Suara Kasih: Menyelami Dharma

 

Judul Asli:

     

Menyelami Dharma dengan Hati Penuh Pertobatan

 

 

Mendalami Dharma dengan hati penuh pertobatan
Mengalirkan aliran jernih ke dunia
Memiliki hati Buddha dan menapaki Jalan Tzu Chi
Giat menyelami Dharma

Lihatlah dunia ini, unsur air tengah berjalan tak selaras. Kita yang berada di Taiwan harus bersyukur karena hujan yang turun selama beberapa hari ini telah mengatasi kelangkaan air. Namun, kita harus tetap meningkatkan kewaspadaan dan menghargai sumber air dengan hati penuh syukur. Kita harus senantiasa menghargai sumber air. Ketika memiliki air yang cukup, kita harus ingat kesulitan yang dihadapi saat terjadi kelangkaan air. Karena itu, kita sungguh harus menghargai setiap tetes air yang kita gunakan dalam keseharian.

Kita sering melihat para Bodhisatwa daur ulang dan Bodhisatwa lansia yang menampung air bekas cucian dan menggunakannya untuk keperluan lain. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Jika setiap orang dapat meneladani cara mereka dalam menghargai air, berarti kita telah mempraktikkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari. Kita sungguh harus meneladani mereka.

Di Aula Jing Si di Hualien, kita dapat melihat para relawan dan staf yang sangat bersungguh hati dalam mengikuti latihan untuk pementasan drama musikal Syair Pertobatan Air Samadhi. Mereka telah mempersiapkan pementasan ini sejak beberapa bulan yang lalu. Demi menyelami Sutra, setiap relawan di komunitas terus menyelami Sutra untuk mengikis kegelapan batin sekaligus berlatih bahasa isyarat tangan yang akan mereka pentaskan di atas panggung. Selain itu, bahasa isyarat tangan mereka harus seirama dengan orang lain. Melihat mereka bekerja sama dalam keharmonisan sungguh menampilkan keindahan Dharma yang luar biasa.

 

Untuk itu diperlukan kesungguhan hati. Inilah ladang pelatihan. Di dunia ini terdapat banyak ladang pelatihan. Mereka telah bertekad untuk menyelami Dharma. Setelah mendalami Dharma, mereka akan mempraktikkannya melalui tindakan serta membabarkannya melalui pementasan drama musikal yang mereka bawakan. Jadi, mereka membabarkan Dharma melalui setiap gerakan tangan.

Bagaimana cara kita untuk membabarkan Dharma? Melalui ceramah. Bila melalui ceramah, ada orang yang selalu tertidur saat mendengar ceramah. Selain itu, setelah mendengar ceramah terlalu lama, mereka akan merasa bosan dan tidak menyimpannya ke dalam hati. Karena itu, mereka tidak memahami isi ceramah. Namun, melalui pementasan, kita dapat membabarkah Dharma dengan cara yang lebih mudah dimengerti. Dengan memadukan isi kitab suci, musik, gerak tubuh, dan bahasa isyarat tangan, kita dapat menarik perhatian penonton. Mereka tidak akan tertidur. Mereka akan membuka mata terus menyaksikan pementasan serta mendengar liriknya sepenuh hati dengan sungguh-sungguh sehingga dapat mengingatnya dalam hati.

Kita juga harus melantunkan liriknya. Mengapa kita harus melantunkannya? Dengan melantunkan liriknya, kita baru akan bisa menghafalnya. Jika hanya membacanya, maka kita akan cepat melupakannya. Karena itu, kita harus melantunkannya agar dapat menghafalnya. Jadi, melantunkan Sutra bukan berarti hanya membacanya. Demikian pula dengan para Bodhisatwa yang melantunkan lagu. Mereka harus melantunkannya dengan suara keras. Kita harus menyadari bahwa di sekeliling kita terdapat banyak pelindung Dharma yang melindungi kita. Bila berpikiran benar, mereka akan melindungi kita. Bila berpikiran menyimpang, setanlah yang ada di sekeliling kita. Jadi, kita harus memahami bahwa bagian tersulit dari pelatihan diri adalah menjaga hati sabaik mungkin.

Beberapa hari ini kita dapat melihat para insan Tzu Chi berkumpul di Aula Jing Si di Hualien. Dengan sepenuh hati, mereka menyelami Dharma melalui perbuatan, ucapan, dan pikiran demi mementaskan Syair Pertobatan Air Samadhi. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Pada saat seperti ini, setiap orang memiliki hati Buddha dalam menyelami Dharma. Pada saat ini, saya yakin mereka yang ada di Aula Jing Si memiliki hati Buddha dan di dalam setiap gerakan mereka terdapat semangat Dharma. Kita sungguh harus memuji mereka. Namun, saya juga berharap mereka yang ada di Aula Jing Si tidak menjadi sombong. Mereka harus menjaga hati dengan baik.

Selain itu, para relawan di Toronto, Kanada, mementaskan drama musical �Dua Puluh Kesulitan Sebagai Manusia�. Sungguh, manusia memiliki 20 kesulitan. Bila hanya mendengar Dharma tanpa mempraktikkannya, maka kita tidak akan memperoleh apa pun. Jadi, kita harus mempraktikkan Dharma. Kita harus memiliki hati Buddha dan menapaki Jalan Tzu Chi demi membebaskan orang lain dari penderitaan. Kita sungguh harus menapaki Jalan Bodhisatwa. Asalkan berpegang teguh pada tekad, kita dapat mengatasi segala kesulitan. Tiada yang sulit ketika kita memiliki tekad. Dengan demikian, kita dapat mengatasi 20 kesulitan.

Lihatlah, para staf dari Ting Hsin International Group di Tiongkok juga mengadakan latihan bersama untuk mementaskan drama musikal. Perusahaan ini memiliki banyak cabang. Para staf dari kantor cabang yang berbeda akan berkumpul untuk mengikuti latihan. Sehari sebelum pementasan, mereka mengikuti geladi bersih di Hangzhou. Selain itu, dalam memperingati ulang tahun Toko Buku Jing Si di Suzhou yang ke-4, para mahasiswa Universitas Tzu Chi berkumpul bersama untuk mementaskan drama musikal Tiga Puluh Tujuh Faktor Menuju Pencerahan. Mereka mengadakan pementasan beberapa kali dan berhasil membuat banyak orang tersentuh. Inilah cara mereka membabarkan ajaran Buddha ke seluruh dunia.

Pementasan mereka sungguh menyentuh banyak kaum muda. Mereka mementaskannya dengan baik dan khidmat sehingga setiap orang dapat menyerap Dharma ke dalam hatinya. Saya sungguh berterima kasih kepada pencipta lirik dan musik, serta koreografer. Saya sangat berterima kasih kepada Ci Yue karena telah menghimpun begitu banyak orang berkumpul bersama untuk membabarkan Dharma melalui pertunjukkan bahasa isyarat tangan. Semoga kita dapat membabarkan Dharma ke wilayah yang lebih luas lagi. Dengan adanya Dharma di dunia, barulah Empat Unsur Alam dan hati manusia dapat berjalan selaras. Dengan demikian, bila unsur alam berjalan selaras, setiap orang dapat hidup aman dan selamat. Baiklah. Semoga setiap orang dapat mawas diri dan berhati tulus. Kita harus senantiasa bertobat, mengintrospeksi diri, dan bervegetarian. Selain itu, kita juga harus mempraktikkan Dharma melalui perbuatan, pikiran, dan ucapan. Inilah yang harus kita latih setiap hari.

 
 
Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -