Suara Kasih: Mewariskan Sejarah

Judul Asli:

 

Mengukir Sejarah yang Dapat Diwariskan Selamanya

      

Setulus hati menerima ajaran yang diberikandan membina moralitas
Mengukir sejarah yang dapat diwariskan selamanya
Bertutur kata penuh cinta kasih, berdana,serta melenyapkan dendam
Menghadapi rintangan dengan hati yang damai

Di Provinsi Yunnan, Tiongkok terjadi bencana kekeringan karena tidak turun hujan. Lebih dari 6,3 juta warga menderita akibat bencana kekeringan. Akan tetapi, Peru malah dilanda bencana banjir akibat hujan lebat. Semua bencana ini terjadi di dunia pada saat yang bersamaan dan telah membawa penderitaan bagi banyak orang. Karena itu, kita harus lebih memahami kebenaran alam semesta dan bumi pertiwi ini Apa yang harus kita lakukan untuk menyelaraskan empat unsur alam?

Sesungguhnya, satu-satunya cara adalah menyelaraskan pikiran manusia agar kembali pada hakikat yang murni, menjalani kehidupan dengan sederhana, dan senantiasa menunaikan kewajiban. Bagaimana cara kita menunaikan kewajiban? Kita harus memahami prinsip kebenaran. Sutra menunjukkan jalan, dan jalan harus dipraktikkan. dan jalan harus dipraktikkan. Setelah mengetahui arah yang harus ditempuh, kita harus menyelami Dharma. Kita akan menggelar pementasan adaptasi Sutra berskala besar di Gimnasium Hualien pada bulan Maret nanti. Karena itu, pada saat sekarang ini, banyak orang giat menyelami Dharma.

Acara ini bukanlah pertunjukan, melainkan persamuhan Dharma. Setiap kali menjalani latihan, para partisipan selalu belajar bekerja sama dengan satu hati dan harmonis. Tanpa kesatuan hati, mereka tak dapat menyamakan setiap gerakan. Karena itu, setiap orang harus bekerja sama dengan satu hati dan harmonis agar dapat menyamakan setiap gerakan. Dalam menjalani latihan, diperlukan kesatuan hati dan keharmonisan agar dapat menunjukkan ketulusan hati dalam menyelami Dharma. Saat ada banyak orang yang menyelami Dharma dengan penuh ketulusan, maka kesatuan hati setiap orang ini akan menjadi kekuatan doa yang dapat terdengar oleh para Buddha dan Bodhisatwa.

Kita dapat melihat para insan Tzu Chi di wilayah timur Taiwan bekerja sama dengan harmonis. Demikian pula dengan dr. Kao, Kepala Sekolah Wang, para dokter, dan dosen. Jadi, para staf dari misi kesehatan dan misi pendidikan Tzu Chi bekerja sama dengan harmonis untuk berlatih dan menyelami Dharma. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Usai pertemuan pagi beberapa hari yang lalu, saya merasa sangat terhibur melihat para siswa kedokteran telah menyelesaikan kelas anatomi mereka. Mereka mengadakan upacara untuk mengenang para Silent Mentor.

Sekelompok siswa itu datang ke Griya Jing Si untuk berbagi dengan saya tentang upacara yang mereka adakan. Saya berkata kepada mereka agar setulus hati menerima ajaran yang diberikan, membina moralitas, menggunakan keterampilan dengan tekad yang baik, serta menjadi teladan yang memperindah kehidupan manusia. Saya juga mengingatkan mereka agar dapat mengukir sejarah yang dapat terus diwariskan.

Sebagai dokter harus memiliki semangat kemanusiaan dalam memerhatikan sesama. Jadi, sangatlah penting bagi dokter untuk melatih ketulusan dan membina moralitas. Selain itu, mereka juga harus dibimbing agar memiliki keterampilan dan dapat menggunakannya sebaik mungkin. Semoga mereka dapat menggunakan keterampilan dengan tekad yang baik. Dokter juga harus memiliki niat baik. Saat memilih untuk menjadi dokter, mereka harus membangkitkan niat baik mereka harus membangkitkan niat baik dan tekad untuk menyelamatkan orang lain. Ini adalah misi, bukan semata-mata pekerjaan. Karenanya, kita harus membimbing mereka agar menggunakan keterampilan dengan tekad yang baik.

Inilah yang saya katakan kepada mereka. Saya juga memberi tahu mereka bahwa pendidikan adalah budaya humanis, bukan kebudayaan. kepribadian seseorang. Budaya humanis dapat membangun Dengan memiliki kepribadian yang berkualitas, barulah kebuddhaan dapat dicapai. Karenanya, kita harus menjadi teladan. Dengan adanya keteladanan, barulah mereka dapat memperindah kehidupan mereka.Selain itu, mereka juga harus mengukir sejarah yang dapat terus diwariskan. Nilai budaya humanis harus terus diwariskan dan tak hanya bertahan sesaat saja. Kita harus mengukir sejarah yang dapat diwariskan selamanya. Inilah tujuan dari misi pendidikan. Sungguh, inilah yang harus kita lakukan. Untuk menyelaraskan empat unsur alam, kita harus memulainya dari pikiran manusia.

Dua kisah yang kita lihat ini mengajarkan bagaimana pikiran memengaruhi kehidupan kita. Kisah pertama adalah Su-zhu dari Taiwan. Akibat lelucon sang ibu yang berkata, “Kamu begitu buruk rupa, masih berani naik bus,” dia pun menutup diri selama lebih dari 30 tahun. Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang sangat sabar dan penuh cinta kasih. Berhubung Su-zhu enggan membuka pintu depan, mereka masuk dari pintu belakang untuk menunggunya. Mereka mengunjunginya berulang kali dan menunggunya dengan penuh kesabaran dan cinta kasih. Kemudian, mereka membantunya membersihkan rumah dan membimbingnya agar menjalani hidup dengan baik. Kini Su-zhu telah keluar dari rumahnya dan mengerti untuk membalas budi masyarakat dengan menjadi relawan daur ulang. Dia juga mendonasikan uang kepada Tzu Chi. Dengan mengubah pola pikir, dia dapat turut bersumbangsih.

Ada pula seorang wanita dari Indonesia bernama Miaw Ha yang berusia lebih dari 40 tahun. Akibat menderita penyakit hidrosefalus, dia tak dapat berjalan sehingga harus menyeret dirinya di lantai. Meski ada saudara yang bersedia untuk menjaganya, namun dia memilih hidup mandiri. Ini semua berkat pola pikirnya yang optimis. Lihatlah Su-zhu yang menutup dirinya selama lebih dari 30 tahun akibat perkataan ibunya. Jalinan jodoh ini sangatlah menakutkan. Semua ini adalah akibat dari kekuatan karma. Rintangan karma buruk sungguh dapat merintangi diri kita sendiri. Bodhisatwa sekalian, sebersit niat kita ini sangatlah penting. Dalam skala besar, kita dapat melihat banyaknya bencana yang terjadi di dunia. Dalam skala kecil, kita juga telah melihat rintangan batin dapat merintangi diri sendiri.

Meski menderita keterbatasan fisik, wanita di Indonesia tadi tetap berbesar hati dan tetap optimis. Meski hidup menderita dan harus menyeret dirinya di lantai, dia tetap sangat bahagia. Sebaliknya, lihatlah Su-zhu. Sesungguhnya, dia memiliki tubuh yang normal, namun mengapa dia begitu menderita? Inilah yang disebut karma. Kekuatan karma sangat menakutkan. Karma buruk kolektif semua makhluk dapat memengaruhi dunia ini, sedangkan kehidupan kita bergantung pada pola pikir kita sendiri. Bencana alam bersumber dari pikiran semua makhluk yang membawa terciptanya karma buruk kolektif, sedangkan kehidupan individu bergantung pada pola pikir masing-masing. Singkat kata, kita harus bersungguh-sungguh dalam melatih diri dan menyelami Dharma. Setiap kata dalam Sutra menunjukkan jalan dan arah yang harus kita tapaki dalam hidup.

Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -