Suara Kasih: Menyebarkan Cinta Kasih pada Hari Festival Perahu Naga

 

 

 

Judul Asli:

Menyebarkan Cinta Kasih pada Hari Festival Perahu Naga

Menyebarkan cinta kasih pada Hari Festival Perahu Naga
Seorang wanita tunanetra bertekad untuk menolong orang lain
Melenyapkan kebenciandan dendam di dalam hati
Mempelajari kebijaksanaan Buddha yang seluas samudra

Dalam perayaan Festival Perahu Naga, insan Tzu Chi di berbagai negara membagikan bacang ke rumah warga. Mereka membuat ribuan butir bacang untuk dibagikan kepada masyarakat. Hal ini membuat saya merasa bahwa keluarga Tzu Chi sungguh besar. Insan Tzu Chi membagikan bacang kepada mereka yang sangat sibuk bersumbangsih bagi masyarakat, kepada orang yang dilupakan oleh masyarakat, dan kepada orang-orang yang tak bisa merayakan festival ini bersama keluarga. Pada hari perayaan Festival Perahu Naga, insan Tzu Chi di seluruh dunia menyebarkan keharuman dan kehangatan bagi banyak orang. Melihat pemandangan ini, bukankah setiap orang di dunia ini adalah satu keluarga? Sungguh penuh kehangatan. Akan tetapi, kita juga harus berhati-hati saat makan bacang. Dua hari lalu, kita dapat melihat wakil kepala RS Hsu dari RS Tzu Chi Taipei berbagi kepada kita saat yang tepat untuk makan bacang. Karbohidrat sangat mudah berubah menjadi lemak karena protein di dalam tubuh kita. Protein sangat berkaitan dengan tidur kita. Sekresi ini paling aktif pada pukul 10 malam hingga pukul 2 subuh, dan paling pasif pada pukul 3 sore. Perbedaannya adalah 20 kali lipat lebih. “Jadi, jika kita makan bacang pada pukul dua hingga tiga sore, maka kemungkinan berubah menjadi lemak sangat rendah. Jika ingin makan bacang pada malam hari, sebaiknya sebelum pukul 5.30 sore.”

 Kita juga melihat seorang ibu tunanetra. Meski memiliki anak, Meski dia memiliki seorang putri, namun putrinya sama sekali tidak memperhatikannya. Akan tetapi, ibu ini tetap tegar. Dia merasa semua yang terjadi padanya adalah akibat buah karmanya sendiri. Karena itu, dia sangat tegar. Dia lebih memilih membantu orang lain daripada harus menerima bantuan. Dia bahkan bisa menjadi relawan dan membuat bacang. Meski matanya tak bisa melihat, dia tetap bisa membantu orang lain. Di tengah hidupnya yang penuh kesulitan,dia tetap mempertahankan arah hidup yang benar. Meski sudah berusia lanjut, dia tetap mempertahankan tekadnya untuk berjalan di arah yang benar. Meski sudah berusia lanjut, dia tetap mempertahankan tekadnya.

Kemarin, selain merayakan Festival Perahu Naga, kita juga melihat sebuah upacara yang penuh kehangatan, yaitu upacara wisuda siswa Sekolah Menengah dan SD Tzu Chi. Mereka sungguh menggemaskan dan rapi. Kita juga melihat seorang ayah dari salah satu murid yang bekerja sebagai insinyur komputer di AS. Terhadap pendidikan anaknya, dia berharap anaknyatak hanya sekadar memperoleh pengetahuan. Dia juga ingin anaknya memahami prinsip-prinsip sebagai manusia dan memiliki budaya humanis Tzu Chi. Dia berharap sedari kecil, anaknya sudah tahu menghormati guru, tahu cara berinteraksi dengan baik,dan memiliki tata krama. Dia ingin anaknya bisa saling mengasihi antarsesama. Kemarin, anaknya lulus. Kemarin, anaknya telah diwisuda.

Dalam upacara kelulusan, anak itu berbagi bahwadahulu, dia sangat benci pada ibunya karena saat dia berusia 6 tahun, ibunya pergi meninggalkan rumah. Sang ayahlah yang merawatnya. Karena itu, dia sangat membenci ibunya. Dia pernah berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra Bakti Seorang Anak. Meski dahulu dia pernah sangat membenci ibunya yang telah meninggalkannya, namun melalui pementasan Sutra Bakti Seorang Anak, dia menyadari penderitaan seorang ibu saat mengandung yang sangat besar. Karena itu, kini, dia sangat bersyukur dan tak membenci ibunya lagi. Kini dia sangat berterima kasih pada ibunya. Singkat kata, hubungan antarmanusia sungguh misterius.

Dalam ceramah tadi pagi, bukankah saya berkata bahwa pikiran manusia yang sangat kompleks mengakibatkan kegelapan batin terus tercipta sehingga timbullah hubungan cinta, benci, dan dendam yang akhirnya mendatangkan penderitaan? Di Taipei, ada sepasang kekasih yang sangat tidak dewasa. Gadis itu baru berusia 17 tahun dan kekasihnya berusia 25 tahun. Ayah dari sang gadis melarang hubungan mereka kekasih pria itu adalah pengangguran. Karena tidak terima, gadis itu malah membakar tempat tinggal keluarganya. Mendengar berita ini, insan Tzu Chi segera memberikan penghiburan. Setiap orang sangat terkejut mendengar berita ini. Saya sungguh merasa bahwa anak muda zaman sekarang sangat tidak dewasa. Demi hubungan cinta mereka, lebih dari 80 keluarga di komunitas merasa ketakutan. Hubungan cinta yang tidak dewasa sungguh menakutkan. Kita juga melihat sebuah berita dari Tiongkok. Pada tanggal 7 Juni lalu, saat jam pulang kerja, sebuah angkutan umum di Xiamen, Tiongkok yang mengangkut lebih dari 80 penumpang tiba-tiba meledak. Insiden itu mengakibatkan 47 orang meninggal dan 34 orang mengalami luka ringan dan berat. Para korban ledakan segera dibawa ke rumah sakit setempat.

Sesungguhnya, para staf medis di sana juga merasa panik karena melihat begitu banyak pasien yang merintih kesakitan. Ditambah lagi, keluarga pasien yang bergegas ke RS setelah menerima kabar. Bayangkan, berapa banyak orang yang datang ke rumah sakit itu. Insan Tzu Chi sangat ingin mencurahkan perhatian bagi mereka. Setelah mendapat izin dari pimpinan setempat, pada tanggal 10 Juni, mereka segera memberikan penghiburan bagi para staf medis dan keluarga korban. Penghiburan mereka berhasil menenangkan hati para perawat agar mereka bisa kembali merawat pasien dengan baik. Para korban yang mendapat pendampingan dan penghiburan dari insan Tzu Chi pun perlahan-lahan merasa stabil dan mulai menjalani pengobatan.

Bisa kita bayangkan betapa sedihnya para keluarga korban. Kehidupan manusia sungguh tidak kekal. Buddha datang ke dunia untuk membabarkan Dharma. Selain membabarkan kebenaran transenden, Buddha juga membabarkan kebenaran duniawi untuk mengajarkan para manusia awam bagaimana membuka simpul di dalam hati dan bagaimana berinteraksi dengan orang lain dengan penuh cinta kasih.

Inilah kehidupan yang indah. Kita harus yakin bahwa ajaran Buddha bisa membimbing kita menuju jalan yang paling cemerlang dan damai. Kita harus memiliki keyakinan. Baiklah. Singkat kata, kapan pun dan di mana pun, kita harus menghargai hubungan antarmanusia. Kita harus lebih menghargai waktu yang memungkinkan kita untuk berjalan ke berbagai tempat untuk membangun untuk berinteraksi dengan sesama. interaksi antarsesama. Kita harus sungguh-sungguh menghargainya. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

 
 
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -