Suara Kasih: Menghadapi Rintangan

Judul Asli:

 

Menghadapi Rintangan dengan Kesatuan Tekad

 

Saya sering berkata bahwa semua ajaran agama tak bisa luput dari 1 kata yakni cinta kasih.  Ada pula yang menyebutnya cinta kasih ataupun kebajikan. Di Tzu Chi, kita kerap menyebutnya  sebagai cinta kasih universal. Itu adalah arah yang benar dalam kehidupan. Mengapa kita harus membina diri? Sesungguhnya, tujuan membina diri adalah mempelajari prinsip kebenaran hidup.

Apakah tujuan kita datang ke dunia? Mengapa kita bisa terlahir di dunia dan mengapa kita harus mati? Di dalam perjalanan hidup kita dari lahir hingga mati, ada banyak hal yang harus kita kejar dan pelajari. Contohnya saya. Sejak lahir hingga sebelum meninggal dunia, saya merasa masih banyak tanggung jawab yang harus dipenuhi. Tanggung jawab saya sangat berat karena Tzu Chi memiliki Empat Misi suci dan Delapan Jejak Dharma. Tanggung jawab tersebut memang berat, tetapi saya rela memikulnya.

Dalam kerelaan tersebut, saya juga kerap menemui berbagai rintangan  yang tak diketahui orang lain. Meski demikian, saya sering berkata kepada insan Tzu Chi kita harus menganggap kesulitan sebagai berkah. Kehidupan seseorang bisa dikatakan penuh berkah jika ia bisa bersumbangsih bagi orang lain. Saya tak tahu seberapa panjang usia saya, namun saya tahu seberapa luas saya harus menyebarkan cinta kasih tersebut. Salah satu misi dalam Delapan Jejak Dharma adalah menyalurkan bantuan internasional ke negara-negara yang tertimpa bencana. Setiap kali sebelum menyalurkan bantuan, kita selalu membuat rencana dengan matang, mempertimbangkan keselamatan relawan, serta memperhatikan kebutuhan korban bencana. Setiap sen digunakan untuk membantu orang yang benar membutuhkan pertolongan. Saat menyalurkan bantuan, insan Tzu Chi selalu membuka lebar tangannya untuk merangkul orang yang menderita serta membawakan penghiburan kepadanya.

 

Insan Tzu Chi selalu bersumbangsih dengan penuh ketulusan dan cinta kasih. Mereka tak hanya mengorbankan waktu, namum juga memakai uangnya sendiri. Tak peduli berapa berat dan sulit pekerjaan itu, tujuan mereka hanya satu yakni membawakan ketenangan dan rasa percaya diri kepada korban bencana untuk dapat bangkit kembali. Mereka tak meminta imbalan apapun. Mereka hanya berharap bisa membawakan ketenangan dan kehidupan yang stabil agar korban bencana dapat bangkit kembali serta bisa berjalan di arah yang benar. Inilah insan Tzu Chi. Mereka rela bersumbangsih tak peduli seberat apa pun pekerjaan itu.

 

Perlu kita ketahui bahwa keindahan Tzu Chi terletak pada sumbangsih semua orang yang tak mengharapkan pamrih. Ini lah ajaran Buddha yang telah dipraktikkan oleh semua insan Tzu Chi. Buddha mengajarkan kita untuk membuka hati,bersumbangsih tanpa pamrih dan keterikatan. Yang ada di benak kita hanyalah memberi.

Untuk mencapainya, kita harus bersatu hati dan saling bergandengan tangan. Kita harus memiliki kesatuan tekad dan langkah serta semangat yang sama dalam bersumbangsih. Ada orang yang berkata bahwa, “Kalian adalah orang Taiwan’. Tzu Chi cukup membantu warga Taiwan saja.” Perlu kita ketahui, kita semua hidup di atas bumi dan di bawah langit yang sama. Saat terjadi bencana, seluruh bumi ini juga akan terkena dampaknya. Saat bumi pertiwi tak sehat dan terluka, maka manusia juga tak bisa hidup dengan aman. Kita harus menginspirasi semua orang di dunia untuk bersama-sama membangkitkan cinta kasih terlepas dari agama yang dianutnya. Tak peduli apa pun istilah yang dipakai, semuanya tak bisa luput dari cinta kasih. Agama mengajarkan prinsip kehidupan agar kita bisa mempelajari dan mempraktikkannya dalam keseharian. Jadi, mulai sekarang, kita harus senantiasa menghargai berkah dan memanfaatkan kehidupan ini untuk menciptakan berkah bagi orang lain.

Inilah pandangan yang harus kita miliki dalam kehidupan ini agar dapat memahami kebenaran hidup. Di dalam Tzu Chi, kita memiliki Empat Misi, salah satunya adalah misi amal yang akan menjangkau semua penderitaan di dunia. Sedangkan di dalam Misi Kesehatan, kita akan menjumpai banyak orang yang sakit. Dokter akan menyembuhkan penyakit mereka  dengan penuh cinta kasih. Perawat juga adalah Bodhisatwa dunia yang mengasihi semua umat manusia  bagaikan Bodhisatwa Avalokitesvara.

 

 

Saya sangat berterima kasih kepada seluruh staf medis dari Rumah Sakit Tzu Chi yang melindungi kehidupan dan kesehatan pasien dengan penuh cinta kasih. Setiap hari saya selalu dipenuhi rasa syukur. Misi pendidikan juga sangat penting. Tanpa pendidikan, apakah mungkin kita memiliki dokter, perawat, apoteker, ataupun teknisi laboratorium? Semua itu harus melalui pendidikan. Karena itu, saya juga berterima kasih kepada Misi Pendidikan. Begitu juga dengan Budaya Kemanusiaan Tzu Chi. Misi ini mengobati penyakit pasien tanpa resep obat dan proses operasi.

 

Misi ini mengembangkan kebijaksanaan dan pengetahuan manusia dengan melenyapkan kotoran batin menggunakan aliran air Dharma yang jernih.

Bodhisatwa sekalian, setiap hari saya berterima kasih kepada kalian. Tak peduli Anda bekerja di misi apa, saya juga mesti berterima kasih atas kesungguhan hati dan dedikasi kalian. Meski Tzu Chi merupakan organisasi non profit, namun semua orang memiliki kesatuan hati dan tekad dalam bersumbangsih untuk menolong orang yang menderita. Jika semua orang memiliki kesatuan hati untuk menyebarluaskan cinta kasih dan menginspirasi orang lain mengembangkannya, maka otomatis batin manusia akan selaras dan 4 unsur alam juga akan berjalan seimbang. Karena itu, kita harus berusaha sekuat tenaga untuk mengesampingkan urusan pribadi karena urusan di bumi ini  jauh lebih penting dibanding urusan kita.

Karena setiap orang telah memilih jurusan dan mengembangkannya sesuai tekad. Dari pekerjaan itu muncullah tanggung jawab. Inilah yang dinamakan dengan misi. Jika kita dapat mengembangkan misi itu, kita akan dapat menemukan tujuan dalam hidup. Jika pekerjaan dan tekad digabung menjadi satu, dan mulai melakukannya, bukankah mereka akan berjalan serempak? Kita tak boleh cepat menyerah saat menemui sedikit rintangan saja. Bila hal itu benar, lakukan saja! Kita harus selalu memandang ke depan. Jika kita bisa mencapainya, maka tidaklah sulit bagi kita  untuk menyelamatkan batin manusia. Kita akan memiliki kekuatan untuk menyelamatkan dunia asalkan semua orang dapat menyatukan batin dan fisik. Inilah yang disebut bekerja sama dengan harmonis. Dengan bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan saling mendukung maka kita akan dapat saling menginspirasi dan menjadi teladan  dalam mengembangkan cinta kasih. Diterjemahkan oleh Karlena Amelia.

 

 

Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -