Suara Kasih: Menyadari Berkah Setelah Melihat Penderitaan

 

Judul Asli:

Menyadari Berkah Setelah Melihat Penderitaan

Kekuatan manusia tidak sanggup melawan kekuatan alam
Mempersiapkan kegiatan pembagian beras dan tidak takut menghadapi rintangan
Insan Tzu Chi di Afrika Selatan tumbuh dari satu benih menjadi tak terhingga
Menyadari berkah setelah melihat penderitaandan menyebarkan cinta kasih ke seluruh dunia

Bencana di dunia ini sungguh banyak. Salah satunya adalah Topan Utor yang sudah terbentuk di permukaan laut sejak beberapa hari lalu. Topan tersebut telah menerjang Filipina dan mendatangkan kerusakan parah di Pulau Luzon. Kini, pemerintah Guangdong, Tiongkok juga tengah mengimbau para warganya agar lebih meningkatkan kewaspadaan.

Lihatlah, unsur alam yang tidak selaras telah menyebabkan bencana terjadi silih berganti. Untuk menyelaraskan kondisi dunia, setiap orang harus bersikap rendah hati, berintrospeksi diri, menghemat penggunaan energi, dan menjalani pola hidup sederhana. Jika semua orang bisa hidup lebih hemat, maka kadar emisi karbon akan menurun. Dengan demikian, kita bisa menyimpan dan mewariskan sumber daya alam untuk generasi penerus kita. Sungguh, setiap orang harus meningkatkan kewaspadaan, berintrospeksi diri, serta segera mengubah gaya hidup. Jika tidak, kita sungguh tak sanggup melawan kekuatan alam. Setiap orang sungguh harus membangkitkan kekuatan cinta kasih.

Kita bisa melihat jalinan jodoh Tzu Chi di Mozambik. Benih Tzu Chi di Afrika Selatan terus bertunas dan bertumbuh menjadi pohon Bodhi. Kini, pohon-pohon Bodhi itu telah menghasilkan buah yang berlimpah. Selain memperhatikan warga di negara sendiri, insan Tzu Chi di Afrika Selatan juga berangkat ke negara tetangga seperti Mozambik.

Melihat banyaknya orang yang hidup kekurangan dan terbatasnya barang bantuan, bagaimana cara kita menyalurkan bantuan agar para warga bisa berbesar hati? Sebelum membagikan bantuan, relawan Tzu Chi berkunjung dari rumah ke rumah untuk mencari tahu kondisi hidup para warga kurang mampu. Mereka juga berbagi dengan para warga bahwa berhubung barang bantuan terbatas, kita harus membagikannya kepada orang yang paling membutuhkan. Mereka membimbing para warga agar tidak bersikap tamak dan harus saling mengasihi.

Bagi banyak warga di sana, beras adalah makanan yang sulit mereka peroleh. Di mata mereka, beras sangatlah berharga. Saat bantuan beras tiba di sana dan mulai dibagikan, orang yang tidak menerima bantuan tidak berkecil hati. Ini karena para relawan Tzu Chi sudah menjelaskan terlebih dahulu bahwa berhubung jumlah barang bantuan terbatas, maka kita harus membantu orang yang lebih membutuhkannya. Insan Tzu Chi membimbing warga kurang mampu untuk membangkitkan cinta kasih dengan harapan mereka bukan saja tidak mengeluh, tetapi juga turut berbahagia melihat orang lain menerima bantuan. Meski mereka sendiri tidak menerima bantuan dan hidup serba kekurangan, tetapi saat melihat orang yang lebih tidak mampu dari mereka, mereka pun mulai menyadari berkah. Karena itu, saat melihat orang lain menerima bantuan, mereka turut berbahagia. Ini merupakan salah satu bentuk dana. Melihat segala pencapaian mereka, saya sungguh merasa kagum.

Para insan Tzu Chi dari Afrika Selatan telah berusaha segenap tenaga untuk berangkat ke Mozambik demi menyebarkan benih cinta kasih. Meski warga setempat hidup kekurangan, tetapi benih cinta kasih telah bertunas di dalam hati mereka. Saya sering mengatakan jodoh sangat luar biasa. Ada seorang anak muda dari Mozambik yang menuntut ilmu di Taiwan. Dia pun mengenal seorang gadis Taiwan dan mulai menjalin jodoh dengan Cai Dai-lin. Akhirnya, dia menikahi gadis Taiwan itu dan mereka menetap di Mozambik. Sejak beberapa tahun lalu, Cai Dai-lin sudah mendengar tentang kontribusi insan Tzu Chi di Afrika Selatan. Dia pun mulai mencari tahu tentang Tzu Chi yang berasal dari Taiwan ini dan ikut bergabung. Untung saja ada Cai Dai-lin. Kali ini, saat beras dari Taiwan dikirimkan dari Afrika Selatan ke Mozambik, berhubung Tzu Chi belum terdaftar di sana, maka kita mengalami sedikit kesulitan untuk melakukan pembagian beras. Beruntung, suami Cai Dai-lin pernah bekerja di istana kepresidenan sehingga dia bisa mengunjungi kepala staf kantor ibu negara.

Dia menceritakan kontribusi insan Tzu Chi di seluruh dunia dan sumbangsih Tzu Chi selama bertahun-tahun di Afrika Selatan. Setelah mendengarnya, kepala staf kantor ibu negara itu merasa sangat tersentuh. Karena itu, dia turun tangan berkomunikasi dengan berbagai departemen. Hingga tanggal 6 Juli, surat izin kita keluar, sedangkan pembagian bantuan direncanakan tanggal 7 Juli.

Dalam waktu sehari, para relawan Tzu Chi membersihkan lokasi, memindahkan beras, serta melakukan latihan. Untuk meminta warga setempat berbaris dengan rapi namun, relawan Pan memiliki caranya sendiri. Dia menggunakan tongkat untuk merapikan barisan. Dia juga mengajarkan kepada relawan lain untuk membungkukkan badan dan mengucapkan terima kasih kepada penerima bantuan. “Jika kita membagikan beras dengan hati penuh rasa syukur, maka orang yang menerima bantuan juga akan berterima kasih kepada kita. Saat membungkuk, badan harus membentuk 90 derajat. Saat pembagian bantuan, setiap orang sangat tertib dan rapi. Kita semua adalah satu keluarga. Kami di sini untuk mengasihi kalian. Itulah tujuan utama kami ke sini. Kami berharap setiap orang saling menyayangi dan saling memperhatikan,” ujar relawan Pan.

Salah seorang pejabat yang ikut hadir merasa sangat tersentuh. Usai pembagian bantuan, dia bertanya apakah insan Tzu Chi bisa sering-sering datang untuk membimbing warga setempat agar mereka mengerti untuk saling menghormati dan saling memperhatikan. Dia bertanya demikian kepada insan Tzu Chi. Inilah kekuatan cinta kasih. Kontribusi yang penuh ketulusan sungguh dapat menyentuh hati orang. Ini bisa dilakukan oleh setiap orang. Ini bukan hal yang tidak mungkin. Segala kesulitan bisa diatasi. Intinya bukan terletak pada berapa banyak barang bantuan yang bisa kita berikan, melainkan bagaimana cara menginspirasi setiap orang untuk membangkitkan kekayaan batin.

Sesungguhnya, masih ada banyak kisah yang menyentuh. Setelah kegiatan pembagian bantuan,  relawan Tzu Chi kembali melakukan survei ke rumah penerima bantuan. Lihatlah, ini adalah kasus yang kita temukan setelah pembagian beras. Melihat wanita itu, insan Tzu Chi segera memberikan kursi roda untuknya. Kekayaan batin adalah harta yang tak akan habis terpakai. Setiap hari, saya dipenuhi rasa syukur. Namun, melihat ketidakselarasan unsur alam di dunia dan hati manusia yang tidak tenang, saya sungguh merasa sedih. Hanya jika Bodhisatwa dunia terus menghimpun kekuatan cinta kasih dan terus menyebarkan benih cinta kasih, barulah dunia ini bisa aman dan tenteram. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

 
 
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -