Suara Kasih: Menghemat Sumber Daya Air dan Menciptakan Karma Baik

 

Judul Asli:

Menghemat Sumber Daya Air dan Menciptakan Karma Baik Kolektif

Khawatir terhadap krisis dan kerusuhan yang terjadi di Ukraina
Mencegah terjadinya krisis pangan dengan cara menghargai sumber daya alam
Menciptakan karma baik kolektif dengan menyayangi barang dan menghemat air
Menggunakan air Dharma untuk membasuh hati agar tidak ternoda

“Saat mengajarkan kepada anak-anak cara mencuci piring, kami menggunakan 3 baskom air. Baskom pertama berisi air bekas mencuci beras. Lalu, baskom kedua berisi air bersih agar mereka bisa membilasnya sekali. Baskom ketiga juga berisi air bersih. Jadi, ini juga merupakan salah satu cara untuk menghemat air. Kita harus membiasakan diri untuk menghemat air setiap saat,” ucap Wu Fang-ying, Kepala sekolah. “Meski di Malaysia ada banyak air pada saat musim hujan, tetapi sekarang kami sudah mulai merasakan tetapi sekarang kami sudah mulai merasakan tanda-tanda kekeringan. Jadi, sumber daya air tidak akan selamanya tersedia bagi kita. Oleh karena itu, kita harus selalu mawas diri dan berhati tulus untuk memanfaatkan air dengan baik,” ucap Ji Fang-ming, Relawan Tzu Chi.

Sebuah niat baik yang timbul akan mendorong kita untuk melakukan kebajikan. Dengan niat yang baik ini, kita akan tahu untuk bersyukur dan bersumbangsih bagi sesama. Dalam kehidupan sehari-hari, segala sesuatu yang disediakan oleh bumi untuk bertahan hidup. Setiap hari, saat bangun tidur, apakah kita bisa tidak menggunakan sumber daya alam? Saat bangun tidur, kita perlu menggunakan air untuk membersihkan badan agar kita dapat memulai aktivitas dengan tubuh yang bersih. Jadi, pada saat memulai hari baru, kita memerlukan sumber daya alam. Air merupakan sumber segala kehidupan di bumi ini. Air bisa menopang kehidupan kita. Setiap hari kita membutuhkan air. Di samping itu, bumi juga menyediakan bahan pangan untuk kita. Bukankah kita harus bersyukur? Kita harus bersyukur. Dengan sebersit niat baik ini, kita harus merenung secara mendalam. Karena telah mengambil hasil pangan di bumi ini untuk bertahan hidup, maka kita harus membalas budi. Inilah yang disebut sebersit niat baik.

Dengan membangkitkan niat untuk membalas budi, barulah masyarakat bisa hidup damai. Saat setiap orang saling berinteraksi dengan penuh cinta kasih, maka kehidupan di masyarakat akan harmonis. Akan tetapi, manusia selamanya tidak mengenal rasa puasdan selalu miskin batin. Dewan Keamanan PBB telah menggelar pertemuan untuk membahas situasi yang terjadi di Ukraina serta mencari cara untuk menyelesaikannya. Awalnya, Ukraina adalah negara yang berkembang, tetapi kini malah terjadi konflik seperti ini. Hal ini sungguh disayangkan.

Oleh karena itu, kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan dan menjaga pikiran kita. Lihatlah ketidakselarasan empat unsur yang terjadi di dunia. Sekarang adalah saatnya bagi kita untuk mengintrospeksi diri dengan baik. Lihatlah, di Bolivia terjadi ketidaksalarasan unsur air. Sejak Januari lalu hingga sekarang, banjir masih tak kunjung surut. Kehidupan sebagian penduduk di sana awalnya memang tidak begitu mampu, kini ditambah lagi dengan bencana banjir yang berlangsung dalam waktu yang lama, kondisi mereka sungguh semakin parah. Penderitaan mereka sungguh tak terkira.

