apakah ini perkataan yang jujur?,” tanya Master Cheng Yen.”Tidak,” jawab relawan. | |||
Mata sering membuat kita menjadi Tamak. Kita sering berpikir, “Ini sangat bagus, itu juga bagus.” Bukankah begitu? Lalu berpikir untuk membeli ini dan itu. Terlalu boros dapat mengurangi berkah. Jika kita terus mengingat nasihat ini, apakah masih tertarik dengan benda-benda tersebut? “Tidak akan lagi, benarkah?” tanya Master Cheng Yen. Anak-anak TK Tzu Chi di Malaysia pada bulan November ini akan mengikuti acara wisuda. Pada acara wisuda tahun ini, mereka akan mementaskan drama musikal ”Dharma Bagaikan Air”. Mereka dapat bernyanyi, memeragakan bahasa isyarat tangan, juga menjelaskan lirik lagunya. Para guru menjelaskan tentang ”perkataan yang tidak jujur” dengan cara yang sangat sederhana. Sejak kecil, anak-anak harus diajarkan untuk berlaku jujur. Guru bertanya, ”Apakah kamu pernah berkata tidak jujur?” Jika pernah, maka mereka harus bertobat.“Apakah kamu pernah mengatakan hal buruk seseorang kepada orang lain? Pernahkah? Cobalah pikirkan!” tanya Guru. “Jika pernah, majulah ke depan kelas dan bertobatlah,” jawab guru. Lalu Guru bertanya, “Apa yang telah kamu katakan tentang orang lain?””Setelah ia bertobat, dapatkah kalian memaafkannya? Jika dapat, semuanya naik ke panggung lalu saling berpelukan. Kita harus bertobat dan memaafkan orang lain,” jawab Guru. | |||
| |||
Kita dapat melihat insan Tzu Chi di Lesotho yang juga berlatih adaptasi Sutra. Mereka juga bernyanyi dengan pelafalan Mandarin yang sangat tepat. Mereka diajarkan untuk memahami isi liriknya.P ara insan Tzu Chi menjelaskan satu per satu arti kata dalam lirik tersebut. Coba lihat, gerakan bahasa isyaratnya juga sangat tepat. Saya sangat kagum pada sekelompok Bodhisatwa dunia ini. Meskipun berada jauh dari Taiwan, namun mereka mengikuti semua aktivitas yang kita lakukan di sini. Inilah yang terjadi di Lesotho. Di Amerika serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan insan Tzu Chi setempat juga melakukan hal yang sama. Kemudian kita juga melihat di Provinsi Sichuan. Ajaran Dharma ini juga telah dibawa ke kota Hanwang, Sichuan. Selain mensosialisasikan kegiatan daur ulang, para relawan juga membabarkan Dharma. Jadi, ajaran Dharma ini pun mulai dipraktikkan dalam komunitas tersebut. Sebelumnya, para warga Sichuan hanya bermain mahjong di waktu senggang. Kini mereka memanfaatkan sepasang tangan mereka untuk melakukan daur ulang. Tangan yang sebelumnya bermain mahjong kini mempraktikkan Dharma. Para warga di Provinsi Sichuan, khususnya daerah Hanwang dan Luoshui, dibimbing untuk menjadi Bodhisatwa dunia. Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menjernihkan batin manusia. Setiap orang memiliki tanggung jawab atas segala yang terjadi di dunia. Utamakan kepentingan orang sedunia, kesampingkan kepentingan diri sendiri. Kita harus membantu orang yang membutuhkan pertolongan di dunia ini. Jadi ini merupakan bentuk semangat dari ”Satu orang bertindak, semua orang ikut bergerak”. | |||
| |||
Beginilah cara Buddha menggambarkan dunia ini karena hidup manusia sangat singkat dan penuh penderitaan. Karena itu, saya sering berkata bahwa kita harus memanfaatkan setiap momen yang ada. Berapa pun usia Anda, itu terakumulasi dari setiap detik yang ada.Seiring waktu berlalu,sisa hidup kita juga terus berkurang. Jadi, manfaatkanlah setiap momen yang ada dengan sebaik-baiknya. Kini, banyak negara yang dilanda bencana. Melihat penderitaan orang lain, kita harus menghargai berkah yang kita miliki serta menciptakan lebih banyak berkah. Menghargai serta giat menciptakan berkah setelah melihat penderitaan orang lain. Sanggup membantu orang lain merupakan berkah. Kita semua hidup di atas bumi yang sama. Saat orang lain tertimpa bencana, namun kita hidup tenteram, maka kita harus selalu merasa bersyukur. Saat melihat penderitaan di dunia, kita harus mengembangkan cinta kasih. Kemarin saya berkata bahwa bantuan bencana internasional akan segera disalurkan lagi. Kita juga melihat insan Tzu Chi di Amerika Serikat juga telah mulai menyurvei lokasi bencana di Meksiko, Honduras, El Salvador, dan Guatemala. Bencana banjir di sana sangat parah. Kita telah berkomunikasi lewat konferensi video dengan mereka mengenai pembagian tugas kerja.Insan Tzu Chi Amerika Serikat telah mulai masuk ke lokasi bencana. Kini saya lebih mengkhawatirkan kondisi di Thailand. Di sana masih terjadi air pasang. Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang mendatangi tempat penampungan untuk menenangkan hati para korban bencana. Mereka juga menggalang relawan yang terdiri atas masyarakat setempat dan para pengusaha untuk bersama-sama melakukan pembersihan pascabencana banjir. Semua orang telah mulai menggalang Bodhisatwa dunia dan berusaha sekuat tenaga. Setiap orang memiliki tanggung jawab atas segala yang terjadi di dunia. Meskipun jarak Thailand sangat jauh dari kita, namun insan Tzu Chi yang ada di sana turut memikul tanggung jawab untuk membantu negara dan masyarakat setempat. Saya merasa sangat tersentuh. Sehari sebelumnya saya masih bertanya, ”Banyak orang telah meninggalkan Bangkok, bagaimana dengan insan Tzu Chi?” Bagian divisi keagamaan menjawab bahwa tidak ada satu pun insan Tzu Chi yang meninggalkan Bangkok. Mereka tetap bertahan. Hal ini sungguh menyentuh. Baiklah, singkatnya, penyaluran bantuan membutuhkan waktu dan harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa di dunia. Untuk dapat memerhatikan wilayah yang luas kita butuh banyak relawan. Hanya melalui ajaran Dharma, baru benar-benar dapat menginspirasi orang untuk mengembangkan cinta kasih. Hal ini sangat penting. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.
|