Suara Kasih : Menginspirasi Orang Lain

 

Judul Asli:

Sumbangsih Bodhisatwa Dunia
 

Rapat pengurus Tzu Chi berakhir dengan penuh sukacita
Menginspirasi penerima bantuan Tzu Chi untuk turut bersumbangsih
Mengajak 10.000 anak muda untuk menjalankan pola hidup vegetarian
Bodhisatwa dunia senantiasa giat mengemban misi Tzu Chi

 

Rapat pengurus Tzu Chi selama 5 hari ini telah berakhir dengan penuh sukacita. Dalam rapat tersebut, saya melihat semua orang bekerja sama dengan penuh keharmonisan. Berkumpulnya insan Tzu Chi dari 10 negara selama beberapa hari ini mengingatkan saya tentang pembabaran Sutra Bunga Teratai di Bukit Grdhrakuta pada lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Buddha berkata bahwa semua orang yang berkumpul dalam pembabaran Sutra Bunga Teratai saat itu, terdiri dari orang yang telah menjadi Bodhisatwa, tengah berjalan di Jalan Bodhisatwa, dan yang belum menjadi Bodhisatwa. Jalinan jodoh pada lebih dari 2.000 tahun lalu ini akan terulang kembali di masa depan.

Bagian dari Sutra Bunga Teratai tersebut mengingatkan saya bahwa mungkin kita semua pernah menjalin jodoh pada pertemuan di Bukit Grdhrakuta. Karena itu, kini kita dapat melihat insan Tzu Chi dari 10 negara berkumpul bersama di Griya Jing Si. Hal ini mengingatkan saya bahwa insan Tzu Chi dapat terlahir di negara masing-masing berkat adanya jalinan jodoh. Tak peduli jalinan jodoh apa pun, mereka semua berjodoh dengan Tzu Chi sehingga dapat berkumpul bersama.

Pada tanggal 29 November lalu, insan Tzu Chi di Malaysia melaporkan tentang kegiatan mereka. Sesungguhnya, seluruh insan Tzu Chi di Malaysia baik di wilayah utara maupun selatan sangat bekerja sama dalam melakukan kebajikan. Mereka mengemban Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma dengan sepenuh hati serta mewariskan ajaran Jing Si kepada kaum muda. Mereka senantiasa menyebarkan mazhab Tzu Chi di tengah masyarakat. Misi amal di Malaysia tak hanya membantu orang yang membutuhkan, melainkan juga menginspirasi mereka. Mereka membantu orang-orang yang hidup dalam kondisi minim dan menghibur para korban bencana. Selain menghibur korban bencana dan memberi bantuan jangka panjang, insan Tzu Chi juga senantiasa mendampingi dan menginspirasi mereka untuk turut mengerahkan kekuatan guna membantu orang lain yang membutuhkan. Inilah yang saya kagumi dari mereka.

 

Begitu juga dengan misi kesehatan mereka. Contohnya, cuci darah. Insan Tzu Chi di Malaysia mendirikan beberapa pusat cuci darah. Selain memberikan pelayanan cuci darah, mereka juga menginspirasi para pasien. Para dokter, perawat, dan relawan Tzu Chi tak hentinya memberi perhatian kepada para pasien. Meski pasien hidup dalam kondisi minim dan memerlukan bantuan kita untuk mendapat perawatan cuci darah, namun beberapa dari mereka telah terinspirasi untuk menjadi relawan. Dedikasi mereka sungguh membuat orang tersentuh melihatnya.

Kita dapat melihat Relawan Pek Bon Chuan. Ia bukan pasien cuci darah. Ia mengidap kanker usus dan menderita tumor di punggungnya. Saat menerima bantuan, ia mulai mempelajari tentang Tzu Chi. Karena itulah, ia lalu menyadari bahwa ia juga dapat membantu orang lain. “Jika saya tidak memanfaatkan waktu untuk melakukan kebajikan, saya tidak tahu apakah kelak saya masih ada kesempatan,” demikian katanya. Meski hidup dalam kondisi minim dan menderita penyakit, namun ia kaya secara spiritual setelah bergabung dengan Tzu Chi. Rasa hormat insan Tzu Chi yang setara terhadap setiap orang membuatnya memiliki kesempatan untuk ikut dalam pementasan drama musical Sutra Makna Tanpa Batas dan terinspirasi oleh sebuah bagian. ”Isi sutra itu berbunyi, ‘Meski seorang nakhoda sakit, asalkan memiliki perahu yang kuat, ia tetap dapat menyeberangkan orang.’ Saya adalah orang sakit. Saat duduk di atas truk, saya merasa bagai duduk di atas perahu Dharma yang dapat menyeberangkan orang. Saya merasa bagian dari Sutra Makna Tanpa Batas bagai terpampang di hadapan saya,” katanya lagi semasa pementasan. Inilah cara insan Tzu Chi di Malaysia menginspirasi orang lain. Meski hidup dalam kondisi minim dan sakit, namun ia tetap berkesempatan untuk ikut serta dalam pementasan drama musical sehingga ia dapat sungguh-sungguh mendalami Sutra. Ini juga merupakan cara untuk menginspirasi orang lain.

Dari misi pendidikan, kita dapat melihat para guru TK membimbing anak-anak dengan cara paling sederhana agar mereka dapat menghargai sumber daya alam. Mereka sangat bersemangat. Dari anak kecil hingga remaja, mereka menyadari berkah dan bersikap rajin. Kita bahkan sering melihat mereka menginspirasi orang tuanya di rumah. Tzu Ching setempat juga tengah mensosialisasikan pola hidup vegetarian. Mereka melakukannya dengan sangat baik. Lihatlah, kaum muda ini bekerja sama untuk mensosialisasikannya. Dengan sepenuh hati, mereka ingin menghimpun 10.000 anak muda untuk bervegetarian selama sebulan lebih demi mewujudkan “satu juta kali makan tanpa daging”. Mereka sungguh bijaksana. Inilah harapan dari pendidikan, yakni setiap orang dapat mengembangkan pengetahuan menjadi kebijaksanaan dan memanfaatkannya untuk menginspirasi orang lain.

Begitu juga dengan misi budaya humanis. Kita dapat melihat hasil kerja keras insan Tzu Chi di Malaysia. Dalam memperingati Hari Waisak setiap tahunnya, mereka mengajak seluruh warga Malaysia untuk hadir dalam upacara pemandian rupang Buddha. Meski sebagian besar warga Malaysia adalah Muslim, namun insan Tzu Chi setempat dapat mengadakan upacara pemandian rupang Buddha berskala besar. Saya sungguh kagum. Saya juga sangat berterima kasih kepada mereka yang telah mengadakan upacara pemandian rupang Buddha dengan khidmat.

Mereka juga mementaskan drama musikal Sutra Makna Tanpa Batas dengan penuh hormat bagaikan Buddha berada di hadapan mereka. Mereka tak hanya mengundang orang untuk mementaskan drama musikal. Tidak demikian. Mereka mengundang 1.108 relawan dari berbagai daerah di Malaysia untuk bersama-sama mementaskannya baik relawan yang telah dilantik, donatur, relawan yang tengah menjalani pelatihan, relawan komunitas, relawan daur ulang, maupun penerima bantuan Tzu Chi. Setiap orang berkesempatan untuk ikut serta. Namun ada satu syarat bagi yang ingin ikut serta, yakni mereka harus bervegetarian. Sebanyak 1.108 relawan bervegetarian selama 108 hari. Pertunjukan mereka sungguh merupakan acara yang besar. Hal ini sungguh tidak mudah. Lihatlah betapa besarnya ketulusan mereka. Mereka telah mencapainya.

Apakah relawan di Taiwan dan negara-negara lain dapat melakukan hal yang sama? Saya sungguh kagum dan berterima kasih atas kontribusi mereka. Tahun lalu, relawan Ci Lu dari Malaysia berikrar untuk menggalang 500 relawan setiap bulan. Kini setiap bulan mereka menggalang 10 kali lipat dari jumlah tersebut. Dalam waktu setahun, relawan Tzu Chi telah bertambah 50.000 orang. Bila kalian mengatakan bahwa kalian berharap dapat seperti itu juga, untuk itu kalian harus mempraktikkannya. Singkat kata, kita harus berikrar luhur dan hidup dengan tekun. Kita menggalang relawan bukan demi mengumpulkan dana, namun demi menyucikan hati manusia, membimbing mereka menanamkan kebajikan dalam hati serta menjaga hati dengan baik. Pada akhir rapat kemarin, insan Tzu Chi dari 10 negara saling mengajukan pertanyaan. Sungguh menarik. Saya sungguh bersyukur. Semoga tahun depan lebih baik dari tahun ini. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -