Suara Kasih : Menolong Tanpa Pamrih

 

Judul Asli:
Menolong Sesama Tanpa Pamrih

Menebar benih kebajikan di tengah kesulitan
Menyalurkan bantuan hingga ke seluruh pelosok dunia   
Mendapat pengakuan di dunia internasional
Menghadapi berbagai rintangan dengan tekad yang tak tergoyahkan

“Tanggal 19 Juli 2010 merupakan hari yang bersejarah bagi insan Tzu Chi di seluruh dunia. Pada pukul 11.00 pagi waktu New York, Dewan Ekonomi dan Sosial PBB secara resmi memberikan status konsultatif khusus kepada Tzu Chi. Di samping merasa senang, tanggung jawab kita pun menjadi lebih besar. Perjalanan kita masih sangat panjang. Semoga dengan memiliki status ini, kita dapat lebih banyak berkontribusi di dunia internasional dan dapat mengemban misi, memikul tanggung jawab, serta menyebarkan semangat cinta kasih universal hingga ke seluruh dunia sesuai harapan Master Cheng Yen,” ucap salah satu relawan Tzu Chi.

Saudara sekalian, saya ingin menyampaikan sebuah kabar gembira. Pada tanggal 19 Juli 2010 pukul 11.00 pagi waktu New York, bertempat di Markas Besar PBB New York, Dewan Sosial dan Ekonomi PBB secara resmi memberikan status konsultatif khusus kepada Tzu Chi. Saya sungguh berterima kasih kepada insan Tzu Chi di Amerika Serikat. Sejak tahun 2008 mereka telah bekerja keras agar Tzu Chi dapat memperoleh status ini.

Dengan adanya status ini, kita dapat mengajukan perlindungan dari pasukan perdamaian pada saat menyalurkan bantuan, sehingga proses penyaluran bantuan kita dapat berjalan lebih lancar dan aman. Informasi yang kita dapatkan pun akan lebih tepat, seperti negara mana yang tertimpa bencana dan bantuan apa yang paling diperlukan oleh korban bencana. Dengan memiliki status konsultatif khusus ini, kita dapat ikut serta dalam rapat dewan dan belajar dari berbagai organisasi kemanusiaan tentang pengalaman dan prinsip kerja mereka. Ini bertujuan untuk memperluas daerah jangkauan Tzu Chi agar tiada satu sudut dunia pun terlewatkan.
 

Saya selalu berharap ajaran Buddha dapat tersebar ke seluruh dunia. Dharma senantiasa membimbing manusia agar saling memerhatikan dengan penuh welas asih. Dharma mengarahkan manusia ke jalan yang benar dengan melenyapkan segala kegelapan batin dan membangkitkan cinta kasih tanpa pamrih, serta menciptakan berkah bagi dunia. Kerja keras insan Tzu Chi selama puluhan tahun ini hanyalah demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. 

Kita semua memiliki tekad yang luhur. Lebih dari 40 tahun lalu Tzu Chi dimulai dari beberapa anggota saja. Dari tayangan tadi kita dapat melihat bahwa pada saat itu kita sungguh mengalami banyak kesulitan. Untuk membabarkan ajaran Buddha, diperlukan waktu dan tempat yang tepat agar banyak orang dapat terinspirasi. Segala hal tak luput dari sebab dan kondisi. Faktor waktu, tempat, dan manusia yang mendukung membuat Tzu Chi dapat didirikan pada masa itu. Kesabaran sangat dibutuhkan untuk membentuk jalinan jodoh ini.

Tzu Chi berdiri dari sebuah niat untuk membantu sesama yang menderita. Di masa dan kondisi yang penuh kesulitan, dengan penuh kesabaran kami menginspirasi orang-orang untuk bergabung. Selama lebih dari 40 tahun ini para insan Tzu Chi terus giat bersumbangsih demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Mereka juga senantiasa menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri dan tekad Guru sebagai tekad sendiri. Inilah benih yang tertanam dalam diri setiap orang.

Semua orang memiliki hakikat yang sama dengan Buddha, yakni jernih, welas asih, dan bijaksana. Hati yang jernih dan penuh cinta kasih tanpa pamrih, welas asih yang membuat kita merasa senasib dan sepenanggungan dengan orang lain, serta kebijaksanaan yang sama seperti yang dimiliki Buddha, terdapat dalam diri setiap orang. Inilah yang dinamakan benih Bodhisatwa. Semua orang memiliki benih ini dalam dirinya. Hanya saja, waktu dan tempat benih mereka bertunas dan bertumbuh, berbeda-beda. Ini semua bergantung pada sebab dan kondisi.

Selama lebih dari 40 tahun ini kita telah menyaksikan banyak sekali penderitaan di dunia ini. Insan Tzu Chi memikul tanggung jawab yang sangat besar. Sumbangsih insan Tzu Chi membawa kestabilan bagi fisik, batin, maupun kehidupan orang-orang yang menderita. Melihat setiap insan Tzu Chi memikul barang bantuan dan memberikannya kepada orang yang membutuhkan dengan penuh rasa hormat, saya sungguh merasa tersentuh.
 

Cinta kasih insan Tzu Chi sungguh melebihi tingginya gunung, bahkan lebih tinggi dari Gunung Himalaya. Karena itu, Buddha sering mengatakan bahwa karma kolektif yang manusia ciptakan akan berdampak sangat besar. Jadi, bila kita berjalan menyimpang, maka akibatnya akan sangat fatal. Buah dari karma buruk kolektif manusia akan berdampak sangat besar. Sebersit niat baik untuk menciptakan berkah bagi dunia pun akan membawa berkah yang sangat besar. Semua bermula dari sebersit niat.

Selama puluhan tahun ini kita sungguh menyaksikan dan menyadari banyak hal. Dulu Tzu Chi adalah sebuah organisasi kemanusiaan biasa. Namun kini, kita memikul tanggung jawab yang lebih berat. Dengan menyandang status ini, maka makin banyak orang tahu akan keberadaan sebuah organisasi Buddhis yang senantiasa bersumbangsih dengan penuh cinta kasih tanpa pamrih dan menggunakan seluruh donasi demi membantu korban bencana, dan orang-orang yang menderita.

Saya yakin semangat ini akan dapat menjangkau setiap sudut dunia dan menginspirasi lebih banyak orang untuk memanfaatkan apa yang mereka miliki demi membantu orang yang menderita. Bantuan ini akan sangat berarti bagi mereka. Inilah cara untuk menginspirasi orang lain. Saya sungguh berterima kasih. Ini sungguh merupakan pencapaian yang baik dan momen yang penting dalam sejarah Tzu Chi. Saya sungguh berterima kasih. Kini hendaknya kita lebih bekerja keras untuk mengemban Empat Misi Tzu Chi hingga ke setiap sudut dunia. Jadi, para Bodhisatwa sekalian, kita harus memiliki bahu yang kuat karena akan memikul tanggung jawab yang lebih berat. Semangat dan prinsip Tzu Chi pun harus kita sebarkan lebih luas. Saya sungguh berterima kasih.

Kemarin saya menyaksikan berita tentang duta Kantor Urusan Ekonomi dan Budaya Israel. Saat itu ia tengah melakukan kegiatan daur ulang. Ia berkata bahwa ini mungkin terakhir kalinya ia melakukan kegiatan daur ulang di Taiwan, karena ia akan segera kembali ke Israel. Ia akan membawa serta benih cinta kasih ini dan menjadi relawan Tzu Chi pertama di Israel. Asalkan memiliki niat, kita dapat mengukir sejarah di dunia. Para Bodhisattva sekalian, terima kasih. Segala yang telah kita capai adalah berkat kesungguhan hati dan cinta kasih kalian semua. Terima kasih.

Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi/Foto: Da Ai TV Taiwan
 
 
 
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -