Suara Kasih: Menyebarkan Dharma dengan Tulus

 

Judul Asli:

 

Menyebarkan Dharma dengan Penuh Ketulusan

 

Budaya humanis menumbuhkan jiwa kebijaksanaan
Menyebarkan Dharma dengan penuh ketulusan
Menyalurkan bantuan materi dan cinta kasih tak terhingga
Menginspirasi semua orang dengan welas asih

Setiap hari saya dipenuhi rasa syukur. Belakangan ini kita terus mensosialisasikan budaya humanis Tzu Chi ke seluruh dunia. Budaya humanis ini bagaikan mata air, ia tak hanya dapat menyucikan batin, melainkan juga menginspirasi orang untuk membuat mata air dalam batin mereka. Setiap sumur memiliki mata airnya sendiri. Sumber air jernih yang terus-menerus memancar dapat menyucikan batin manusia dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.

Kita dapat melihat dahulu ajaran Buddha hanya ada di timur, kini sudah tersebar hingga ke barat. Film animasi Mahabiksu Jian Zhen telah diputar di Amerika Serikat. Insan Tzu Chi di Amerika Serikat menuangkannya ke dalam pertunjukan yang sangat indah. Mahabiksu Jian Zhen mengatasi segala rintangan dengan berani, penuh semangat, dan berpegang teguh pada tekad demi menyebarkan Dharma ke Jepang. Melihat insan Tzu Chi AS berlatih dengan keras, saya sungguh merasa tersentuh. Meski sangat sibuk, namun mereka bersedia untuk ikut berpartisipasi.

Dimulai dari kantor cabang Tzu Chi di California Selatan sampai ke New Jersey, pementasan ini diperankan oleh anggota Tzu Cheng dan anggota komite Tzu Chi yang berasal dari wilayah yang berbeda-beda. Insan Tzu Chi dari California bagian utara juga mengadakan pementasan. Pementasan mereka diperankan oleh para insinyur dan ahli pemrograman. Mereka sangat bersungguh hati, rendah hati, dan penuh ketulusan. Mereka juga menjalani pola hidup vegetarian selama sebulan penuh sebelum pementasan. Di antaranya terdapat seorang relawan lokal bernama Richard yang merasakan sulitnya bervegetarian. "Selama masa pelatihan, ia berkata pada saya, "Beritahu Kak Qiong Yu bahwa lebih baik saya membantunya mencuci mobil daripada bervegetarian. Saya berusaha mengatasi nafsu untuk mengonsumsi daging. Namun, demi istri dan permentasan ini, saya merasa sangat pantas." Ia tetap bertahan dengan segala peraturan yang harus ditaati oleh setiap peserta pementasan. Asalkan dapat berpartisipasi dalam pementasan, mereka merasa mendapat kehormatan," cerita seorang relawan Amerika Serikat.

 

Kita dapat melihat ketulusan dan semangat dalam diri mereka. Hal ini sungguh tidak mudah. Melalui pertunjukan mereka, kita dapat melihat kekuatan dalam kelemahlembutan. Peserta di atas panggung berjumlah 324 orang. Tentu saja, relawan yang mendukung dari belakang jauh lebih banyak. Lihatlah betapa para insan Tzu Chi di AS mendedikasikan dirinya. Selain dipentaskan di California dan New Jersey, kisah Mahabiksu Jian Zhen ini juga diputar di Meksiko agar para warga Tionghoa setempat dapat menyaksikannya.

Sebelumnya mereka tidak mengenal ajaran Buddha. Mereka menyaksikan semangat Mahabiksu Jian Zhen yang gagal sebanyak lima kali sebelum akhirnya sampai di Jepang. Bahkan saat kehilangan daya penglihatan, ia tetap tak menyerah. Mereka sangat tersentuh melihatnya. Selain Meksiko, kisah tersebut juga diputar di Dominika. Bahkan, pembawa acara menerjemahkannya ke dalam bahasa Spanyol agar penonton bisa mengerti.

Tiada hal yang tak dapat dilakukan. Meskipun berada di belahan barat, namun mereka tetap menyebarkan semangat Buddhisme dan budaya humanis Tzu Chi ke seluruh dunia. Saya sungguh berterima kasih kepada para relawan Tzu Chi di seluruh dunia yang tak takut menghadapi kesulitan demi menapaki Jalan Bodhisatwa. Mereka membangun ikrar luhur dan mempraktikkannya secara nyata. Mereka memiliki tekad tak tergoyahkan hingga masa tak terhingga.

Kita juga dapat melihat relawan di Malaysia yang sangat bersungguh hati. Kisah Mahabiksu Jian Zhen ditayangkan di teater dan mendapat respon yang luar biasa. Waktu penayangan diperpanjang hingga 8 Juni. Hingga kini, lebih dari 13.000 warga Malaysia telah menyaksikan film itu. Hal ini sungguh tidak mudah. Baik biarawati, pendeta, maupun biksu/biksuni turut datang menyaksikannya dan merasa sangat tersentuh. Warga setempat pun merasa sangat kagum oleh kesungguhan hati para insan Tzu Chi dalam membuat film animasi itu. Melihat mereka bekerja keras demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk, saya sungguh bersyukur, kagum, dan tersentuh. Mereka semua berada jauh dari saya. Saya tak dapat melukiskan ketulusan yang saya lihat dalam diri mereka.

Bodhisatwa sekalian, bencana yang terjadi silih berganti mengakibatkan kaum papa semakin menderita. Saya sungguh berterima kasih kepada Dewan Pertanian Taiwan yang bekerja sama dengan Tzu Chi dalam menyumbangkan 1.500 ton beras kepada warga di Filipina. Kita semua tahu bahwa banyak warga Filipina yang hidup dalam penderitaan.

Sebagian dari mereka harus mencari makanan di tengah timbunan sampah. Karena itu, kita terus memohon kerja sama dengan Dewan Pertanian Taiwan agar dapat menyumbangkan beras ke Filipina. Saya sungguh berterima kasih kepada Dewan Pertanian yang kembali mengirim cinta kasih warga Taiwan ke negara lain.

Salah seorang wanita Filipina berkata, "Ini adalah cinta kasih dari Tzu Chi dan Taiwan. Kalian tak hanya menyumbang beras, namun yang terpenting adalah cinta kasih kalian yang telah menginspirasi warga Filipina." Benar. Bantuan materi bisa habis digunakan, namun cinta kasih akan ada selamanya. Bagaimana agar kita dapat menyebarkan benih cinta kasih ke seluruh dunia? Apa yang harus kita lakukan? Kita harus memiliki cinta kasih serta perasaan senasib dan sepenanggungan. Kita harus mensosialisasikan semangat ini ke seluruh dunia. Kita harus membangkitkan cinta kasih semua orang. Kehidupan ini penuh dengan penderitaan. Bagaimana cara kita membangkitkan welas asih dalam diri setiap orang agar mereka menyadari berkah setelah melihat penderitaan serta mengembangkan welas asih di tengah penderitaan?

Semoga welas asih kita dapat berkembang saat melihat penderitaan orang lain. Untuk itu, kita harus menggunakan cara seperti yang telah terlihat sekarang. Lihatlah, betapa tulusnya mereka. Mereka sungguh adalah Bodhisatwa dunia yang hidup pada masa ini. Saya sering berkata bahwa pada masa ini, yang juga disebut kalpa keberuntungan, akan muncul banyak orang bijak. Orang bijak adalah Bodhisatwa. Banyak Bodhisatwa akan muncul pada masa ini. Hal ini sungguh mengagumkan dan membuat orang tersentuh melihatnya.

 
 
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -