Suara kasih: Pemberian Bantuan Pendidikan dan Cinta Kasih dalam Misi Kesehatan
Judul Asli:
Insan Tzu Chi membagikan beasiswa dan menghimpun cinta kasih | |||
”Ketika sudah besar nanti, saya ingin menjadi seorang insinyur yang hebat karena saya ingin berguna bagi masyarakat. Saya berterima kasih atas bantuan dana pendidikan kalian. Saya berterima kasih kepada kepala sekolah dan para guru,” ucap salah satu anak. Kita dapat melihat insan Tzu Chi Myanmar membagikan beasiswa kepada anak-anak di lima sekolah secara serempak. Anak-anak sangat berterima kasih. Sekelompok anak itu mulai membangkitkan tekad untuk membalas budi masyarakat kelak. Saya berharap benih-benih kebajikan di dalam diri anak-anak itu bisa dijaga dengan baik. Oleh karena itu, insan Tzu Chi terus berinteraksi dengan mereka. Di Amerika Serikat, insan Tzu Chi terus mencurahkan perhatian bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Mereka membagikan satu setel seragam sekolah kepada anak-anak kurang mampu. Selain itu, di Filipina, insan Tzu Chi mengadakan program bantuan kepada murid-murid kurang mampu yang ada di 20 sekolah. Selain memperhatikan kebutuhan dan gizi anak-anak, insan Tzu Chi juga mensosialisasikan pola makan cukup 80 persen kenyang dengan harapan setiap murid dapat membangkitkan cinta kasih. Insan Tzu Chi juga menggalakkan semangat celengan bambu dan mengimbau anak-anak yang berkecukupan membantu siswa yang kurang mampu. Setiap anak dibimbing untuk menghargai berkah. Dengan menyisihkan satu peso setiap hari, kita bisa membantu teman sendiri yang kurang mampu. Program seperti ini sangat baik. Anak-anak mulai menyambut imbauan ini. Banyak anak yang berkecukupan bergerak untuk membantu teman-teman mereka kurang mampu. Sambutan dari anak-anak telah membentuk kekuatan cinta kasih yang sangat mengagumkan. Sungguh, kekuatan cinta kasih ini bersumber dari sebersit niat. Ini semua tercapai seiring waktu berlalu. Dengan adanya dukungan antarsesama, kita dapat menghimpun kekuatan untuk menyadarkan orang-orang dari ketersesatan, membimbing orang-orang yang tidak berdaya agar bisa hidup mandiri, serta menginspirasi mereka untuk turut membantu orang lain. Interaksi penuh cinta kasih dan kebajikan seperti ini sangat banyak terlihat. Jadi, kita telah menjadi saksi sejarah zaman sekarang dan saksi sejarah bagi umat manusia. | |||
| |||
Saat itu, lahan pembangunan RS kita adalah sebuah perkebunan tebu. Dokter Lin dan Dokter Chien sudah mulai bergabung dengan Tzu Chi sejak proyek konstruksi rumah sakit. Mereka melihat proses pembangunan RS Tzu Chi hingga selesai. Saat pembangunan RS hampir rampung, mereka mulai mengadakan pelatihan kepada para relawan dan lain-lain. Inilah jalan yang telah kita tapaki. Dari kesungguhan hati setiap orang, kita sungguh bisa melihat semangat budaya humanis dalam misi kesehatan. Para dokter dan perawat Tzu Chi, tidak hanya mengobati penyakit pasien, tetapi juga memperhatikan lingkungan hidup tetapi juga memperhatikan lingkungan hidup dan kondisi batin pasien. Oleh karena itu, mereka sering melakukan kunjungan kasih ke rumah pasien. Harapan sang nenek bukanlah pergi bertamasya, melainkan berjalan ke depan kuil untuk berbincang dengan kakek dan nenek lain di sana. Harapan nenek begitu sederhana. Jika hari ini saya tidak melihat dan merasakan hal ini secara langsung, mungkin selamanya saya tidak menyadari apa makna sesungguhnya menjadi praktisi medis. Nenek itu berkata bahwa kakinya tidak bertenaga dan tidak bisa berjalan jauh. Saat melakukan kunjungan kasih, dr. Lai mendiagnosis bahwa ternyata sang nenek menderita penyakit Parkinson. Jika penyakitnya tidak didiagonis dan diobati, kondisinya akan terus memburuk. Beruntung, para dokter, perawat, dan relawan Tzu Chi, bersama-sama berkunjung ke rumahnya dan mendatangkan harapan baginya. | |||
| |||
Salah seorang pasien yang menerima transplantasi hati kini sudah menjadi anggota Tzu Cheng. Tim medis Tzu Chi tak hanya mengobati penyakit pasien, tetapi juga memperhatikan batin pasien agar setelah sembuh dari penyakit, mereka bisa membangkitkan kebajikan untuk menjadi Bodhisatwa dunia dan membantu orang lain. Ini semua adalah kekuatan cinta kasih. Kita juga melihat seorang pasien yang menderita kelumpuhan dan hanya bisa terbaring di rumah. Para dokter Tzu Chi mencari cara agar pemuda yang hanya bisa berbaring di ranjang ini dapat menjalani hidup dengan baik dan mengembangkan potensinya. Seorang insinyur komputer dan para staf medis rumah sakit bersama-sama membantu pemuda ini memasang sebuah perangkat komputer dan mengajarinya cara mengetik untuk menulis sebuah buku. Buku karangannya sudah diterbitkan. Tim medis Tzu Chi tidak hanya mengobati penyakit pasien, tetapi juga memperhatikan kehidupan pasien dan memberi semangat pada mereka. Singkat kata, selama 13 tahun ini, prestasi mereka sungguh mengagumkan. Selain itu, pada tahun 2006, mereka mulai bercocok tanam. Inilah kekuatan cinta kasih. Para dokter mengetahui bahwa bumi telah menghasilkan berbagai tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menjaga kesehatan tubuh kita. Karenanya, mereka juga ingin melakukannya secara langsung untuk turut merasakan kerja keras petani. Sejak tahun 2006 hingga sekarang, hasil panen mereka setiap tahun selalu sangat berlimpah. Singkat kata, kisah yang menyentuh sangatlah banyak. Praktik Bodhisatwa di dunia sungguh banyak sekali. Ini semua merupakan sejarah bagi Tzu Chi, sejarah bagi dunia, dan sejarah bagi zaman sekarang. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia ) | |||