Suara Kasih: Merayakan Hari Dokter

 

 

Judul Asli:

Merayakan Hari Dokter dengan Penuh Rasa Syukur

Para staf medis membantu membersihkan rumah serta mengembangkan berkah dan kebijaksanaan
Merayakan Hari Dokter dengan penuh rasa syukur
Menjadikan penyakit sebagai guru yang menyadarkan tentang penderitaan semua makhluk
Menjadikan bencana sebagai guru yang mengajarkan pentingnya membimbing sesama

Setiap hari, saya merasa bersyukur melihat setiap orang membangkitkan tekad luhur untuk bersumbangsih bagi semua makhluk yang menderita. Setiap orang memiliki kelebihan dan keterampilan masing-masing. Dengan membangkitkan sebersit niat, kita akan bisa mencapai ikrar dengan penuh semangat misi. Empat Misi Tzu Chi telah dijalankan dengan sangat mengagumkan.

Kita dapat melihat para staf dari misi kesehatan Tzu Chi merayakan Hari Dokter dengan cara yang berbeda. Lihatlah, Kepala Rumah Sakit Gao memimpin para dokter dari RS Tzu Chi Hualien untuk mencurahkan perhatian bagi lansia yang hidup sebatang kara, bagi orang berketerbatasan dalam bergerak, serta orang yang hidup kekurangan. Selain melakukan kunjungan kasih, mereka juga memerhatikan kondisi rumah penerima bantuan. Jika rumah penerima bantuan kurang bersih dan terdapat masalah sanitasi, tim medis Tzu Chi akan turun tangan untuk membersihkan rumah para penerima bantuan. Sekelompok dokter muda tersebut sungguh telah membawa kehangatan dan cinta kasih bagi dunia.

“Sangat sulit mencari pekerjaan seperti di RS Tzu Chi, yaitu bisa bekerja dengan semangat misi. Saya akan memanfaatkan kesempatan ini untuk bekerja dengan semangat misi. Berhubung sudah ada kesempatan, saya harus bersungguh hati.”

Demikian pula dengan Rumah Sakit Tzu Chi Dalin. Selama beberapa tahun ini, kepala rumah sakit, wakil kepala rumah sakit, beserta seluruh staf rumah sakit juga selalu memanfaatkan waktu senggang mereka untuk memerhatikan orang yang membutuhkan. Kepala Rumah Sakit Lai sangat bersungguh hati dalam membina insan berkualitas. Tahun ini, dia mengundang para siswa untuk turut membersihkan rumah para pasien penerima bantuan Tzu Chi.

“Ada sebuah pepatah tua berbunyi, ‘Menghormati semua orang tua bagai orang tua sendiri, menyayangi semua anak bagai anak sendiri.’ Dunia yang indah ini sesungguhnya tak hanya ada di buku saja. Kita juga bisa menciptakan dan merasakannya. Inilah alasan kami mengajak seluruh staf rumah sakit untuk melakukan pembersihan bersama-sama. Inilah tujuan utama kami.”

Demikian pula dengan RS Tzu Chi Taichung. Kita dapat melihat Kepala Rumah Sakit Jian juga memimpin para dokter dari RS Tzu Chi Taichung berkunjung ke 21 tempat, termasuk kantor-kantor Tzu Chi untuk mensosialisasikan cara menjaga kesehatan. untuk menyosialisasikan cara menjaga kesehatan. Dengan terjun ke masyakarat, kita bisa berinteraksi dan menjawab pertanyaan para warga secara langsung. Ini berarti kita bisa lebih dekat dengan hati para warga. Sesungguhnya, ini adalah kado terbaik bagi kami di Hari Dokter ini.

Kepala Rumah Sakit Chao di RS Tzu Chi Taipei juga melakukan hal yang sama. Para kepala Rumah Sakit Tzu Chi memimpin para staf medis dengan penuh cinta kasih. Setiap staf dari misi kesehatan Tzu Chi memiliki kesatuan tekad dan selalu bekerja sama dengan harmonis. Kontribusi mereka telah memperoleh pengakuan. Kita dapat melihat Rumah Sakit Tzu Chi Taipei menerima sebuah penghargaan. Saya sungguh bersyukur melihatnya. Penghargaan istimewa ini sesungguhnya merupakan dukungan bagi kita semua untuk berusaha dalam memberikan pelayanan medis. Sesungguhnya, penghargaan ini bukanlah hal yang utama. Yang terpenting adalah apakah kita sudah bekerja dengan sungguh-sungguh. Para dokter tidak hanya memberikan pelayanan medis di RS, namun juga keluar rumah sakit untuk berkunjung ke rumah pasien. Mereka tak hanya memberikan pelayanan medis, namun juga memperlakukan pasien bagai keluarga mereka sendiri. Saya sungguh merasa tersentuh sekaligus berterima kasih. Dalam mengemban misi amal Tzu Chi, kita juga terus bersumbangsih di seluruh dunia.

Belakangan ini, setiap hari, usai pertemuan pagi dengan para relawan, saya harus  “bergegas” ke New York, New Jersey, Long Island, Los Angeles, dan Chicago. Pokoknya, layar konferensi video itu terbagi atas delapan kolom. Beberapa insan Tzu Chi bahkan melakukan konferensi video di perjalanan. Mulai sekarang, para insan Tzu Chi Amerika Serikat selalu memberikan laporan mereka di akhir aktivitas setiap harinya. Kini kami melakukan konferensi video setiap hari. Melihat laporan mereka, saya sungguh merasa tersentuh. Ketua Broad Channel Civic Association yang bernama Dan Mundy juga melihat kegiatan penyaluran bantuan Tzu Chi yang berlangsung dengan harmonis dan tenang.

Beliau melihat para insan Tzu Chi membagikan barang bantuan dengan penuh rasa hormat; baik orang yang memberikan bantuan maupun orang yang menerima bantuan sama-sama dipenuhi rasa syukur dan merasa tersentuh. Setelah melihat pemandangan itu, Tuan Mundy merasa sangat tergugah. Kita juga melihat berita tentang penyaluran bantuan di New Jersey. Di lokasi penyaluran bantuan, wali kota Keansburg, George Hoff, mengungkapkan terima kasihnya kepada Tzu Chi. Karena itu, dia mengimbau seluruh warga agar membangkitkan rasa syukur. Dia memperkenalkan Tzu Chi sebagai sebuah organisasi yang penuh cinta kasih dan ketulusan. Dia sangat berterima kasih dan menghormati Tzu Chi. Dia juga meminta seluruh warganya untuk berdiri dan membungkukkan badan kepada insan Tzu Chi sebagai ungkapan terima kasih.

Lihatlah mereka saling menghimpun cinta kasih dan berinteraksi dengan penuh rasa syukur. Interaksi penuh cinta kasih dan rasa syukur antarmanusia ini sungguh membawa penghiburan bagi korban bencana. sungguh membawa penghiburan bagi korban bencana. Kita juga melihat kepala sekolah dan para murid dari Barack Obama Male Leadership Academy. Mereka juga bergabung dengan insan Tzu Chi Texas untuk melakukan kegiatan penggalangan dana di jalan dan tempat-tempat umum lainnya.

”Kami tahu bahwa sebagai orang Amerika, kami harus bersumbangsih bagi  saudara-saudari dari semua negara. Karena itu, kami bekerja sama dengan insan Tzu Chi dari seluruh dunia untuk mendukung seluruh kegiatan penyaluran bantuan bagi para muda-mudi yang terkena dampak dari Badai Sandy.”

Kepala sekolah dan sekelompok murid itu pernah mengunjungi Tzu Chi di Taiwan. Sekembalinya ke negara mereka, mereka mengadakan program pertukaran dengan Tzu Chi. Pada kegiatan Tzu Chi kali ini, kepala sekolah dan sekelompok murid tersebut juga ikut bergerak untuk menggalang dana di jalan. Sungguh penuh kehangatan. Selain itu, seorang siswa TK dari Sekolah Budaya Humanis Tzu Chi di Monravia juga turut memberikan donasi. Saat ibunya bertanya mengapa dia memberikan donasi, dia berkata bahwa Tzu Chi bisa menolong orang. Singkat kata, ucapan anak kecil sangatlah polos, tetapi mereka memiliki cinta kasih seperti kita. Inilah pendidikan penuh cinta kasih.

Kemarin Myanmar juga diguncang gempa bumi yang dahsyat. Pascabadai Nargis di Myanmar pada tahun 2008 lalu, insan Tzu Chi terus memberikan bantuan hingga sekarang. Tzu Chi tidak pernah meninggalkan Myanmar. Kini, saat mendengar berita tentang gempa bumi, kita pun segera mengikuti perkembangannya. Tentu saja, kita juga memerhatikan kondisi Haiti. Hingga kini, bencana banjir di Haiti akibat Badai Sandy masih belum surut. Kita juga harus memerhatikan gempa bumi di Guatemala. Setiap hari, kita mengemban misi amal di seluruh dunia. Insan Tzu Chi di setiap tempat terus bergerak untuk membantu orang yang membutuhkan. Semua ini sungguh penuh kehangatan. Meski terdapat bencana, dunia ini tetap penuh dengan cinta kasih. Inilah tujuan misi amal Tzu Chi. Bodhisatwa datang karena adanya makhluk yang menderita. Di mana pun ada penderitaan, Bodhisatwa selalu muncul untuk memberikan bantuan. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -