Suara Kasih: Mensosialisasikan Vegetarian

 

Judul Asli:

 

Mensosialisasikan Pola Hidup Vegetarian dan Melindungi Kehidupan

 

Mengubah sebersit niat dengan penuh keberanian Mensosialisasikan pola hidup vegetarian di pasarKrisis bahan pangan mendatangkan penderitaan Mensosialisasikan pola hidup vegetarian dan melindungi kehidupan

Wang Li Xiang adalah penjual bahan vegetarian di pasar. Sejak tahun ini, 3 hari dalam sebulan ia menyediakan makanan vegetarian gratis di stannya. Ia pernah mengalami kehidupan yang sulit. Sembilan belas tahun yang lalu, usaha suaminya mengalami kebangkrutan. Suaminya pun pergi berjudi karena ingin memenangkan uang untuk melunasi utang. Tak disangka, utangnya malah semakin lama semakin banyak sehingga ada gangster yang datang untuk menagih utang. Ia tidak ada jalan keluar. “Saya berpikir untuk menyalakan gas dan bunuh diri bersama keluarga saya. Namun, saya mengingat laporan berita bahwa gas bisa menyebabkan ledakan dan kebakaran. Karena tidak ingin melukai tetangga, saya pun mengurungkan niat itu,” katanya.

“Keesokan harinya, saya menerima sebuah paket dari Tzu Chi. Namun, alamatnya bukan ditujukan kepadanya. Lalu, Kakak melihat dua huruf “Tzu Chi” dari 4 huruf ini. Saya sungguh merasa senang saat melihat 2 huruf ‘Tzu Chi’,” jelasnya.

“Saat membukanya, saya melihat foto seorang guru Dharma, entah mengapa saya mulai menangis selama belasan menit. Saya seperti mengadu semua penderitaan saya selama beberapa tahun itu kepada guru Dharma tersebut. Kemudian, saya membaca isinya tentang seseorang yang lebih menderita dari saya. Jadi, saya pun berpikir untuk menjadi relawan. Pada saat itu, saya mengurungkan niat untuk bunuh diri,” aku Wang Li Xiang.

 

Ia mengubah pola pikirnya dan mulai giat menjadi relawan Tzu Chi. Selain itu, ia juga mensosialisasikan pola hidup vegetarian. Para tetangga atau para pendagang di pasar memahami Tzu Chi sedang mensosialisasikan pola hidup vegetarian, jadi mereka pun turut membantu. Mereka membawa mi, tepung, sayur, minyak, dan lain-lain untuk Li Xiang. Selama 3 hari dalam sebulan, mereka datang membantu serta menyediakan bahan untuk memasak. Mereka bekerja sama untuk berbuat baik.

Melihat setiap orang saling mendukung untuk bertobat dan bervegetarian, saya sungguh merasa tersentuh. Terlebih lagi, karena ketidakselarasan 4 unsur alam, banyak tempat mengalami bencana kekeringan. Contohnya, Somalia yang telah mengalami kekeringan selama hampir 10 tahun. Warga yang kurang mampu sungguh sulit untuk bertahan hidup. Selain itu, akibat perang jangka panjang, organisasi kemanusiaan internasional mengalami kesulitan untuk menyalurkan bantuan. Karena itu, sekitar 3,7 juta warga Somalia menghadapi krisis bahan pangan. Setiap hari, sekitar 4.000 warga mengungsi ke negara tetangga yang juga merupakan negara tertinggal mengungsi ke negara tetangga.

Kita dapat membayangkan bagaimana penderitaan para warga kurang mampu setempat karena mereka harus berjalan melewati daerah tandus untuk meminta bantuan dari negara tetangga. Mereka sungguh menderita karena tersengat sinar matahari yang terik dan harus menempuh perjalanan yang sulit. Saudara sekalian, kita sungguh harus menghargai kehidupan kita pada setiap hari. Setiap orang harus bersyukur kepada langit dan bumi. Kita juga harus bersyukur, menghargai, dan melindungi masyarakat ini. Inilah yang harus kita lakukan. Bila tidak, maka kita akan menghadapi penderitaan seperti warga Somalia.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengimbau negara anggotanya untuk mengumpulkan dana sebanyak 1,3 miliar dolar AS untuk merencanakan penyaluran bantuan ke Somalia. Namun hingga kini, dana yang terkumpul baru sekitar 17 persen. Bodhisatwa sekalian, kita harus menghimpun kekuatan cinta kasih. Untuk itu, kita harus saling mengimbau dan saling mendukung. Orang yang hidup tenteram hendaknya membantu orang yang membutuhkan. Kita yang berada di tempat yang aman harus menghargai, bersyukur, dan melindungi kondisi yang aman ini.

Saya sungguh berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang terjun ke tengah masyrakat untuk mensosialisasikan pola hidup vegetarian demi memenuhi nafsu makan, banyak orang menjadi ketagihan mengonsumsi daging hewan. Mereka tak nafsu makan tanpa daging hewan.

 

Demi memenuhi nafsu makan, banyak hewan diternak. Karena peternakan hewan semakin banyak, kita membutuhkan banyak air dan rumput. Kotoran hewan juga mengakibatkan pencemaran lingkungan. Selain itu, kini juga telah terjadi krisis bahan pangan. Manusia hendaknya mengonsumsi sayur-sayuran. Bumi telah menyediakan makanan yang layak untuk kita untuk dikonsumsi oleh manusia. Hanya saja, manusia memiliki pandangan yang keliru. Karena itu, kita terus mengimbau setiap orang untuk bertobat secara mendalam, giat dan bersemangat, serta bervegetarian. Dengan mensosialisasikan pola hidup vegetarian, maka manusia akan mengonsumsi makanan yang tepat. Dengan demikian, maka akan ada banyak hewan yang selamat dan peternakan juga akan berkurang.

Sesungguhnya, kondisi hewan yang diternak juga sangat memprihatinkan. Saya sering berkata bahwa hewan-hewan terlahir ke dunia bukan untuk dikonsumsi oleh manusia. Mereka terlahir di alam hewan karena menerima buah karma dari perbuatan mereka sendiri. Namun, manusia malah menyiksa mereka. Lihat penderitaan yang dialami oleh hewan. Manusia telah menciptakan karma buruk. Kelak siapa yang akan menerima buah karma dari perbuatan kita? Kita sendirilah yang akan menerimanya.

Kini, kita dapat melihat kehidupan manusia yang semakin menderita. Kekuatan karma yang harus mereka terima semakin berat. Karena itu, kita harus memahami hukum sebab akibat. Kita sungguh harus menyadarinya. Karena itu, kini kita tengah mensosialisasikan pola hidup vegetarian dan melindungi kehidupan. Dengan mengimbau setiap orang untuk bervegetarian, berarti kita tengah memutar roda Dharma. Kita harus membangkitkan cinta kasih setiap orang untuk melindungi kehidupan. (Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.)

 
 
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -