Suara Kasih: Menghargai Waktu dan Giat Melatih Diri

 

Judul Asli:

Menghargai Waktu dan Giat Melatih Diri, Mewujudkan Masyarakat Harmonis

Bangun pagi untuk melatih diridan menghargai setiap waktu
Baksos kesehatan mengantarkan kehangatan cinta kasih
Mementingkan pelestarian lingkungandemi melakukan daur ulang
Menciptakan masyarakat yang damaidan menyerap Dharma ke dalam hati

 

Kita bisa melihat seorang Bodhisatwa lansia bernama Li Zhang-ji yang sangat menghargai waktu. Tahun ini dia sudah berumur 80 tahun. Setiap hari pukul 1 dini hari, dia sudah keluar rumah dan berjalan kaki dari Danshui menuju Kompleks Tzu Chi Guandu. Dia selalu menjadi orang pertama yang tiba di Komplek Tzu Chi Guandu. Mendengar dia begitu tekun dan bersemangat dan tak gentar oleh terpaaan angin dan hujan, saya sungguh merasa kagum dan tersentuh. Namun, saya juga merasa sedikit khawatir karena usianya sudah lanjut. Saya yakin saat ke Kompleks Tzu Chi Guandu, dia merasa seperti pulang ke kampung halaman batin. Saya rasa demikian. Jika tidak, mengapa dia begitu bersikeras untuk berjalan kaki mulai pukul 1 dini hari ke “Griya Jing Si kecil” dan tiba di sana  sekitar pukul 3 pagi setiap hari?

Dia berkata bahwa dia ingin menjalani kehidupan layaknya di Griya Jing Si, Hualien. Karena itu, setiap hari sekitar pukul 3 pagi, dia sudah berada di ruang kebaktian untuk menyusun bantal duduk dan lain-lain. Dia sangat tekun dan bersemangat. Ada relawan yang ingin menjemputnya dengan menggunakan kendaraan, tetapi dia menolak. Dia berkata bahwa berjalan kaki dengan tulus sama seperti sedang melakukan ritual namaskara. Dia memiliki tekad yang teguh. Bodhisatwa sekalian, lihatlah tekad yang tak tergoyahkan dan ketulusan hati Bodhisatwa lansia ini, bagaimana boleh kita tidak meneladaninya?

Kita juga bisa melihat di Yordania. Kali ini, anggota TIMA beserta insan Tzu Chi dari Taiwan yang berjumlah 22 orang bersama-sama pergi ke Yordania. “Ini pertama kalinya TIMA mengadakan baksos kesehatan di Yordania. Matangnya jalinan jodoh ini karena Kakak Qiu-hua pernah menceritakan tentang kunjungannya ke tempat pengungsian. Dia melihat banyak anak-anak yang memerlukan perawatan gigi,” ujar Xie Jin-long, Dokter TIMA Taiwan.

 Selama 8 hingga 9 hari ini, mereka berkunjung ke permukiman kumuh, pusat pendidikan khusus, panti jompo, dan tempat pengungsian. Cinta kasih mereka telah menggerakkan hati warga setempat. “Ini sangat menakjubkan. Sangat luar biasa. Sungguh. Mereka tidak merasa ini adalah pekerjaan. Mereka menganggap ini adalah bersumbangsih, bukan hanya bekerja. Mereka sangat luar biasa. Sungguh,” ucap Ameed, Dokter gigi Yordania. “Banyak orang di sini yang membutuhkan perawatan gigi, tetapi tidak bisa berobat ke dokter gigi. Saya punya sebuah harapan sejak berkunjung ke Taiwan lima tahun lalu, yakni ingin membentuk tim TIMA yang besar dan sukses di Yordania,” tambah Noor Kutkut, Pendiri TIMA Yordania.

Dokter gigi setempat juga turut berpartisipasi. Melihat dokter dari Taiwan begitu teliti, perhatian, dan penuh cinta kasih, dia pun menyatakan bahwa kelak dia ingin bergabung menjadi anggota TIMA. Dia juga berharap suatu hari nanti dia berkunjung ke Taiwan. Selain itu, juga ada seorang bapak yang menjadi pengemudi bagi insan Tzu Chi. Saat mengemudi, dia sambil mendengar bagaimana Tzu Chi berkontribusi dengan penuh cinta kasih dan keharmonisan. Karenanya, dia merasa sangat tersentuh. Setelah tiba di tempat tujuan dan memarkirkan mobilnya, dia pun segera membantu mengangkat barang berat sekaligus menjadi relawan penerjemah. Apa pun bantuan yang kita perlukan, dia segera membantu kita. Melihat interaksi penuh cinta kasih ini, saya bisa merasakan keindahan hidup.

Keindahan kehidupan ini terletak pada interaksi penuh cinta kasih dan perhatian antarsesama. Inilah Bodhisatwa dunia yang sesungguhnya. Sesungguhnya, setiap kali melihat orang-orang yang membutuhkan, hati saya selalu merasa bergetar dan tak sampai hati melihatnya. Lihatlah, betapa patuhnya anak-anak di tempat pengungsian. Mereka sangat polos dan patuh. Meski barang bantuan yang kita berikan sangat sedikit, tetapi mereka sangat menghargainya. Mereka sangat menghargai barang bantuan kita dan sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi Taiwan yang datang dari jauh demi membantu mereka. Melihat kondisi mereka, saya sungguh merasa tidak tega. Namun, apa yang bisa kita lakukan? Kita hanya bisa menyebarkan benih cinta kasih hingga semakin banyak dan meluas agar setiap orang memiliki kesempatan untuk segera berkontribusi dan mencurahkan perhatian kepada orang di sekitar. Dengan demikian, kekuatan cinta kasih akan lebih cepat berkembang sehingga orang-orang yang menderita bisa segera mendapatkan bantuan.

Kita juga bisa melihat, beberapa hari lalu, di Stasiun Kereta Api Kunming terjadi sebuah serangan teroris. Lebih dari 100 orang yang mengalami luka-luka segera di antar ke RS yang berbeda-beda. Rumah Sakit Rakyat 1 mengundang relawan dari 3 organisasi untuk menghibur para korban yang terluka. Selama beberapa hari ini, sebanyak 12 insan Tzu Chi juga pergi menghibur para korban secara satu per satu. Saya merasa bahwa ini juga merupakan cara yang sangat baik karena antarsesama bisa saling berkomunikasi dan saling memberi penghiburan. Pengaturan seperti ini juga sangat baik.

 

Kita juga melihat di Australia. Dalam rangka Hari Bersih-bersih Australia, insan Tzu Chi melakukan daur ulang, membersihkan jalan, dan lain-lain. Baik orang tua, anak muda, maupun anak-anak, semuanya bergerak untuk melindungi bumi. Kita juga bisa melihat di Distrik Baodi di Tianjin, Tiongkok. Selama lebih dari seabad, pekan kelenteng di sana telah ditiadakan. Namun, tahun lalu, pekan kelenteng kembali digelar. Tahun lalu, insan Tzu Chi menyosialisasikan pelestarian lingkungan di sana dengan sangat sukses. Oleh karena itu, tahun ini mereka memberikan sebuah stan kepada Tzu Chi untuk mensosialisasikan semangat pelestarian lingkungan dengan harapan bisa mengajak warga menjaga kebersihan barang daur ulang mulai dari sumbernya. Ini sangatlah penting dan dibutuhkan.

Melihat setiap orang berinteraksi dengan penuh cinta kasih, saya yakin dunia ini akan semakin harmonis. Semua insan Tzu Chi bekerja sama dengan harmonis hanya demi satu tujuan, yakni mewujudkan masyarakat yang harmonis dan membebaskan dunia dari bencana. Ini merupakan tujuan kita. Jadi, kita hendaknya menggenggam setiap waktu karena waktu dapat mewujudkan segala hal. Waktu dapat menjernihkan hati manusia dan menginspirasi orang-orang untuk berinteraksi dengan penuh cinta kasih. Semua ini bisa dicapai  seiring berjalannya waktu. Sungguh, setiap hari terdapat banyak kisah yang sangat menyentuh yang tidak sempat saya ceritakan dan perlihatkan kepada kalian.

Saya berharap Bodhisatwa sekalian bisa berusaha untuk lebih memperhatikan berita Tzu Chi. Di masa kini, kemajuan teknologi  telah berkembang pesat. Melalui jejaring sosial dan buku elektronik Tzu Chi, kita dapat mengakses berita terbaru  tentang kegiatan Tzu Chi. Janganlah menyia-nyiakan waktu untuk hal yang tidak penting. Jika ada waktu luang, kita harus segera memperhatikan kontribusi insan Tzu Chi di seluruh dunia. Dengan mengetahui lebih banyak informasi, kita bisa lebih banyak berbagi dengan orang lain. Dengan demikian, berarti kita telah berbagi kata-kata baik. Dharma bagaikan air yang bisa menjernihkan hati semua orang. Karenanya, kita harus senantiasa memanfaatkan setiap waktu. (Diterjemahkan Oleh: DAAI TV)

 
 
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -