Suara Kasih : Merangkul Alam Semesta

   

Judul Asli:
Merangkul Alam Semesta

Kesadaran Buddha meliputi alam semesta
Nama Planet Minor Tzu Chi memiliki arti istimewa
Senantiasa mensosialisasikan pelestarian lingkungan
Menyayangi segala sesuatu di alam semesta


Buddha adalah seorang yang tercerahkan, pengenal segenap alam. Kita sering mendengar dan tahu mengenai ajaran-Nya. Namun, apakah kita dapat benar-benar memahami pencerahan dan pikiran Buddha? Dapatkah kita benar-benar memahami cinta kasih dan welas asih Buddha?

Sulit. Meski saya sering mengulasnya, namun untuk merealisasi pencerahan, jalan yang harus ditempuh masih sangat jauh. Meski sangat jauh, asalkan mau untuk mulai melangkah, suatu saat kita pasti akan tiba pada tujuan. Suatu saat kita pasti akan tiba di tujuan. Asalkan memiliki tekad dan kesungguhan hati, menjalankan ajaran Buddha dengan baik, dan mempraktikkannya dalam kehidupan ini, kita akan semakin dekat dengan hati Buddha, bahkan terhubung dengan hati Buddha. Lama-kelamaan, pikiran kita akan memiliki kejernihan dan kemurnian yang sama dengan Buddha.

Ketika mencapai tingkatan ini, pengetahuan kita akan meliputi alam semesta. Pengetahuan Buddha mencakup seluruh alam semesta. Karena itu, saya sering menyebut Buddha sebagai Yang Maha Sadar di Alam Semesta. Sutra-Sutra menggunakan ungkapan “Hati yang mencakup seluruh jagat raya” untuk menggambarkan hakikat kebuddhaan yang demikian lapang dan luas.

Seluas apa? Luas hingga mencakup seluruh alam semesta. Berapakah luas alam semesta? Saya tidak tahu. Alam semesta tidak bertepi. Alam semesta ini sungguh tak terbatas. Hati kita harus lapang hingga dapat merangkul segala sesuatu. Di mana terdapat debu dan butiran pasir, hati kita harus lapang hingga mampu menjangkau tempat itu. Kelapangan hati kita menunjukkan kedalaman kebijaksanaan dan pencerahan yang telah kita capai.
 
Saya sering membahas tentang empat fase umum dalam segala sesuatu. Singkat kata, Buddha sungguh maha tahu. Contohnya, dalam ilmu astronomi dan geografi. Lebih dari 2.000 tahun lalu Buddha telah menjelaskan dengan rinci bahwa segala sesuatu mengalami fase pembentukan, keberlangsungan, kerusakan, dan kehancuran. Tentu, di alam semesta ini segala sesuatu terus berubah dan tidak kekal. Ketahuilah di alam semesta yang luas ini segala sesuatu dalam tata surya terus berubah. Namun, semua bergerak sesuai orbit dan hukumnya masing-masing. Hukum alam yang teratur ini sungguh mengagumkan.

1 Oktober lalu, Rektor National Central University Kemarin, rektor Universitas Nasional Pusat beserta seorang profesor bidang astronomi, kepala observatorium, dan staf lainnya datang ke Griya Jing Si. Mereka menunjukkan ukiran sistem tata surya dan memberikannya pada Tzu Chi. Mereka pun menjelaskan pada saya bahwa mereka menemukan sebuah planet minor.

Planet minor ini ditemukan pada tahun 2007 oleh Lulin Sky Survey, Taiwan. Setelah ditemukan, harus mendapat konfirmasi dari Pesatuan Astronomi Internasional, Kemudian penemunya boleh mengajukan nama. Penamaan pun memiliki prosedur dan harus didiskusikan oleh para ilmuwan sebelum ditetapkan. Prosedur ini dijalankan dengan hati-hati. Akhirnya, planet minor ini diberi nama “Tzu Chi”.

Saya pun bertanya di mana letak planet minor tersebut. Rektor Chiang pun mengatakan bahwa planet minor itu terletak di antara Mars dan Jupiter. Kemudian saya bertanya lebih jauh mengenai jaraknya dari Bumi. Sekitar 3 hingga 4 ratus juta km dari Bumi. Masa revolusinya mengelilingi matahari adalah sekitar 5 tahun. Planet minor ini sangat jauh dari Bumi. Tentu, mereka juga menjelaskan alasan mengapa mereka memilih menamai planet minor ini “Tzu Chi”.

Cinta kasih Tzu Chi melampaui batas negara dan ras. Kami rasa ini sangat baik. Pada dasarnya, kami berpikir bahwa semangat Tzu Chi sangat bermanfaat bagi dunia ini dan juga bagi perdamaian umat manusia. Kami rasa semangat ini sangat penting. Saya sangat berterima kasih atas dukungan mereka terhadap Tzu Chi dengan menamai planet minor temuan mereka sesuai dengan nama Tzu Chi. Tentu, saya juga harus berterima kasih karena pada tanggal 6 September lalu di Kanada diadakan Festival Budaya Taiwan dan Tzu Chi juga turut berpartisipasi.

Tahun ini adalah tahun ke-20 misi pelestarian lingkungan Tzu Chi. Karena itu, Ketua Tzu Chi Kanada, Relawan Ho, mengangkat tema pelestarian lingkungan. Hal ini mendapat sambutan positif dari warga dan pemerintah setempat. Bahkan wali kota setempat turut mengenakan pakaian ramah lingkungan produksi DAAI Technology dan berjalan di atas panggung. Para pejabat pemerintah ini tahu bahwa Tzu Chi adalah organisasi yang selalu datang membantu dengan penuh cinta kasih saat bencana terjadi. Di mana ada yang kesulitan, insan Tzu Chi segera membantu dan menghiburnya.

Menyadari kerusakan lingkungan yang terjadi, insan Tzu Chi bergerak melestarikan lingkungan. Karena itu, pemerintah setempat mengakui kontribusi Tzu Chi. “Saya, Gregor Robertson, selaku Walikota Vancouver, dengan ini menetapkan hari ini, Senin, 6 September 2010 sebagai Hari Tzu Chi di Vancouver. Selamat, dan terima kasih,” ucap Gregor. Jadi, walikota setempat menetapkan 6 September sebagai Hari Tzu Chi sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi insan Tzu Chi di Kanada.

Saya sungguh bersyukur atas semua ini. Semua ini adalah dukungan yang besar bagi kita. Buddha adalah Yang Maha Sadar di Alam Semesta. Kita harus mengikuti jejak Buddha, terus maju selangkah demi selangkah. Apa yang Buddha ajarkan harus selalu kita praktikkan. Singkat kata, dunia ini penuh misteri. Misteri alam semesta, misteri tubuh manusia, misteri pikiran manusia, semuanya tak mudah untuk dipahami.

Hidup bukanlah semata-mata menjalani rutinitas bangun, bekerja, makan, tidur, menanti hari tua, dan meninggal. Bukan begitu. Kita harus sungguh-sungguh berusaha mencapai pencerahan dan memahami misteri di balik segala sesuatu, Dharma yang begitu menakjubkan. Inilah yang harus kita jalani sepenuh hati.

Diterjemahkan oleh: Lena 
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -