Suara Kasih: Menginspirasi Masyarakat

 

Judul Asli:

Menginspirasi Masyarakat  dengan Welas Asih
 

Kaum berada maupun kurang mampu sama-sama memiliki cinta kasih
Menginspirasi orang lain dengan penuh cinta kasih
Membimbing semua makhluk dengan Dharma yang tak terhingga
Berpegang teguh pada tekad dan membangkitkan kebijaksanaan.

Bencana terjadi silih berganti di seluruh dunia. Selama lebih dari seminggu, 10 provinsi di wilayah selatan Thailand diguyur hujan lebat sehingga mendatangkan bencana banjir. Selain itu, pascabencana di Jepang, masalah radiasi nuklir masih terus berlanjut. Kita juga dapat melihat laporan berita bahwa air radioaktif telah mengalir ke laut. Saudara sekalian, kita harus mensosialisasikan pola hidup vegetarian. Selain tidak mengonsumsi daging hewan darat, kita juga jangan mengonsumsi hewan laut. Buddha mengajarkan kita untuk menyelamatkan semua makhluk. Sebagai praktisi Buddhis, kita harus memiliki Empat Ikrar Agung Bodhisatwa, yakni membimbing semua makhluk yang tak terbatas, melenyapkan noda batin yang tiada akhir, mempelajari metode Dharma yang tak terhingga, dan mencapai kebuddhaan yang tiada banding.

Untuk mencapai kebuddhaan, yang pertama adalah kita harus membimbing semua makhluk yang tak terbatas jumlahnya. Makhluk tak terbatas yang dimaksud adalah semua makhluk di enam alam kehidupan. Untuk itu, kita harus terlebih dahulu melenyapkan noda batin sendiri. Jika masih diliputi noda batin, bagaimana kita dapat membangkitkan cinta kasih tanpa pamrih? Jadi, kita harus melenyapkan noda batin dan mengubah tabiat buruk. Noda batin akan memicu timbulnya tabiat buruk. Segala tabiat buruk yang kita miliki berasal dari noda batin. Karena itu, kita harus melenyapkannya. Tiada cara lain dalam melatih diri, yakni kita harus melatih diri dalam keseharian. Kita harus mulai dari melenyapkan pikiran buruk dan perilaku yang tidak baik.

Saya berharap mulai sekarang semua orang bertekad mempelajari berbagai metode Dharma yang tak terhingga. Untuk itu, kita harus melenyapkan noda batin dan tabiat buruk. Dengan demikian, barulah kita dapat menyerap Dharma ke dalam hati dan mencapai kebuddhaan yang tiada banding. Ajaran Buddha tiada bandingnya karena Buddha adalah Yang Maha Sadar di alam semesta. Kita harus berlatih hingga mencapai kesadaran seperti Buddha. Kita harus menyadari semua prinsip kebenaran yang ada di alam semesta.

Karena itu, kita harus melenyapkan noda batin sebelum dapat mencapai dan memahami kesadaran seperti Buddha. Karena jumlah makhluk hidup tak terhingga, maka kita juga harus mempelajari metode Dharma yang tak terhingga untuk membimbing mereka. Kita harus yakin bahwa dengan lebih banyak mendengar dan praktik, kita dapat memperoleh kesadaran.

Jadi, dengan berpegang teguh pada ikrar yang besar dan tekad yang kokoh, maka secara alami kebijaksanaan dan pemahaman akan kebenaran akan timbul. Saat kita memerlukan kebijaksanaan, ia akan muncul dengan sendirinya. Kita harus meyakini hal ini. Karena itu, kita harus mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, keseimbangan batin, dan senantiasa memberi. Dengan adanya hati seperti itu, kita akan jauh dari ego. Dengan adanya cinta kasih, welas asih, sukacita, keseimbangan batin, serta tekad untuk memberi tanpa pamrih, maka secara alami kita akan dapat bersumbangsih setiap saat. Dana meliputi dana materi, dana Dharma, dan dana berupa ketenteraman. Kita dapat berdana setiap saat. Jadi, asalkan ada cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin, maka kita dapat memberi tanpa batas. Kita tentu harus memiliki ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Inilah akar dari pelatihan diri. Dengan menumbuhkan akar pelatihan diri ini, maka pohon bodhi dalam hati akan terus tumbuh dan berkembang. Prinsipnya sangat sederhana.

Para Bodhisatwa sekalian, baik orang berada maupun kurang mampu, mereka semua memiliki perasaan. Kita harus membimbing semua makhluk. Janganlah kita membeda-bedakan orang berada dan orang kurang mampu. Banyak orang menjadi teladan apa pun latar belakangnya. Ada orang yang hidup dalam kondisi minim, namun cinta kasih yang mereka miliki tidak kalah dari orang berada.

Contohnya, seorang orang tua tunggal yang hidup dalam kondisi sulit. Ia bekerja di dua tempat dengan penghasilan 16.000 dolar NT per bulan. Setelah membayar uang sewa rumah dan pengeluaran lainnya, uang yang tersisa hanya 6.000 dolar NT. Saat melihat Da Ai TV yang melaporkan kerusakan di Jepang akibat bencana gempa bumi, ia memutuskan untuk mendonasikan 3.000 dolar NT kepada korban bencana. "Kondisi mereka jauh lebih buruk dari kami. Kami masih bisa bertahan. Kami masih bisa makan mantou atau mi," katanya. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya.

Ada pula seorang pria yang menderita sakit. Kini usianya baru sekitar 30-an. Belasan tahun yang lalu, ia menderita penyakit trombosis vena dalam di kedua kakinya sehingga ia tidak dapat bekerja. Karena itu, ia datang ke Fengyuan. Setelah mempelajari kasusnya, insan Tzu Chi menyewa sebuah rumah dan mencari pekerjaan kerajinan tangan untuknya. Penghasilannya sebulan adalah 3.000 dolar NT. Pada bencana jepang kali ini, ia mendonasikan 1.000 dolar NT untuk membantu warga Jepang. Inilah orang yang kaya secara batin. Saya juga sungguh gembira melihat warga berada yang bersedia membantu orang yang membutuhkan. Di Kaohsiung terdapat sebuah kafe vegetarian yang pemiliknya adalah insan Tzu Chi. Ia bertekad mendonasikan penghasilannya selama sebulan kepada Tzu Chi untuk membantu warga Jepang. Ada pula SOGO Department Store. Sejak 25 Maret hingga 5 April, mereka meminta insan Tzu Chi untuk menggalang dana di sana guna membantu warga Jepang. Mereka berkata bahwa berapa jumlah donasi yang kita galang selama beberapa hari itu, maka perusahaan mereka juga akan berdana dengan jumlah yang sama.

Ada pula RT-Mart. Sesungguhnya, pascabencana Jepang, RT-Mart terus bertanya kepada insan Tzu Chi apakah ingin menggalang dana di sana. Namun, saya terus berpesan bahwa jika ingin menggalang dana, kita harus mendapat izin dari pemerintah dan mengajukan rekening khusus untuk penggalangan dana.

Jadi, kini kita sudah menyetujui pengajuan dari RT-Mart. Kini seluruh RT-Mart di Taiwan memiliki kotak dana Tzu Chi. Saat warga masyarakat melihat dan mendengarnya, mereka akan turut berdana. Ini tercapai karena setiap orang di masyarakat memiliki niat baik. Penggalangan dana ini telah membangkitkan cinta kasih banyak orang. Dengan demikian, setiap orang bersedia berbuat satu kebajikan. Bukankah hal ini tercipta karena setiap orang memiliki hati Buddha? Jika setiap orang di masyarakat dapat menyebarkan cinta kasih, maka akan lebih banyak orang yang terinspirasi untuk membangkitkan rasa empati. Inilah cinta kasih yang penuh kesadaran. Jika seluruh masyarakat di dunia menjadi orang yang memiliki cinta kasih penuh kesadaran, maka masyarakat akan penuh dengan berkah. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 
Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -