Suara Kasih : Misi Lingkungan di Filipina
Judul Asli: Misi Pelestarian Lingkungan di Filipina Bersatu hati dalam mengemban Empat Misi Tzu Chi
| |||
Kemarin sekitar pukul 8 malam, Hualien diguncang gempa bumi berkekuatan tinggi. Kita sungguh harus meningkatkan kewaspadaan. Gempa bumi ini berkaitan dengan pergeseran lempeng Filipina. Karenanya, saya sering mengingatkan bahwa seluruh tanah di bumi ini saling berkaitan. Begitu juga dengan udara. Kita semua menghirup udara yang sama. Kita hidup di kolong langit yang sama dan berpijak di atas bumi yang sama. Semua manusia yang terlahir ke dunia ini hendaknya senantiasa mengingat bahwa kita harus bertanggung jawab melindungi bumi. Kita juga harus menghormati langit, menyayangi bumi, dan menghimpun berkah. Inilah yang harus kita usahakan. Belakangan ini saya terus memuji insan Tzu Chi di Filipina. Kesungguhan hati dan kerja sama mereka yang penuh kesatuan hati dan keharmonisan sungguh patut dipelajari oleh insan Tzu Chi di seluruh dunia. Mereka bekerja sama dengan kesatuan hati dan keharmonisan untuk mengemban Empat Misi Tzu Chi. Kita semua tahu bahwa sumbangsih Tzu Chi di Filipina dimulai dari misi kesehatan. Selama belasan tahun ini, para anggota TIMA di Filipina sering mengadakan baksos kesehatan berskala besar. Saat saya melakukan perjalanan kemarin, mereka kembali mengadakan baksos kesehatan berskala besar yang memberikan pelayanan medis mata, gigi, penyakit dalam, bedah, anak dan ibu, dll. | |||
| |||
Kini mereka telah berjalan di jalan hidup yang benar. Selain itu, setiap orang juga bekerja keras demi menopang kehidupan dan berkontribusi bagi masyarakat. Tadinya, warga setempat menjalani hidup tanpa rasa khawatir meski tak memiliki pekerjaan. Karena itu, kita membimbing mereka untuk bertanggung jawab atas kehidupannya. Menjalani hidup dengan optimis sangatlah baik, namun mereka juga harus bekerja keras karena dengan demikian, barulah kemakmuran hidup dalam keluarga dan masyarakat dapat tercipta. Kita juga harus membangkitkan cinta kasih dalam diri mereka. Inilah bimbingan kita kepada warga setempat agar mereka sehat secara fisik maupun batin. Insan Tzu Chi setempat sungguh giat menggarap ladang berkah. Karena itu, benih bodhi kini telah bertunas di Filipina. Terlebih lagi misi pelestarian lingkungan. Kini kegiatan daur ulang telah mulai dipraktikkan di sana. Di Marikina, Tuan Tan dari Philippine Airlines mendonasikan sebidang tanah seluas lebih dari 1 hektar kepada Tzu Chi. Insan Tzu Chi di Filipina segera memanfaatkan kesempatan ini sehingga lahan tersebut pun beralih fungsi menjadi posko daur ulang edukatif. Acara peresmiannya berlangsung dengan meriah. Hari itu, mantan Walikota dan Walikota yang menjabat saat ini mengungkapkan rasa terima kasihnya. “Master Cheng Yen, saya ingin berterima kasih kepada Anda karena telah membangun posko daur ulang yang indah di Marikina. Terima kasih atas bantuan Anda kepada warga Marikina selama setahun ini,” ujar mantan Walikota. “Kini para warga telah memahami makna dari kehidupan, cinta kasih, bersumbangsih, dan berbagi. Inilah pertama kalinya Marikina memiliki posko daur ulang. Saya merasa bahwa Tzu Chi telah memberikan seluruh doanya kepada Marikina,” ujar Walikota saat ini. | |||
| |||
Saudara sekalian, hutan bodhi telah tumbuh di Filipina. Orang-orang dari berbagai agama bekerja sama dalam kesatuan hati dan keharmonisan Para warga dan pemerintah juga demikian. Demi pelestarian lingkungan, setiap orang rela bersumbangsih. Ini semua berkat kekuatan cinta kasih dari setiap orang yang telah menginspirasi orang lain untuk turut bersumbangsih. Karena itu, pada tanggal 17 November lalu, Pemerintah Marikina secara resmi bekerja sama dengan Tzu Chi dalam melestarikan lingkungan. “Saya mewakili pihak Pemerintah Marikina untuk menandatangani nota kesepakatan dengan Yayasan Buddha Tzu Chi perihal pelestarian lingkungan. Hal ini telah disepakati bersama dalam sidang dewan kota,” ujar Wakil dari Pemerintah Marikina. Pemerintah setempat berharap melalui kerja sama ini, misi pelestarian lingkungan Tzu Chi dapat diterapkan di Filipina. Mereka juga berharap cinta kasih para warga dapat diwariskan ke generasi penerus dan mereka tahu bahwa pascabencana Topan Ketsana, ada sekelompok insan Tzu Chi yang mengadakan program bantuan dan kegiatan daur ulang. Contohnya, Relawan Siao yang berkunjung ke setiap sekolah untuk mensosialisasikan pelestarian lingkungan. “Mulai sekarang, saya akan membawa kertas dan buku tulis bekas untuk didaur ulang. Saya juga akan mengumpulkan kemasan minuman untuk didaur ulang,” kata seorang siswa laki-laki. “Saya sungguh bersyukur karena sekolah kami turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Saya pikir inilah saat yang tepat untuk mengingatkan kami bahwa kami semua bertanggung jawab untuk melindungi bumi,” tambah seorang siswi lagi. Saya yakin kegiatan daur ulang di Filipina ini dapat menjadi teladan bagi insan Tzu Chi di mana pun karena baik para warga, pemerintah, organisasi kemasyarakatan, dan sekolah bekerja sama dalam melestarikan lingkungan. Hal ini sungguh tidak mudah. Kemarin, pejabat pemerintah yang terkait datang ke Hualien untuk melaporkan hal ini kepada saya. Mereka menunjukkan nota kesepakatan yang telah ditandatangani. Menteri Pendidikan Filipina juga menunjukkan nota kesepakatan dengan sekolah setempat. Mereka mengungkapkan kesediaannya untuk bekerja sama dengan Tzu Chi. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Jika setiap negara di dunia demikian, bukankah bumi akan penuh berkah? Bukankah ini adalah teladan agar dunia bebas dari bencana sehingga masyarakat dapat hidup harmonis? Diterjemahkan oleh: Lena | |||