Di Bolivia, jumlah insan Tzu Chi tidak banyak. Namun, mereka tetap pergi ke lokasi bencana yang jauh untuk melakukan survei. Mereka harus menempuh perjalanan dengan mobil sejauh lebih dari 550 km. Perjalanan pulang pergi adalah lebih dari 1.000 km. Saat di tengah jalan, mobil mereka mogok. Bagaimana cara mereka melakukan survei tanpa mobil? Untungnya, pemerintah setempat tahu bahwa insan Tzu Chi ingin membantu para korban bencana. Jadi, mereka menyediakan mobil agar insan Tzu Chi bisa melakukan survei. Ini semua berkat ketulusan hati insan Tzu Chi untuk berkontribusi bagi warga Bolivia. Mereka benar-benar ingin mencurahkan perhatian dan menolong para korban bencana. Meski para relawan tidak kaya secara materi, tetapi mereka memiliki batin yang sangat kaya. Dengan kekayaan batin yang dimiliki, mereka bisa mengembangkan kekuatan yang sangat besar. Kita juga telah melihat di sebuah permukiman di New Jersey, AS, terjadi ledakan akibat kebocoran gas yang berdampak pada 55 unit rumah. Dalam waktu sekejap, semua rumah habis terbakar. Untungnya, saat itu, sebagian besar orang pergi ke sekolah atau bekerja sehingga mengurangi jumlah korban jiwa. Relawan Tzu Chi setempat kini telah bergerak untuk mengadakan survei bencana. Sungguh, kita tidak pernah tahu kapan ketidakkekalan akan terjadi.

Selain itu, di Sumatera, Indonesia, kebakaran hutan masih terus terjadi. Titik panas kebakaran lahan terus menyebar. Bayangkan, polusi udara dan kerusakan alam yang terjadi. Pembukaan lahan untuk menanam kelapa sawit dengan cara membakar bisa membawa dampak buruk bagi kehidupan manusia, tetapi manusia masih saja terus melakukannya. Kita juga melihat berita tentang krisis pangan yang terjadi akibat ketidakselarasan empat unsur. Di tempat yang mengalami kekeringan, tanaman pangan tidak dapat tumbuh.

Di beberapa tempat lain, saat sudah mamasuki masa panen, terpaan angin dan hujan malah merusak semua tanaman. Kini, krisis pangan telah menjadi perhatian dunia internasional. Karenanya, kita harus menghargai berkah. Kita harus makan lebih sederhana. Segala bahan pangan, termasuk minyak, sayur-sayuran, dan lain-lain, semuanya harus kita hargai. Dengan membangkitkan ketulusan untuk menghargai segala sesuatu yang disediakan oleh bumi untuk menopang kehidupan kita, barulah kondisi iklim bisa lebih bersahabat dan hasil panen akan lebih berlimpah. Akan tetapi, manusia terlalu boros.

Dalam ceramah pagi tadi, saya membahas tentang makhluk gaib. Kita harus percaya bahwa ada kekuatan tak terlihat yang sedang mengawasi kita. Jika kita selalu bersikap konsumtif dan memboroskan sumber daya alam, maka keseimbangan alam akan terganggu. Jika demikian, kekuatan ini akan berpikir bahwa manusia tidak memerlukan begitu banyak sumber daya alam. Karenanya, kita harus meningkatkan kewaspadaan dan makan lebih sederhana. Sebenarnya, semakin sederhana makanan kita, maka tubuh kita akan semakin bersih. Menjalani pola makan sederhana bisa mengungkapkan rasa hormat dan cinta kita terhadap bumi dan segala isinya. Kita harus memiliki pikiran seperti ini. Intinya, kita harus memperhatikan pikiran kita apakah mengarah pada kebajikan atau keburukan. Kekuatan itu bisa mengganggu dan mempermainkan kita. Janganlah kita terpengaruh olehnya untuk melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Janganlah kita membiarkan kekuatan itu membelenggu pikiran kita. Jika pintu hati kita tak bisa dibuka, maka akan sangat merepotkan. Oleh karena itu, saya harap semua orang bisa selalu berhati-hati dan bersungguh hati. (Diterjemahkan Oleh: DAAI TV)

 
 
Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -