Suara Kasih : Mempertahankan Niat Baik

   

Judul Asli:
Senantiasa Mempertahankan Niat Baik

Kondisi cuaca yang ekstrem membuat manusia hidup menderita
Tim TIMA di Cile mengadakan baksos pengobatan secara rutin    
Senantiasa memegang teguh niat yang baik
Mengadakan baksos pengobatan sekaligus menginspirasi orang lain

Lihatlah wilayah tengah dan selatan Taiwan yang diguyur hujan deras hingga mengakibatkan tanah longsor serta jalanan dan jembatan terputus. Curah hujan kali ini sama tingginya dengan curah hujan yang dibawa oleh topan berkekuatan ringan. Hal ini sungguh membuat orang resah. Setiap hari, saya membicarakan hal yang sama karena inilah yang tengah terjadi belakangan ini. Kita harus memanfaatkan kondisi dunia yang penuh bencana ini untuk menyadarkan semua orang akan prinsip kebenaran. Jika sekarang kita tidak memanfaatkan kesempatan dengan baik, maka kapan lagi?

Karena itulah, setiap hari saya berbicara tentang bencana dan segala peristiwa di dunia yang sangat memprihatinkan. Kita semua hidup di kolong langit dan berpijak di atas bumi yang sama. Namun, kini kita melihat daerah tertentu bersuhu sangat dingin sementara daerah lainnya sangat panas. Kondisi cuaca sungguh ekstrem. Orang di belahan bumi utara meninggal karena kepanasan, sedangkan yang di selatan meninggal karena kedinginan.

Ironisnya, orang-orang yang mampu malah melihat hujan salju sebagai kesempatan untuk bermain ski. Sementara sebagian orang lainnya mendaki gunung dan bermain air saat cuaca panas. Kita semua hidup di kolong langit dan berpijak di atas bumi yang sama. Namun, orang yang mampu dapat hidup bersenang-senang, sedangkan mereka yang tidak mampu hidup dalam ketidakberdayaan dan kondisi yang serba sulit.

Orang yang mampu membangun vila di tempat yang jauh, sedangkan orang yang tak mampu hidup serba kekurangan di tempat yang terpencil. Kesenjangan sosial ini bagaikan kondisi cuaca yang ekstrem. Suhu udara yang tinggi dan rendah ini sama seperti kesenjangan sosial dalam masyarakat. Dalam kondisi demikian, hanya orang yang memiliki kesadaran lah yang dapat melihat ketidakkekalan. Mereka tidak hidup bersenang-senang dan tak tega melihat orang lain menderita. Karena itu, mereka memanfaatkan waktu untuk bersumbangsih.
 

Tayangan yang kita saksikan ini adalah kondisi di Amerika Selatan. Musim dingin di Amerika Selatan tahun ini sungguh membuat warganya menderita. Beruntung insan Tzu Chi setempat terus memperhatikan warga tidak mampu di sana. Salah satunya adalah dr. Lin. Ia adalah seorang umat Kristiani. Namun, selama lebih dari 6 tahun ini, ia bergabung dalam TIMA dan bekerja sama dengan insan Tzu Chi Paraguay untuk mengadakan baksos pengobatan bagi warga setempat secara rutin.

Saya sungguh tersentuh melihatnya. Meski berbeda agama, cinta kasihnya terhadap semua orang tetap sama. Ia telah bersumbangsih dalam dunia medis Tzu Chi selama bertahun-tahun. Saya sungguh berterima kasih kepadanya.

Di Cile, baksos pengobatan juga telah mulai diadakan. Pada bulan Februari lalu, Cile diguncang gempa berkekuatan 8,8 SR. Kedahsyatan gempa ini membawa kerusakan parah. Dengan adanya jalinan jodoh ini, insan Tzu Chi segera menjejakkan kaki di negara ini untuk menyalurkan bantuan. Saat itulah kita mengenal salah satu dokter setempat, yakni dr. Yang. Sambil menyalurkan bantuan, kita berbagi kepada dr. Yang mengenai TIMA. Kemudian ia pun bertekad untuk mengadakan baksos kesehatan di Cile.

Musim dingin di Cile tahun ini jauh lebih dingin dari biasanya. Hal ini menyebabkan mayoritas masyarakat mengidap penyakit trakeitis dan pneumonia. Para relawan Tzu Chi memanfaatkan musim dingin ini untuk mengadakan baksos pengobatan sekaligus memberikan obat-obatan agar penyakit mereka segera sembuh.

Pada tanggal 24 Juli 2010, sebanyak sebelas dokter dan beberapa apoteker mengadakan baksos di permukiman kumuh. “Baksos Tzu Chi sangat membantu kami. Kami bahkan diberi obat-obatan. Kami adalah orang-orang tak mampu. Setiap kali akan berobat, kami harus menunggu sangat lama,” tutur salah satu pasien, yang bersyukur atas kegiatan baksos yang dilaksanakan.
  

Insan Tzu Chi juga berterima kasih kepada dr. Xu yang berpraktik di sebuah rumah sakit lokal. Untuk kegiatan baksos, ahli mata ini harus meminjam peralatan khusus dari rumah sakit tempat ia bekerja agar dapat memeriksa mata pasien. Ia memeriksa mata 33 orang pasien. Lewat pemeriksaan ini, kondisi mata pasien dan cara penanganannya dapat diketahui. Dari pemeriksaan tersebut ditemukan bahwa sebagian pasien bukan membutuhkan perawatan, melainkan kacamata.
Saya sungguh tersentuh melihat pemerintah setempat. Melihat sekelompok relawan yang bersumbangsih bagi warga tak mampu, pemerintah setempat pun tersentuh sehingga berinisiatif untuk turut bersumbangsih bagi warganya dengan menyediakan kacamata gratis. Cinta kasih para insan Tzu Chi juga menginspirasi para dokter untuk bergabung dalam TIMA, dan cinta kasih para dokter ini membuat pihak rumah sakit merasa tersentuh sehingga bersedia meminjamkan peralatan medisnya. Melihat semua pihak bekerja sama membuat kita merasa bersyukur, tersentuh, dan terkesan.

Perkembangan Tzu Chi di Cile sangat pesat. Meski baru berdiri awal tahun ini, namun tak sampai setengah tahun mereka telah menjalankan misi amal dan misi kesehatan Tzu Chi dengan penuh budaya humanis. Hal ini sungguh membuat orang tersentuh. Singkat kata, banyak hal menyentuh yang tak dapat diceritakan satu per satu.

Bagaimanapun, kondisi iklim di dunia ini terus berubah. Kita harus senantiasa berinteraksi dengan penuh cinta kasih yang tulus. Kita harus menyebarkan semangat cinta kasih ini dan terus menginspirasi orang lain. Semoga ketulusan dan cinta kasih semua orang dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa.

Semoga kita dapat selalu memiliki hati Buddha dan terus berjalan di jalan Bodhisatwa. Sungguh, kita harus mempraktikkan Dharma. Bila tidak, cuaca panas dan dingin yang ekstrem ini ini akan membuat kita yang hidup di belahan bumi mana pun merasa menderita. Baiklah, akhir kata, kita harus senantiasa bersyukur dan membebaskan semua orang dari penderitaan dengan hati yang penuh ketulusan.

Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi / Foto: Da Ai TV Taiwan
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -