Suara Kasih: Menghimpun Cinta Kasih

 

 

Judul Asli:

Menghimpun Cinta Kasih dan Mengembangkan Kebijaksanaan

Kondisi iklim yang ekstrem mengakibatkan banyak orang hidup menderita
Kobaran api melahap banyak rumah di Filipina
Membangkitkan kesadaran diri sendiri dan menapaki Jalan Bodhisatwa
Menghimpun cinta kasih dan menggarap ladang batin

“Tzu Chi adalah organisasi yang sangat berkapasitas tinggi. Mereka telah melakukan banyak hal baik dan semuanya sangat efektif. Kami merasa jika Anda mendonasikan 1 dolar kepada Tzu Chi, mereka akan memanfaatkannya dengan sangat baik,” ucap Cheng Zheng Chang, Warga Los Angeles, Amerika Serikat.

Seorang pengusaha di Malaysia menuturkan, “Pada dasarnya ajaran Buddha adalah tentang membalas budi dan memberi manfaat kepada semua makhluk. Saya menyetujui cara Tzu Chi mempraktikkan ajaran Buddha dengan terjun ke tengah masyarakat dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Di mana pun terdapat Bodhisatwa dunia, tempat itu bagaikan Tanah Suci. Setiap orang sangat tekun dan bersemangat dalam mendedikasikan diri. Ini sungguh membuat orang tersentuh.”

 

“Tzu Chi memiliki reputasi yang sangat baik. Mereka mengerahkan tenaga dan waktu untuk menjadi relawan. Mereka melakukan segala sesuatu dari hati. Karena itulah, kami berada di sini untuk belajar bagaimana cara menggalang lebih banyak orang dan bersumbangsih dengan menggunakan hati yang paling tulus,” tutur seorang pengusaha di Camp pengusaha, Taiwan.

 

Kita dapat melihat para Bodhisatwa dunia dari 7 negara. Mereka semua adalah orang berada yang kaya batin. Mereka menghadiri kamp ini demi belajar bagaimana cara menciptakan keharmonisan dan ketenteraman bagi dunia. Mereka bertekad datang ke Taiwan untuk belajar dari insan Tzu Chi di Taiwan bagaimana cara mengemban misi Tzu Chi. Mereka datang untuk mempelajari hal ini. Kini, isu terpenting di seluruh dunia adalah tentang pelestarian lingkungan. Sejak tiba di Taiwan, mereka tak henti-hentinya melakukan kunjungan ke berbagai tempat. Saat berkunjung ke posko daur ulang, mereka sangat bersungguh hati dalam mempelajari bagaimana cara melakukan daur ulang, bagaimana cara menjaga kebersihan barang daur ulang, dan bagaimana cara menghargai sumber daya alam. Selama kunjungan itu, mereka sangat bersungguh hati dalam mempelajari konsep pelestarian lingkungan Tzu Chi. Sungguh, kita harus menyadari bahwa segala materi di dunia ini tidak ada perbedaan barang murah atau barang berharga.

Segala sesuatu yang masih bisa dipergunakan adalah barang yang paling berharga. Akan tetapi, manusia awam selalu bersikap boros dan terus mengeksploitasi sumber daya alam. Sesungguhnya, sumber daya alam tidak dapat diperbarui lagi. Penambangan dan penggalian mendatangkan kerusakan besar bagi bumi. Perusakan dan pemborosan ini dilakukan oleh manusia. Pandangan manusia awam yang menganggap benda tertentu berharga mendatangkan kerusakan yang besar dan menciptakan pencemaran bagi bumi. Jika bumi terus dirusak seperti ini, bagaimana kita bertahan hidup kelak? Ini sungguh mengkhawatirkan. Kita dapat melihat kondisi iklim yang sangat ekstrem. Di Rusia, salju lebat telah mendatangkan bencana. Di Zimbabwe, bencana kekeringan mengakibatkan tanaman tidak bisa tumbuh. Banyak gajah yang mati karena dahaga dan kelaparan. Ini semua membuat kita menyadari bahwa tak hanya manusia yang hidup menderita, bahkan hewan-hewan juga hidup dalam penderitaan.

Beberapa hari lalu, saya mengulas tentang relawan Tzu Chi di Zimbabwe menyediakan makan siang bagi para siswa setempat dari hari Senin hingga hari Sabtu. Insan Tzu Chi berusaha menjangkau dan mencurahkan perhatian bagi warga setempat. Kita juga dapat melihat bencana kebakaran di Provinsi Rizal, Filipina. Insan Tzu Chi juga segera bergerak untuk memberikan bantuan dan menenangkan hati para korban bencana. Insan Tzu Chi memberikan bantuan materi dan mengajak warga untuk menenangkan hati dan berdoa bersama dengan tulus. Seorang ibu berkata kepada insan Tzu Chi bahwa kebakaran ini terjadi karena anaknya bermain api. Akibatnya, terjadilah kebakaran yang melahap banyak rumah. Dia berharap insan Tzu Chi bisa menenangkan hati para korban bencana. ”Kami juga tidak ini musibah ini terjadi. Semoga para tetangga bisa memaafkan kami. Ini adalah musibah. Semoga dengan bantuan Tzu Chi, mereka bisa memaafkan kami,” tutur ibu tersebut.

Sungguh, insan Tzu Chi tidak hanya segera memberikan bantuan, namun juga menenangkan para korban bencana yang berada dalam ketakutan. Mereka juga membantu membujuk para tetangga agar memaafkan ibu itu. Saya sungguh sedih melihat musibah tersebut. Saya juga sangat berterima kasih kepada para insan Tzu Chi. Dalam kehidupan di dunia ini, kita semua bergantung pada alam. Kita membutuhkan kondisi iklim yang selaras dan tanah yang subur untuk bercocok tanam. Untuk itu, kita harus melindungi bumi dengan sebaik mungkin. Jika kita terus bersikap boros, mungkin akan mendatangkan banyak bencana alam atau bencana akibat ulah manusia. Yang paling menakutkan adalah kelak akan terjadi bencana kekeringan dan kelaparan. Meski punya uang, kita belum tentu mendapatkan makanan. Jika kondisi iklim tidak selaras dan tanaman pangan tidak bertumbuh, meski kita memiliki banyak uang juga tidak ada gunanya. Karena itu, kita harus segera menggarap ladang batin setiap orang.

Di dalam hati setiap orang terdapat sepetak ladang. Kita harus menyebarkan benih cinta kasih ke dalam ladang batin kita sendiri agar ia bisa bertunas dan berkembang menjadi hutan bodhi. Setelah itu, butir-butir benih itu bisa ditebar di dunia agar setiap orang memiliki kesadaran. Bodhi berarti kesadaran. Semoga di hati setiap orang bisa terdapat benih bodhi. Untuk itu, kita harus menginspirasi diri sendiri, menggarap ladang batin sendiri, serta menebarkan benih bodhi ini ke ladang batin orang lain. Kemarin, saya berbagi dengan 1.000 lebih relawan, selain relawan dari luar negeri, juga ada relawan Taiwan. Sekitar 1.000 relawan lebih berkumpul bersama di Aula Jing Si. Saya sungguh tersentuh. Saya berharap kita semua tidak hanya membangkitkan kesadaran diri sendiri, namun juga menginspirasi orang lain untuk membangkitkan kesadaran. Dengan menghimpun cinta kasih, maka setiap tempat di dunia ini akan penuh dengan cinta kasih dan “makanan spiritual”. Dengan demikian, kebijaksanaan setiap orang akan semakin berkembang. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

 
 
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -