Suara Kasih: Menciptakan Desa Teladan

Judul Asli:

 

   Menciptakan Desa Teladan

 

Mengajarkan keterampilan agar dapat hidup mandiri
Menciptakan lingkungan hidup yang indah
Warga Shanlin hidup dengan tenteram dan damai
Menjadikan Shanlin sebagai desa teladan

“Ini adalah kunci rumah Anda,” kata seorang relawan. “Kalian telah mempersiapkan semuanya buat kami. Kami tak perlu membawa apapun,” kata seorang warga dengan haru. Relawan pun menjawab, ”Kalian hanya perlu membawa senyuman ke sini.” “Setiap hal yang kalian lakukan untuk kami, sungguh membuat kami tersentuh,” kata warga itu menambahkan.

Kita lihat, jika cinta kasih dari banyak orang terhimpun, maka semua orang di dunia bagaikan satu keluarga. Jika kita dapat membuka hati dan hidup harmonis dengan sesama di muka bumi ini, bukankah kita bagaikan satu keluarga? Saat semua orang mengembangkan cinta kasih dan mengumpulkan kekuatan ini bersama-sama maka akan terhimpun kekuatan yang sangat besar.

Apakah kalian masih ingat bencana yang terjadi lebih dari 2 tahun lalu? Topan Morakot telah membawa kerusakan parah di Taiwan. Kerusakan yang terjadi mengakibatkan penderitaan warga  yang hidup di pegunungan semakin bertambah. Mereka tak hanya kehilangan tempat tinggal, namun juga kehilangan keluarganya. Pada saat itu,  insan Tzu Chi bergegas memberikan penghiburan  dan mendirikan tempat tinggal  untuk korban bencana.

Tim medis Tzu Chi secara bergiliran memberikan pelayanan kesehatan. Pada saat siang hari, para dokter  mengadakan kunjungan untuk memberikan pelayanan medis kepada korban yang tinggal di pedalaman. Selain memberikan perhatian, para dokter juga menyediakan obat bagi mereka. Para dokter harus membawa 10 hingga 20 bungkus obat dan terus berkeliling dari rumah ke rumah. Tim medis kita juga mendirikan posko kesehatan dan dalam jangka waktu yang panjang terus memberikan perhatian kepada korban bencana.Semua itu masih jelas dalam benak saya.

Insan Tzu Chi juga bekerja siang dan malam selama 88 hari demi menyelesaikan Perumahan Cinta Kasih Shanlin agar sekitar 600 keluarga dapat melewati Imlek dengan tenang di sana.

Setelah Tahun Baru Imlek, banyak keluarga telah pindah ke sana. Agar kehidupan mereka bisa kembali normal, kita pun mengundang  pengrajin keterampilan tradisional, seorang guru dari suku asli untuk membuka kelas pelatihan di Perumahan Cinta Kasih Shanlin dan mengajarkan keterampilan kepada mereka. ”Saya senang bisa mendapatkan tempat tinggal  dan pekerjaan di sini. Walaupun penghasilan tak banyak,  namun di saat bersamaan saya bisa merawat anak. Kami tak pernah memperhitungkan berapa pendapatan yang diperoleh selama ini. Bagi kami, bisa melewati hidup dengan bahagia, itulah yang terpenting,” kata seorang warga.

“Saya tak pernah memperhitungkan penghasilan. Walaupun hanya memperoleh sedikit, saya sudah cukup bahagia. Tanpa bimbingan para relawan, kami tak bisa membuat lampu LED ini. Kami berharap melalui cahaya lampu ini, kami bisa menemukan arah hidup yang benar,” kata warga lainnya. Kehidupan para korban pascabencana yang tinggal di Perumahan Cinta Kasih Shanlin  telah kembali normal. Beberapa hari lalu diadakan  upacara penempatan rumah baru di sini. Ini merupakan penempatan gelombang kedua. Sekitar 200 keluarga menempati rumah baru yang penuh kehangatan. Walaupun Topan Morakot  mendatangkan kerusakan yang parah,  namun insan Tzu Chi di seluruh dunia  telah terpanggil untuk membantu sesama. Insan Tzu Chi dari 52 negara terlibat dalam proses pembangunan kali ini.

Kini, pembangunan masih tetap berlanjut. Pada bulan 7 imlek lalu,  saya berkunjung ke sana untuk melihat kehidupan mereka. Di setiap halaman rumah mereka terdapat taman dengan tanaman yang indah. Setiap rumah di sana  didekorasi dengan gaya yang berbeda. Mereka sungguh kreatif. Yang terpenting dalam kunjungan saya adalah melihat pembangunan sekolah di sana. Perumahan Cinta Kasih ini  telah ditempati oleh lebih dari 1.000 kelurga. Oleh karena itu,  kita harus mendirikan sekolah agar anak-anak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan.

 

Proyek pembangunan sekolah telah hampir rampung. Seluruh konstruksi bangunan terlihat sangat aman dan kokoh. Melihat semua itu, hati saya merasa tenang. Kita juga melihat Asosiasi Guru Tzu Chi  yang memberikan bimbingan kepada anak-anak. Saat awal mengajari anak-anak, mereka sangat tidak penurut. Para guru harus sangat berhati-hati karena jika merasa kesal anak-anak tidak akan mau belajar lagi. Namun kini mereka sangat berpengertian. Sikap mereka telah banyak berubah. Jika bertutur kata  dan berperilaku buruk, meski memiliki hati yang baik, kita tetap bukanlah orang baik. “Saat pertama bertemu dengannya, ia suka melontarkan kata-kata kotor dan sering memarahi orang. Namun kini ia sungguh berbeda,” kata seorang guru. Intinya, selain memberikan  bantuan kepada mereka kita juga membawakan penghiburan . Agar hati mereka tenang  kita juga membangun tempat tinggal bagi mereka.

Mereka baru tinggal di sana kurang lebih 1 tahun, namun, kita bisa melihat betapa indahnya lingkungan hidup mereka yang dipenuhi dengan berbagai tanaman. Melihat itu, hati saya merasa tenang. Ini karena kita telah memberikan  tempat tinggal kepada mereka dan mendirikan sekolah bagi anak-anak mereka. Semoga anak-anak di sana  memiliki masa depan yang cemerlang. Di depan rumah mereka  juga ditanami sayuran dan buah-buahan. “Karena disebut desa teladan, kami ingin menatanya seapik mungkin  agar orang yang berkunjung ke sini bisa merasakan keindahan desa ini,” kata salah seorang warga, “untuk itu, kita saling berlomba  untuk menanam dan menata tanaman  agar terlihat indah dan apik. Selain itu, juga ditanam berbagai sayuran.” “Apakah kalian melakukan daur ulang di sini?” tanya relawan. “Ya, ada. Kami akan terus melakukannya. Dulu, saat kami masih tinggal di pegunungan,  kami selalu membuang sampah sembarangan. Sekarang kami tak boleh begitu lagi. Ini demi kelestarian lingkungan kita. Kami bisa tinggal   dan menikmati kehidupan di sini adalah berkat bantuan kalian semua. Kami tak punya uang untuk bersumbangsih, untuk itu kami hanya mengerahkan sedikit waktu dan tenaga untuk melakukan daur ulang demi keindahan lingkungan,” jawab warga tersebut.

Intinya, jika semua orang di dunia ini mengembangkan cinta kasihnya dan menghimpun niat bajik, walaupun hanya sedikit maka akan tercipta kekuatan yang besar. Namun kita juga dapat memberikan mereka kesempatan untuk membantu sesama agar setiap orang memiliki kehidupan yang damai dan tenteram. Dengan masyarakat yang damai, negara kita akan menjadi makmur dan anak-anak akan memperoleh pendidikan yang baik.

Inilah yang dapat kita lihat dari Desa Shanlin. Sesungguhnya, kita juga membangun sebuah desa lagi di Laiyi, Pingtung. Proses pembangunan telah dimulai. Saya yakin, untuk ke depannya desa ini juga akan berkembang dengan makmur dan masyarakat di sana juga dapat hidup dengan tenteram. Ini semua berkat himpunan cinta kasih dari semua orang yang menciptakan sebuah kekuatan besar. Karena itu, saya terus mengimbau kalian agar tidak bersikap konsumtif, rajin, dan hemat. Kita harus mengerahkan kekuatan untuk membantu korban bencana agar setiap orang dapat hidup aman dan sejahtera.

 

 

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -