Suara Kasih: Menyelamatkan Dunia dari Hati Manusia

 

 

Judul Asli:

Menyelamatkan Dunia Harus Dimulai dari Hati Manusia

Para tunawisma membalas budi insan Tzu Chi dengan turut berkontribusi
Siswa TK Tzu Chi turut menggalang dana untuk membantu para korban Badai Sandy
Terjadinya tragedi maut di sebuah sekolah dasar
Menyelamatkan dunia harus dimulai dari hati manusia

Kita dapat melihat di Amerika Serikat dan Kanada terdapat banyak sekali tunawisma. Di tengah cuaca yang begitu dingin, mereka tinggal di jalan-jalan. Berhubung merasa tidak tega, insan Tzu Chi segera mengantarkan kehangatan bagi mereka. Insan Tzu Chi membagikan selimut dan makanan hangat kepada para tunawisma. Para insan Tzu Chi bagaikan mentari di musim dingin yang membawa kehangatan. Setelah menerima cinta kasih dari insan Tzu Chi, lama-kelamaan, para penerima bantuan menyadari bahwa membantu orang adalah hal yang membahagiakan. Karenanya, mentari di dalam hati mereka juga mulai bersinar dan menghangatkan kehidupan orang lain. Mereka bersedia turut berkontribusi untuk menjadi orang yang bisa membantu sesama dan membawa kehangatan bagi orang lain. Inilah mentari di musim dingin.

Pada perjalanan kali ini, saya juga melihat “matahari-matahari” kecil yang begitu indah. Saat melakukan perjalanan dari Taipei menuju Taiwan selatan, sekelompok Bodhisattva cilik mementaskan lagu “Jalankan Ikrar”. Mereka juga berkata kepada saya, “Kakek Guru, kami adalah perahu Dharma terkecil di seluruh dunia.” Benar. Mereka adalah perahu Dharma terkecil. Mereka mementaskan lagu “Jalankan Ikrar” dengan sangat baik dan mengagumkan. Dimulai dari Taipei, saya melakukan perjalanan menuju wilayah selatan Taiwan. Saya juga melihat siswa TK Tzu Chi Tainan yang sangat menggemaskan. Berhubung di belakang Sekolah TK Tzu Chi terdapat sebidang lahan kecil, kepala sekolah dan para guru mengubah lahan itu menjadi kebun kecil. Sesungguhnya,tujuan mereka adalah ingin membimbing anak-anak agar memahami kehidupan ini, membimbing anak-anak agar menghargai berkah, serta mengajari anak-anak bahwa tumbuhan sayur sangatlah yang bergizi, dan dibutuhkan kerja keras untuk menanam sayur.

Pendidikan penuh cinta kasih ini dimulai dari menggarap tanah. Dengan tangan-tangan yang kecil, mereka memegang sekop kecil untuk menggarap dan meratakan tanah. Setelah itu, mereka mulai menanam benih, mengairi tanaman, dan lain-lain. Mereka melakukan semuanya secara berurutan. Itulah cara mereka menanam sayur. Kini sayur-sayur itu sudah bertumbuh. Pada masa panen kali ini, kebetulan mereka lihat insan Tzu Chi tengah menggalang dana bagi korban Badai Sandy, karenanya mereka bertekad untuk turut membantu dengan mengerahkan tenaga mereka yang kecil. Mereka menjual sayur yang mereka tanam dengan susah payah untuk membantu korban Badai Sandy.

“Ini adalah kartu tanaman cinta kasih. Kami yang merawat sayur, Anda yang memanennya. Mari mengantar cinta kasih ke Amerika Serikat. Ini adalah kartu hijau kami. Anda boleh ke kebun cinta kasih kami untuk memanen tumbuhan sayur kami yang bebas pestisida. Anda boleh memanennya seminggu sekali, dengan total empat kali. Ini adalah kartu ungu kami. Anda boleh memanennya seminggu sekali, dengan total delapan kali. Ini adalah kartu merah kami. Anda boleh memanennya seminggu sekali, dengan total 12 kali. Kakek Guru, kami dari TK Tzu Chi ingin memberikan kartu-kartu ini secara gratis kepada Kakek Guru.” / ”Baik. Terima kasih. Kartu ini berapa harganya? 300 dolar NT. Kartu ini seharga 300 dolar NT. Bagaimana dengan ini? 500 dolar NT. Ini 500 dolar NT. Kalau ini? 100 dolar NT. Ini 100 dolar NT. Total saya berikan 1.000 dolar NT, ya?” / “Terima kasih, Kakek Guru. Terima kasih. Kakek Guru, ini tumbuhan sayur yang kami tanam sendiri. Kami ingin memberikan daun tangho kepada Kakek Guru. Semoga Kakek Guru panjang umur. Terima kasih. Ini sawi sendok untuk Kakek Guru. Semoga setiap orang memiliki cinta kasih universal. Ini daun ubi untuk Kakek Guru. Semoga sumbangsih Tzu Chi tidak pernah berhenti.”

Mereka sungguh menggemaskan. Intinya, pendidikan anak-anak sangatlah penting. Menumbuhkan cinta kasih anak-anak sedari kecil adalah hal yang sangat penting. Agar anak-anak tidak memiliki ketamakan dan selalu berhati lapang, dibutuhkan bimbingan sejak kecil. Beberapa hari lalu, di Connecticut, Amerika Serikat, terjadi sebuah kasus penembakan yang menelan banyak korban jiwa. Kabarnya, pelaku pembantaian tersebut adalah seorang remaja yang menderita depresi. Karena itu, dia menciptakan tragedi maut seperti itu. Dia membunuh ibunya, kepala sekolah, para guru, dan siswa. Di Tiongkok, juga terjadi kasus seperti itu.

Seorang pria berusia 36 tahun menyerang 22 siswa tanpa alasan yang jelas. Ini semua terjadi akibat pola pikir manusia yang tidak seimbang. Ini mengakibatkan terjadinya tragedi maut seperti itu. Karena itu, kita harus selalu berusaha untuk mengendalikan pikiran dan membawa kedamaian bagi masyarakat, kita harus mulai menumbuhkan cinta kasih sejak kecil. Hanya dengan membangkitkan cinta kasih dan rasa syukur, serta menekankan nafsu keinginan, barulah kita bisa membawa keharmonisan bagi masyarakat.

Lihatlah, kondisi iklim sekarang sangat ekstrem. Pikiran manusia masa kini juga sangat ekstrem. Pikiran yang selalu bergejolak bisa menciptakan bencana yang tak terbendung. Singkat kata, dunia ini dipenuhi oleh Lima Kekeruhan. Jika manusia tidak segera berintrospeksi, maka kekuatan karma buruk kolektif akan semakin lama semakin besar. Jika pikiran manusia semakin lama semakin tidak selaras, maka empat unsur alam akan semakin sulit untuk diselaraskan. Inilah dunia yang penuh Lima Kekeruhan. Karena itu, kita harus sadar, berhati tulus, serta berusaha menginspirasi setiap orang agar memiliki ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Setelah cinta kasih terbangkitkan, maka setiap orang di dunia bisa saling mengasihi.

Lihatlah para relawan di Afrika Selatan. Bukankah kehidupan mereka sangat kekurangan? Akan tetapi, cinta kasih mereka telah terbangkitkan. Mereka juga mengerahkan kekuatan untuk membantu para korban Badai Sandy. Tentu saja, ada orang yang bertanya, “Amerika Serikat adalah negara kaya, mengapa kita harus membantu mereka?” Seorang Tzu Ching kita menjawab, “Tzu Chi bukan hanya membantu Amerika Serikat, cinta kasih warga setempat.” namun juga membangkitkan dimanapun bencana terjadi, insan Tzu Chi selalu bergerak untuk menyalurkan bantuan. Dengan adanya cinta kasih yang bijaksana, barulah kita bisa bersumbangsih dengan hati yang penuh sukacita dan rasa syukur, barulah kita bisa menenangkan pikiran yang tengah bergejolak ini. Karena itu, kita harus sangat bersungguh hati untuk membangkitkan cinta kasih setiap orang. Jika setiap orang bisa merasakan cinta kasih di dunia, maka pikiran mereka tidak akan bergejolak. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

 
 
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -