Suara Kasih: Mempraktikkan Kebajikan

Judul Asli:

 

Mempraktikkan Kebajikan dan Menapaki Jalan Buddha

      

Menciptakan masyarakat yang penuh dengan cinta kasih
Memberikan manfaat kepada orang lain dan mewujudkan negara yang aman
Bank makanan menyediakan sayur dan buah         
Mempraktikkan kebajikan dan menapaki Jalan Bodhisatwa

Pada tanggal 6 Februari lalu, Kota Cebu di Filipina diguncang gempa dahsyat yang mendatangkan banyak bencana di sana. Melihat itu, insan Tzu Chi di Filipina merasa tak sampai hati. Karenanya, mereka mempersiapkan barang bantuan dan mengirimkannya dari Manila.

Beberapa hari lalu, barang bantuan  telah mulai dikirimkan  melalui sebuah perusahaan pelayaran. Demi berterima kasih atas kesungguhan hati insan Tzu Chi di Filipina, perusahaan pelayaran ini sangat bersukacita mengirimkan barang-barang bantuan secara gratis. Mereka berkata, “Inilah cara kami mengungkapkan terima kasih. Merupakan kebanggaan bagi kami bisa bekerja sama dengan organisasi Tzu Chi.” Inilah efek dari kekuatan cinta kasih. Berkat sumbangsih insan Tzu Chi setempat selama bertahun-tahun, setiap orang yang melihatnya merasa sangat tersentuh. Karenanya, setiap orang bersedia memberikan dukungan kepada Tzu Chi.

Lihatlah perusahaan pelayaran ini yang menjalin kerjasama yang baik dengan Tzu Chi dan bersedia mengirimkan barang bantuan secara gratis. Inilah Bodhisatwa dunia. Orang yang dapat mempraktikkan Enam Paramita barulah bisa disebut Bodhisatwa. Saya sering berkata bahwa  Dharma bagaikan air. Jadi, kebajikan yang unggul bagaikan air.  Ajaran kebajikan yang terunggul sungguh bagaikan air. Karena itu, dikatakan bahwa Dharma bagaikan air.

Setiap orang dapat mempraktikkan ajaran kebajikan ini. Tak peduli di negara mana pun, semuanya memerlukan ajaran kebajikan. Ajaran kebajikan ini harus dipraktikkan melalui tindakan nyata. Dharma bagaikan air yang selalu mengikuti bentuk wadahnya. Tak peduli di negara mana pun dan latar belakang budaya apa pun, mempraktikkan ajaran kebajikan ini. semua orang harus Ajaran ini bagaikan air yang dapat digunakan di mana pun. Jadi, air dapat memberi manfaat kepada semua makhluk tanpa syarat. Ini bagai setiap orang yang selalu bersumbangsih dengan penuh cinta kasih dan tanpa pamrih. Inilah Bodhisatwa dunia.

Bodhisatwa dunia memiliki belas kasih terhadap semua makhluk. Dengan memiliki belas kasih, akan penderitaan semua makhluk. mereka selalu ingat melihat manusia berada di dalam penderitaan, Bodhisatwa merasa tak sampai hati. Inilah ajaran kebajikan di dunia. Bodhisatwa bertekad melenyapkan penderitaan dan menjangkau semua tempat yang memerlukan pertolongan. Inilah Bodhisatwa yang mempraktikkan ajaran kebajikan bagai air yang memberi manfaat  kepada semua makhluk. Bodhisatwa bersumbangsih sesuai kebutuhan makhluk yang akan dibantu. Sebagian orang kaya akan materi, namun miskin akan cinta kasih. Karenanya, mereka sangat kikir untuk bersumbangsih bagi sesama.

Ajaran Buddha dapat mendidik orang yang mampu untuk menolong orang yang kurang mampu. Dengan demikian, orang yang kaya akan materi juga bisa terinspirasi untuk mengembangkan cinta kasih dan membantu sesama. Jadi, selain menikmati materi yang dimiliki, mereka juga dapat bersumbangsih tanpa pamrih dan memperoleh sukacita dalam Dharma. Bersumbangsih menggunakan ajaran kebajikan dan memperoleh sukacita setelah bersumbangsih lebih penting dibanding kaya akan materi karena segala kekayaan yang berwujud di dunia akan lenyap akibat ketidakkekalan. Akan tetapi, kekayaan dalam batin dan sukacita setelah menyerap Dharma ke dalam hati tak dapat direbut oleh siapa pun. Inilah yang disebut orang berada  yang kaya akan spiritual.

Kita dapat menggunakan Dharma untuk membantu orang yang hidup minim. Meskipun kekurangan benda materi, namun mereka memiliki kekayaan tak terbatas, yaitu kekuatan untuk bersumbangsih dan cinta kasih untuk membantu orang lain. Ajaran Buddha yang diajarkan di dunia juga merupakan ajaran kebajikan. Selain membimbing orang berada untuk membantu orang lain, kita juga harus membimbing orang yang kurang mampu untuk bisa kaya secara spiritual dan bersumbangsih dengan penuh cinta kasih.

Setetes demi setetes cinta kasih ini bagaikan air yang mengalir ke laut yang selamanya tak akan pernah kering. Setiap tetes air adalah air yang paling baik seperti air Dharma. Air dapat memberi manfaat kepada semua makhluk tanpa meminta pamrih. Ajaran kebajikan ini sungguh harus dipelajari dan dipraktikkan oleh setiap orang. Tadi saya melihat dalam siaran berita dikatakan bahwa 14 Februari adalah Hari Valentine, hari untuk merayakan cinta asmara. Sesungguhnya, adakah yang disebut cinta? Di dunia ini tidak ada cinta asmara yang abadi. Semua hanyalah kegelapan batin sesaat. Oleh karena itu, lihatlah, orang rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli bunga yang juga akan segera layu karena tiada yang kekal di dunia.

Kini, insan Tzu Chi tengah mensosialisasikan cukup makan 80 persen kenyang dan menggunakan 20 persen sisanya untuk membantu orang lain. Saat makan, orang yang hidup kesusahan. kita juga harus memikirkan Dari tayangan berita Da Ai TV, kita bisa melihat di Kanada  juga ada banyak orang yang hidup minim. Saat pertama kali insan Tzu Chi tiba di Kanada, mereka telah memikirkan bagaimana cara untuk membantu warga di sana. Karenanya, sejak tahun 1992, mereka telah mulai bekerja sama dengan bank makanan untuk membantu warga di sana.

Sekelompok relawan dari Yayasan Buddha Tzu Chi telah membantu kami membagikan barang bantuan dalam jangka waktu yang sangat lama. Saya sungguh berterima kasih atas bantuan mereka. Tanpa bantuan mereka, mustahil bagi saya bisa menjalankan bank makanan ini. Salah satu hal yang menojol dari insan Tzu Chi  adalah mereka selalu menebarkan senyuman. Kehangatan dan senyuman indah insan Tzu Chi saat menyalurkan bantuan, sungguh telah menginspirasi warga yang datang menerima bantuan.

Kita dapat melihat bank makanan yang kekurangan buah dan sayuran segar. Karena itu, insan Tzu Chi meminta sebidang tanah kosong kepada pemerintah setempat  agar mereka dapat bercocok tanam dan mendonasikan hasil panennya kepada bank makanan. Insan Tzu Chi pun berkata, “Master memberi tahu kita bahwa membina diri haruslah melenyapkan rumput liar dalam batin. Sesungguhnya, kita dapat menjadikan ladang ini sebagai ladang pelatihan diri.” Inilah Dharma. Mereka sungguh telah menyelami Dharma dan menyerap kebajikan yang unggul ke dalam hati mereka.

Saat air Dharma membasahi batin mereka, mereka akan menggunakan air dalam batin untuk membasahi bumi agar sayuran dan buah-buahan bisa diberikan bagi orang yang membutuhkan. Inilah lingkaran cinta kasih dan kebajikan yang unggul bagaikan air. dan kebajikan yang unggul bagaikan air. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Melihat insan Tzu Chi menyerap Dharma memiliki Buddha di dalam hati, dan mempraktikkan Dharma dalam keseharian, saya sungguh berterima kasih.

Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -