Suara Kasih: Menjalin Jodoh Dharma
Judul Asli:
Tzu Ching melakukan pelestarian lingkunganbagaikan mentari yang tak terbenam | |||
Tzu Ching tengah memperingati ultah yang ke-20. Mereka tengah melakukan gerakan “Pelestarian Lingkungan bagai Mentari Tak Terbenam”. Rangkaian kegiatan tersebut mereka sosialisasikan melalui Facebook. Di berbagai negara, para Tzu Ching mengajak banyak orang, terutama kaum muda untuk bersumbangsih bagi dunia. Demi melindungi bumi, mereka membimbing sesama kaum muda untuk berjalan ke arah yang benar. Mereka bisa saling menginspirasi dan saling mendukung. Sungguh, jika setiap orang bisa terinspirasi dan menghimpun kekuatan cinta kasih, maka umat manusia dan bumi akan memperoleh manfaat yang besar. Contohnya Asosiasi Guru Tzu Chi. Saya sering mengulas tentang hati guru, hati Bodhisatwa, dan hati orang tua. Para guru Asosiasi Guru Tzu Chi Taiwan telah memiliki ketiga hati tersebut. Hati Bodhisatwa adalah hati yang memandang semua makhluk di dunia dengan penuh kebijaksanaan dan membimbingnya ke arah yang benar. Hati orang tua adalah hati yang menyayangi setiap orang bagaikan menyayangi anak-anak sendiri dan selamanya tidak akan meninggalkan mereka. Ini bagaikan orang tua yang mengasihi anak-anak mereka. Hati guru adalah hati yang senantiasa mewariskan kebenaran dan memberikan pelajaran. | |||
| |||
Kita dapat melihat para guru di Asosiasi Guru Tzu Chi sangat bersungguh hati bersumbangsih bagi dunia selama 20 tahun lamanya. Kini, para guru Asosiasi Guru Tzu Chi dengan senang hati mengunjungi negara-negara lain dan Sekolah Budaya Humanis Tzu Chi di luar negeri untuk berbagi pengalaman dan membantu mereka membentuk Asosiasi Guru Tzu Chi. Jadi, di lima benua di dunia, terdapat jejak sumbangsih Asosiasi Guru Tzu Chi yang mendidik anak-anak dengan semangat misi pendidikan, hati Bodhisatwa, hati orang tua, dan hati guru. Dengan ketiga hati tersebut, mereka membimbing anak-anak dari usia yang berbeda-beda agar bisa memahami prinsip kebenaran dan melakukan yang bisa dilakukan. Para guru sungguh memanfaatkan kehidupan untuk melakukan hal yang bermakna bagi dunia. Mereka tidak pernah melepaskan setiap kesempatan untuk bersumbangsih bagi dunia. Sungguh, setiap hari kita dapat merasakan begitu banyak Bodhisatwa yang meski memiliki usia yang berbeda-beda, namun penuh potensi bajik, mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, keseimbangan batin, dan bersumbangsih dengan ikhlas. Beberapa di antara mereka masih aktif mengajar dan sebagian telah pensiun. Di antara mereka ada yang pensiun di usia yang sangat muda, baru sekitar 50-an tahun. Saat ini, usia 50-an tahun termasuk sangat muda. Kita dapat melihat Relawan Ze-mei. Tahun lalu, saat mengetahui bahwa dia menderita kanker paru-paru, kita sangat mengkhawatirkannya. Akan tetapi, tampaknya dia tidak terlalu memerdulikan penyakitnya dan masih begitu bahagia menjalin jodoh baik dengan banyak orang. Akan tetapi, dia meninggal semalam, di usianya yang ke-54 tahun. Dia merupakan anggota komite yang sangat senior di Kaohsiung. Jumlah anggota komite Tzu Chi saat ini adalah 50.000 hingga 60.000 orang, sedangkan dia bernomor 2000-an. Dia sangat senior, baik hati, dan bersemangat. Dia sangat berharap seluruh anggota keluarganya bisa menjadi insan Tzu Chi. Suami dan anaknya sangatlah baik, dan kini semuanya telah menjadi insan Tzu Chi. Dia memiliki sebuah harapan, yaitu mewujudkan harapan saya untuk mensosialisasikan vegetarianisme. Anaknya sangat penurut dan mulai bervegetarian. Ze-mei sungguh telah menjalin jodoh baik dengan banyak orang. | |||
| |||
Saat mendengar kepergiannya, banyak orang merasa sangat kehilangan. Belasan hari lalu, dia kembali ke Griya Jing Si. Saat melihatnya, saya pun berkata, “Saya sedang mengkhawatirkan kamu.” Dia menjawab, “Saya tahu Master mengkhawatirkan saya, maka saya kembali agar Master merasa tenang.” Dia masih mengenakan seragam biru putih. Dia kembali ke Griya Jing Si agar saya bisa melihatnya dan merasa tenang. Di luar dugaan, dia meninggal dengan tenang kemarin. ”Kakak Ze-mei, saya adalah Direktur Zeng. Saat saya bekerja di Sekolah Menengah Tzu Chi, Anda yang merawat saya. Dulu saya selalu makan sarapan yang Anda buat. Anak-anak tumbuh besar berkat masakan Anda. Terima kasih banyak.” Kabarnya, harapan terakhirnya adalah seluruh keluarganya dapat terus mendukung Tzu Chi dan mewujudkan harapan saya. Banyak orang merasa kehilangan dan merindukannya. Tahun ini dia baru berusia 54 tahun. Janganlah beranggapan orang hanya bisa meninggal di usia tua. Orang juga bisa meninggal di usia muda. Dalam ketidakkekalan hidup, manusia datang dan pergi sesuai dengan hukum alam. Semasa hidupnya, dia menjalin jodoh baik dengan banyak orang dan bersumbangsih dengan penuh sukacita. Setiap hari kita bisa melihat kebahagiaannya. Dia sangat menyayangi anak-anak. Di sekolah menengah, sekolah dasar, dan Institut Teknologi Tzu Chi Hualien, dialah yang bertanggung jawab atas konsumsi. Dia memiliki satu harapan, yaitu anak-anak bisa suka makanan vegetarian dan tidak makan daging. Dia menjaga fisik dan batin anak-anak dengan baik. Anak dan menantunya juga sangat penurut dan berbakti. Mereka selalu menuruti perkataannya. Singkat kata, kehidupannya berjalan dengan lancar dan dia telah melakukan apa yang ingin dilakukannya. Meskipun usianya tidak panjang, tetapi jiwa kebijaksanaannya bertumbuh pesat. Bisa dikatakan dia sangat penuh berkah. Singkat kata, kehidupan yang cemerlang bukan terletak pada panjang pendeknya usia seseorang. Nilai kehidupan kita haruslah luas dan dalam. Dia telah menjalin jodoh baik dengan banyak orang. Kita harus mengukir nilai kehidupan yang dalam dan menjalin jodoh dengan banyak orang. Dia juga telah menjalin jodoh Dharma yang dalam. Jadi, jalinan jodoh dan makna hidup yang dalam, semua telah dia miliki. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou) | |||