Suara Kasih: Mewariskan Cinta Kasih Tanpa Pamrih
Judul Asli:
Setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda-beda | |||
Saya ingin memberi tahu Master bahwa tahun ini saya sudah mencapai ikrar pertama saya,yaitu dilantik menjadi anggota Tzu Cheng. Ikrar ini sudah tercapai. Ikrar kedua, yaitu saya tengah mempersiapkan pementasan perahu Dharma di Vietnam sejak beberapa bulan yang lalu. Meski pesertanya hanya ada sembilan orang, tetapi kami memiliki tekad yang teguh. Di sini, saya ingin berikrar kepada Master. Saya sudah sangat banyak berkontribusi, tentu saja itu semua adalah mendukung orang lain. Tahun ini, selain harus lebih bekerja keras, saya juga akan turut memikul tanggung jawab. Master, terima kasih. Hari ini saya turut berbahagia untuk insan Tzu Chi Vietnam. Selama belasan tahun ini, tidak mudah bagi mereka untuk mengemban misi Tzu Chi. Mereka selalu mengundang “perhatian” pemerintah setempat. Kini, “perhatian” itu telah berubah menjadi “pendampingan”. Selain mendampingi insan Tzu Chi, pemerintah setempat juga memberikan “perlindungan”. Pemerintah setempat selalu mendampingi insan Tzu Chi untuk bersumbangsih. | |||
| |||
Sungguh, inilah hal yang paling menggembirakan bagi saya. Mendengar kisah yang dibagikan oleh kalian, saya sungguh merasa tersentuh. Sungguh, pada saat ini setiap tahunnya, kita bisa berkumpul bersama dengan insan Tzu Chi dari berbagai negara. Kita dapat mendengar bagaimana insan Tzu Chi dari negara lain mengemban misi Tzu Chi di negara mereka. Kini sebagian besar dari kalian yang berada di hadapan saya berasal dari negara yang aman. Selain itu, kehidupan kalian juga lumayan baik. Ini semua adalah berkah kalian. Akan tetapi, ada pula insan Tzu Chi yang tinggal di negara miskin dan kehidupan mereka tidak begitu baik. Untuk mengemban misi Tzu Chi di sana, bukan hal yang mudah bagi mereka. Contohnya di Honduras. Saya sering berkata bahwa Bodhisatwa datang untuk menjangkau semua makhluk yang menderita. Kita dapat melihat Relawan Chang yang telah tinggal di Honduras selama 20 tahun lebih. Pada tahun 1998, Honduras diterjang oleh Badai Mitch sehingga mengalami kerusakan yang parah. Sejak saat itulah, insan Tzu Chi menapakkan kaki di sana untuk membantu. Itulah awal jalinan jodoh relawan Chang dengan Tzu Chi. Saya sangat berterima kasih kepada relawan Chang. Dia seorang diri mengemban misi Tzu Chi di sana. Hingga tahun lalu, saya melihat berita tentang penyaluran bantuan mereka yang berskala besar. Lihatlah anak relawan Chang yang masih begitu muda. Dia baru berusia 20-an tahun. Dia sangat mengagumi ayahnya yang begitu giat berkontribusi. Sebelum menjadi relawan Tzu Chi, mereka berdua sangat jarang berbincang. Sang ayah berkata, “Ada.” “Saya selalu bertanya apakah dia sudah melakukan pekerjaan rumah atau pekerjaan lainnya.” Hanya inilah yang mereka bicarakan. Sepasang ayah dan anak itu sangat jarang berbicara dari hati ke hati. Mereka hanya membicarakan pekerjaan, tak berbicara dari hati ke hati sebagai keluarga. Ini karena mereka tidak punya bahan pembicaraan. | |||
| |||
Dibutuhkan teladan nyata orang tua untuk bisa membimbing anak-anak dengan baik. Contohnya relawan Chang dari Honduras. Anaknya bisa menjadi dekat dengannya karena telah melihat teladan sang ayah. Anak-anak bisa melihat segala hal yang dilakukan oleh orang tuanya. Mereka juga akan mengikutinya. Dengan menjadi teladan yang baik, barulah kita bisa mewariskan ajaran baik. Jadi, anak kecil di Malaysia tadi telah melihat cinta kasih ayahnya terhadap semua makhluk, bukan hanya terhadap manusia. Kita menjalani pola hidup vegetaris karena tidak tega membunuh hewan. Kita harus mewariskan ajaran baik ini agar bisa diteladani oleh anak-anak. Inilah cara mewariskan ajaran baik. Kalian semua berasal dari negara yang penuh berkah dan telah bervegetaris sebelum kembali untuk dilantik. Tadi, begitu masuk ke sini, saya bertanya kepada anggota TIMA Kaohsiung, “Apakah semua peserta sehat-sehat saja?” dr. Ye berkata. “Semuanya sehat.” Begitu naik ke atas panggung, saya melihat tidak ada peserta yang mengenakan masker. Ini berarti kalian semua sehat-sehat saja. Sungguh, pola hidup vegetaris bisa membuat kita selalu sehat. Sung0guh, ketulusan bisa mendatangkan ketenteraman. Ini bukan rekaan semata. Sejak tahun lalu, di Australia juga terjadi beberapa kali bencana banjir dan gempa. Akan tetapi, insan Tzu Chi di sana tidaklah banyak. Saya sangat bersyukur karena pasca bencana, banyak orang yang terinspirasi untuk menjadi relawan Tzu Chi. Setelah berkontribusi, banyak dari mereka yang membangun ikrar luhur. Sungguh, Bodhisattva datang untuk menjangkau semua makhluk yang menderita. Pada saat terdapat penderitaan, kita membutuhkan uluran tangan Bodhisatwa. Saya berharap kalian semua bisa menjadi Bodhisatwa dunia yang baik. Lihatlah tiga kakak beradik dari Singapura yang berkata, “Kami resmi menjadi insan Tzu Chi.” Mereka sungguh ramah. Baiklah. Meski berasal dari negara yang berbeda dan berbicara dalam bahasa yang berbeda, tetapi kita bisa berkumpul bersama. Ini karena kita memiliki hati Buddha dan tekad Guru yang sama. Kita harus melatih diri sebaik mungkin. Mengerti? (Mengerti) Baiklah. Semoga kalian bisa membawa ajaran baik ini ke negara masing-masing. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia ) | |||