Suara Kasih: Mengundang Insan Berhati Mulia untuk Menolong Para Korban Bencana
Judul Asli:
Mencurahkan perhatian kepada para korban bencana dan menganggap mereka sebagai keluarga sendiri | |||
Di Indonesia,hujan deras yang terus mengguyur sejak akhir bulan Januari, telah menyebabkan banjir di berbagai tempat. Ditambah lagi, gunung berapi di sanaterus erupsi secara beruntun. Semburan abu vulkanik juga telah mendatangkan bencana di berbagai tempat. Kini, aktivitas Gunung Sinabung sudah mulai berhenti secara perlahan-lahan. Karena itu, para pengungsi telah diperbolehkan pulang ke rumah untuk membersihkan rumah mereka. Akan tetapi, ketika pulang ke rumah, mereka sudah tidak mengenali rumah mereka karena abu vulkanik yang tebal telah merobohkan atap rumah mereka Bagaimana cara mereka membangun kembali rumah mereka? Melihat hal ini, saya sungguh merasa tidak berdaya. Di Jawa Timur, karena erupsi Gunung Kelud dipastikan sudah berhenti, maka para warga pun diperbolehkan pulang ke rumah. Akan tetapi, hujan deras kembali turun dan bercampur dengan material letusan Gunung Kelud sehingga mengakibatkan banjir lahar. Penduduk setempat sungguh tidak berdaya dan tidak tahu bagaimana membangun kembali rumah mereka. Banyak di antara mereka yang bekerja sebagai petani. Tanaman pangan mereka juga rusak akibat terkena material vulkanis. Entah bagaimana para petani bisa bertahan hidup. Rumah mereka sudah hancur, tanaman pangan mereka juga telah rusak. Penderitaan warga setempat sungguh semakin bertambah. | |||
| |||
Ini semua berkat adanya kekuatan cinta kasih. Kekuatan cinta kasih tidak dibatasi oleh jarak. Insan Tzu Chi menyediakan barang bantuan yang dibutuhkan oleh para korban bencana. Mereka rela menempuh perjalanan jauh demi mendistribusikan barang bantuan berupa alas tidur, pakaian, mi instan, air minum, susu bubuk bayi, popok, sikat gigi, dll. kepada para korban bencana. Insan Tzu Chi berharap para korban bisa segera melewati masa sulit ini. Demikianlah insan Tzu Chi bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Semoga empat unsur di dunia bisa selaras. Untuk itu, semua orang harus menyelaraskan pikiran. Dengan pikiran yang selaras, barulah bisa tercipta kekuatan yang besar. Kita harus memiliki hati yang tulus dan bersikap mawas diri dalam kehidupan sehari-hari. Janganlah kita bersikap konsumtif, bergaya hidup mewah, dan menghamburkan sumber daya alam. Setiap orang hendaknya hidup hemat dan sederhana. Setiap orang hendaknya membangkitkan ketulusan hati agar dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Kita harus berdoa dengan tulus setiap hari. Di dalam kehidupan sehari-hari, kita harus memiliki hati yang tulus dan saling menyemangati untuk berjalan ke arah kebajikan dan arah hidup yang benar. | |||
| |||
Kita telah melihat insan Tzu Chi di AS terus melakukan sosialisasi demi menggalang hati dan dana. Mereka kembali pada masa awal berdirinya Tzu Chi dengan menggalakkan semangat celengan bambu. Mereka pergi ke pasar-pasar untuk berbagi tentang semangat Tzu Chi, awal mula Tzu Chi, dan kontribusi Tzu Chi bagi bumi dan dunia internasional selama ini. Mereka membuka stan untuk merekrut Bodhisatwa. Kita harus segera menginspirasi orang untuk membangkitkan cinta kasih dan ketulusan pada saat berhadapan dengan orang dan masalah, serta menjalani pola hidup hemat, dll. Kita harus segera berbagi semangat Tzu Chi ini dengan banyak orang agar mereka bisa terinspirasi untuk ikut serta dalam melakukan kegiatan daur ulang atau mencurahkan perhatian kepada orang yang menderita. Dengan ikut serta secara langsung, mereka baru bisa memahami penderitaan di dunia dan menyadari bahwa ternyata diri mereka sangat penuh berkah. Setelah menyadari berkah, mereka akan tahu menghargai berkah. Setelah melihat penderitaan orang lain, mereka akan menyadari berkah sendiri dan tahu menghargai berkah. Orang yang bisa menghargai berkah hendaknya lebih banyak menciptakan berkah. Pola makan cukup 80 persen kenyang sangat baik bagi kesehatan. Bagaimana dengan sisa 20 persennya? Kita jangan lupa bahwa kita bisa menggunakan sisa 20 persennya untuk membantu sesama. Contohnya ada 4 orang yang menjalani pola makan 80 persen kenyang. Setiap orang dari mereka menyisihkan 20 persen, maka 4 orang sudah bisa menyisihkan 80 persen. Dengan 80 persen makanan yang disisihkan ini, kita bisa mengenyangkan perut satu orang. Karenanya, kita harus mendorong orang-orang agar menerapkan pola hidup hemat dan membangkitkan cinta kasih mereka untuk membantu orang lain. “Keluarga yang menghimpun kebajikan pasti memiliki berkah berlimpah.” Setiap hari, kita bisa menghimpun tetes demi tetes cinta kasih. Setelah cinta kasih terhimpun, kita bisa memberikannya kepada organisasi sosial yang kita percayai. Himpunan donasi dari banyak orang bisa digunakan untuk membantu orang yang membutuhkan. Inilah yang harus kita galakkan. Inilah yang disebut menggalang hati dan menggalang dana demi menolong orang yang menderita. (Diterjemahkan Oleh: DAAI TV) | |||