Suara Kasih: Menapaki Jalan Kebenaran
Judul Asli:
Melepaskan lampion terbang bisa mendatangkan bahaya | |||
Kita dapat melihat bahwa sejak 3 tahun silam insan Tzu Chi di Malaysia sudah mulai menggelar pementasan Sutra Makna Tanpa Batas di 9 negara bagian dengan total 10 titik di Malaysia. Dua hari lalu, pementasan adaptasi Sutra kembali digelar di Penang dengan skala lebih besar dari tahun 2009 lalu. Orang yang bisa menyanyi dan melantunkan Sutra semakin banyak. Orang yang memperagakan isyarat tangan juga semakin banyak. Para tamu yang pernah menghadiri pementasan tiga tahun silam, tahun ini juga turut berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra. “Saat ini, kita tengah bekerja keras untuk menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Ini membuat saya teringat bagaimana saya dahulu terinspirasi untuk bergabung dengan Tzu Chi. Karena itu, saya berpartisipasi dalam pementasan kali ini. Saya ingin mengerahkan segenap kekuatan saya untuk menginspirasi lebih banyak budiman bergabung dengan Tzu Chi,” ucap seorang relawan. Banyak relawan yang terinspiasi dan kini telah menjalani pelatihan. Mereka juga berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra kali ini. Berhubung partisipan terlampau banyak, panggung pun menjadi sedikit rusak. Jadi, dalam mendirikan panggung tinggi seperti ini, kita sungguh harus berhati-hati. Beruntung, tidak ada orang yang terluka. | |||
| |||
Akan tetapi, semua itu hanya untuk memenuhi nafsu keinginan. Demi memenuhi nafsu keinginan sesaat, orang-orang berkumpul dan terus berdesak-desakan untuk melepaskan dan menikmati lampion terbang. Mengapa mereka tidak memahami bahwa Mengapa mereka tidak memahami bahwa segala sesuatu yang mereka lihat hanyalah rupa dan warna belaka? Akibat nafsu keinginan, manusia terbuai oleh rupa sehingga menciptakan banyak karma buruk yang mendatangkan banyak bencana. Mengapa manusia tidak berpikir untuk melampaui nafsu terhadap rupa ini dan berfokus untuk melatih batin? Manusia selalu berada dalam lautan keinginan. Mengapa mereka tidak berusaha untuk melampauinya? Jika dapat melepaskan diri dari kendali nafsu keinginan, maka kita akan bisa hidup damai tanpa beban. Inilah kondisi batin yang paling indah, yakni kondisi batin yang hening dan jernih. Batin yang hening ini bagaikan langit yang tiada batasnya. Alangkah baiknya jika setiap orang bisa memiliki batin yang indah seperti ini. Mengapa harus pergi berdesak-desakan? Ini sungguh berbahaya. Beruntung, ada sekelompok polisi dan petugas pemadam kebakaran yang terus bersumbangsih secara diam-diam. Selain itu, setelah acara selesai, petugas kebersihan juga harus bekerja keras. Sesungguhnya, polisi dan petugas pemadam kebakaran juga sangat tegang. Mereka harus senantiasa waspada demi mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Mereka sungguh telah bekerja keras. | |||
| |||
Insan Tzu Chi selalu berterima kasih kepada polisi dan petugas pemadam kebakaran. Sejak akhir tahun hingga Tahun Baru Imlek, insan Tzu Chi selalu mengunjungi mereka demi mengungkapkan rasa terima kasih dan hormat kepada mereka. Insan Tzu Chi berkata kepada polisi, “Berkat kalian, keselamatan masyarakat bisa terjaga.” Polisi juga berkata kepada insan Tzu Chi, “Hanya kalian yang bisa memahami kerja keras kami. Hanya kalian yang begitu perhatian dan terus mencurahkan cinta kasih kepada kami.” Inilah sikap saling berterima kasih. Melihat tayangan tadi, kita sungguh harus senantiasa bersyukur. Lihatlah, insan Tzu Chi sungguh mengagumkan. Mereka terjun ke jalan-jalan besar dan gang-gang kecil serta tempat yang ramai pengunjungnya demi mensosialisasikan kegiatan daur ulang, mengingatkan warga agar tidak membuang sampah sembarangan, serta mengimbau warga untuk senantiasa menghargai sumber daya alam. Insan Tzu Chi di seluruh Taiwan melakukan hal yang sama. Mereka sungguh adalah Bodhisatwa dunia yang melindungi bumi dengan cinta kasih. Kita juga melihat selama 8 hari ini insan Tzu Chi dari 10 negara mengikuti kebaktian Sutra Bunga Teratai yang digelar di Griya Jing Si. Lebih dari 20.000 relawan setiap harinya mengikuti kebaktian Sutra Bunga Teratai melalui konferensi video. Insan Tzu Chi sungguh melewati Tahun Baru dengan penuh makna. Waktu terus bergulir. Setelah mengikuti kebaktian pada liburan 8 hari ini, hari ini setiap orang sudah kembali menjalani rutinitas normal. Saya berharap setiap orang bisa mempertahankan kegigihan yang dibangkitkan pada awal tahun. Resolusi satu tahun dibuat pada awal tahun, rencana satu hari dibuat pada pagi hari. Kita harus senantiasa memanfaatkan setiap waktu yang ada. Terima kasih. Saya juga mendoakan kalian semoga setiap hari kalian selalu aman, giat, serta dipenuhi berkah. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou ) | |||