Suara Kasih: Mengembangkan Berkah dan Kebijaksanaan
Judul Asli:
Bodhisatwa daur ulang giat mendengar Dharma | |||
“Kami adalah kelompok bidadari pembersih lorong Sutra Teratai. Orang-orang menyebut kami dengan ’Tujuh Bidadari’. Berhubung jumlah kami sangat banyak, maka kami disebut ’Bidadari Pembersih Lantai’. Orang zaman dahulu berpikir bahwa lansia yang sudah berusia 80-an tahun tak perlu bekerja lagi. Cukup mengulurkan tangan dan membuka mulut, sudah ada makanan dan minuman, itu dianggap menikmati hidup. Benarkah begitu? Kami dipenuhi sukacita setiap pagi. Setiap pagi-pagi sekali, kami sudah datang ke Aula Jing Si agar bisa mendengar ceramah Master, mendalami Dharma, dan menggarap ladang berkah. Kami semua sangat gembira menjadi relawan ladang berkah. Sungguh, semakin banyak bersumbangsih,semakin banyak pula manfaat yang kita peroleh. Jika tidak bersumbangsih, kita sendiri yang akan rugi,” cerita seorang relawan. Pada perjalanan kali ini, saya mendengar banyak kisah menyentuh yang tak sempat saya ceritakan satu per satu. Akan tetapi, itu semua membuktikan hakikat kebuddhaan di dalam diri setiap orang. Setiap orang memiliki hakikat Buddha yang murni. Baik dalam diri orang orang tua, anak muda, maupun anak kecil, semuanya terlihat hakikat kebuddhaan yang jernih tanpa noda. Mereka sangat menggemaskan. Saya sangat senang melihatnya. Lihatlah para Bodhisatwa lansia di atas panggung ini. Mereka semua memiliki pengalaman hidup yang sangat berlimpah. Kini mereka sudah berusia lanjut dan memiliki anak-anak yang berbakti. Setiap orang dari mereka memiliki keluarga yang layak disebut keluarga bahagia. Akan tetapi, mereka yakin bahwa selain kebahagiaan dalam keluarga, masih ada kebahagiaan yang lain, yaitu terjun ke komunitas dan masyarakat untuk memikul tanggung jawab atas dunia. Mereka sungguh lansia yang bijaksana. Meski memiliki keluarga yang baik dan bahagia, mereka tetap berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang. Setiap orang melakukannya dengan gembira. Saat mendengar mereka berbagi kisah, saya sungguh merasa tersentuh. Kini, mereka juga mengikuti ceramah pagi saya yang terhubung lewat konferensi video. Setiap pagi, sebelum matahari terbit, mereka sudah berkumpul di kantor Tzu Chi. Saya mendengar bahwa mereka tak pernah berhenti mendalami Dharma. Mereka mendengar dan mengingat setiap ucapan saya di dalam hati. Setelah mendengar, mereka tidak melupakannya begitu saja. Tidak. Mereka mempraktikkan setiap ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Meski sudah berusia lanjut, mereka masih bisa menerima ajaran Buddha, kemudian mempraktikkannya dalam keseharian. Saya sungguh gembira melihatnya. | |||
| |||
Akan tetapi, ibu tua itu hanya ke posko daur ulang beberapa kali karena dia tidak terlalu suka bergerak. Sebaliknya, bapak tua itu sangat gembira saat berada di posko daur ulang. Karena itulah, dia ke sana setiap hari. Kini, perbandingan tingkat kesembuhan sepasang suami istri ini sudah terlihat. Bapak tua itu sudah perlahan-lahan pulih dan dinyatakan hampir 80 persen sembuh dari penyakitnya, sedangkan kondisi ibu tua itu semakin memburuk. Saya bertanya, “Mengapa demikian?” Dokter menganalisa kasus ini dan berkata, “Karena di posko daur ulang ada banyak orang baik yang bertutur kata baik.” “Semua orang berbagi tentang hal-hal yang baik. Karena itu, sel-sel baik di dalam otak menjadi lebih berfungsi dan aktif dan sel-sel yang buruk perlahan-lahan menjadi pasif. Sel yang baik menjadi aktif.” Benar. Ini juga merupakan cara untuk mencegah penyakit Alzheimer, pentingnya cara hidup yang benar. Kali ini, saya juga bertemu seorang lansia berusia 94 tahun yang akan dilantik tahun ini. Dia berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang bersama dengan putrinya. Dia melakukannya dengan sangat gembira. Lewat praktik mazhab Tzu Chi, kita bisa melihat apakah sesungguhnya kehidupan yang bahagia itu. Meski usia kehidupan manusia terbatas, tetapi jiwa kebijaksanaan kita tidak berbatas. Kebijaksanaan manusia tidaklah berbatas. karena sudah berusia lanjut, banyak hal yang tak mampu kita lakukan. Kita masih mampu. Lihatlah lansia berusia 90-an tahun yang akan menjalani pelantikan. Bagaimana bisa tidak mampu? Dia sudah menyerap Dharma ke dalam hati dan mengingatnya di dalam hati. Harapannya adalah berguru kepada saya dan dilantik menjadi anggota komite. | |||
| |||
Acara tadi malam sangat menarik. Saya mendengar “Lembu Kecil” berbagi Dharma hingga lebih dari 20 menit. Dari segala yang dia dengar dan lihat belakangan ini, bahkan dari laporan berita malam, semuanya dapat dia ringkas dan hubungkan dengan Dharma demi mengingatkan setiap orang agar mendengar dan menyerap Dharma ke dalam hati. Lihatlah, meski masih kecil, tetapi di dalam kesadarannya, ajaran Buddha sangatlah jelas. Apakah kalian percaya dengan kelahiran kembali? Pada kehidupan lampau, dia pasti sudah mendalami ajaran Buddha dan menapaki Jalan Tzu Chi sehingga pada kehidupan ini, kesadarannya tetap begitu jernih dan murni. Kita tidak bisa tidak memercayainya. Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Karena itu, pada kehidupan ini, kita harus teguh dalam melatih diri agar pada kehidupan mendatang, kesadaran kita tetap sangat jenih dan murni. Sekelompok Bodhisatwa cilik itu masing-masing memiliki kemampuan yang tinggi. Jika berinteraksi dengan mereka, kalian akan menyadari bahwa di dalam batin mereka terkandung banyak semangat Dharma yang sangat jenih. Singkat kata, waktu tidak pernah cukup bagi kita untuk berbagi kisah-kisah yang menyentuh. kita harus mendokumentasikannya. Kita membutuhkan para relawan dokumentasi untuk mendokumentasikan berbagai kisah yang menyentuh demi menjadi saksi sejarah zaman sekarang, mengukir sejarah bagi umat manusia, dan menulis sejarah bagi Tzu Chi. Ini semua sangatlah penting. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia ) | |||