Suara Kasih : Pementasan yang Mengandung Dharma
Judul Asli:
Tzu Chi menggelar pementasan yang mengandung Dharma | |||
Beberapa hari ini, saya merasa seluruh dunia ini dipenuhi berkah dan rasa bakti. Saat menyosialisasikan kebaikan, terasa sebuah atmosfer yang damai dan harmonis. Lihatlah pementasan adaptasi Sutra di Balai Peringatan Chiang Kai-shek. Kabarnya, hadirin yang datang mencapai lebih dari 17.000 orang. Jadi, sejak pementasan pada hari pertama, tepatnya tanggal 31 Agustus, kemudian pementasan tanggal 1 September, dan kemarin,jumlah hadirin sudah mencapai hampir 50.000 orang. Di tengah lapangan yang luas itu, orang-orang dapat mendalami Dharma, memahami makna bulan tujuh penuh berkah dan memahami pentingnya arti berbakti. Selain itu, melalui pementasan ini orang-orang bisa terinspirasi untuk membangkitkan ikrar luhur dan mulai bervegetarian. Kita harus senantiasa menggenggam kesempatan untuk menyederhanakan Dharma yang dalam dan luar biasa agar mudah diterima oleh setiap orang. Setelah menerima Dharma, kita harus sungguh - sungguh menyerapnya ke dalam hati. Kita bukan sedang melihat pertunjukan, melainkan sedang mendengar Dharma. Dharma sungguh bisa membantu manusia menyucikan hati. Kita harus senantiasa berjalan di arah yang benar agar tidak menyimpang dan jauh tersesat. Pada masa sekarang ini, moralitas manusia yang mengalami kemorosotan sungguh membuat orang khawatir. Asalkan kita bisa segera memperbaiki diri, maka selamanya tidak ada kata terlambat. Setelah mendengar ajaran yang baik, kita harus segera memperbaiki diri. Saya sangat berterima kasih karena beberapa hari ini, para insan Tzu Chi telah menjadi pemandu untuk menjelaskan kegiatan pameran kita kepada para pengunjung asing. Kini para pengunjung telah memahami bahwa bulan 7 Imlek merupakan bulan penuh berkah dan yang harus dilakukan di bulan 7 ini bukanlah bersembahyang secara mewah ataupun membunuh hewan untuk dipersembahkan. Bukanlah demikian. Kita hendaknya berbakti. Saat orang tua kita masih hidup, kita harus berbakti kepada mereka. | |||
| |||
Janganlah kita menggunakan tubuh yang diberikan orang tua untuk melakukan kejahatan. Kita harus segera bertobat dan berintrospeksi, serta segera berbuat baik untuk membalas budi luhur orang tua. Kehidupan manusia sangat singkat, janganlah kita menunda lagi. Berbuat baik dan berbakti adalah hal yang tidak bisa ditunda. Dari manakah kita memulainya? Dari kehidupan kita sendiri. Kita harus memulainya dengan bervegetarian. Dengan bervegetarian, kita bisa mengurangi pembunuhan terhadap hewan. Setidaknya, jika kita sendiri tidak mengonsumsi daging hewan, secara alami kita tidak akan menciptakan karma membunuh. Dengan demikian, karma buruk membunuh bisa kita hentikan. Kita juga harus menyosialisasikan hal ini agar setiap orang mengetahui bahwa pola hidup vegetarian sangat baik untuk menjaga kesehatan fisik dan batin. Pola hidup vegetarian sangat bermanfaat bagi kita. Saya sering mengulas tentang hewan-hewan yang diternak dengan cara tidak sehat. Pakan hewan sudah dicampur dengan bahan kimia, tentu saja daging mereka juga tidak sehat. Terlebih lagi,demi memenuhi nafsu makan sesaat, banyak orang bersikeras untuk mengonsumsi daging hewan. Tindakan ini telah membuat kita menanam benih buruk di dalam hati kita. Kita harus melenyapkan pikiran yang buruk agar berkesempatan untuk menanam benih yang baik di dalam hati. Jika rumput liar tidak dicabut, benih baik tidak akan bisa berkembang. Jadi, kita harus memulainya dari diri sendiri. Yang terpenting adalah kita harus meredam pemanasan global kita harus meredam pemanasan global dengan melakukan pelestarian lingkungan. Hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang. Kita semua mampu melakukannya, tetapi mengapa kita enggan melakukannya? Itu merupakan hal yang mudah. Jika setiap orang bisa melakukannya, maka seluruh masyarakat dan bumi ini akan aman dan selamat. Kita memanfaatkan momen pada bulan tujuh penuh berkah ini untuk membimbing orang lain agar berbakti dan berbuat baik. | |||
| |||
Saya sungguh berterima kasih kepada kepala biara dan para bhiksu / bhiksuni yang sangat mendukung Tzu Chi. Selain meminjamkan tempat kepada insan Tzu Chi, para bhiksu/bhiksuni juga ikut serta dalam acara itu. Selain itu, kepala biara berkata kepada insan Tzu Chi bahwa beliau hanya bisa menghadiri acara tersebut selama belasan menit saja karena beliau ada urusan penting yang lain. Akan tetapi, beliau akhirnya mengikuti acara hingga selesai. Melihat insan Tzu Chi sangat giat menggalakkan pentingnya berbakti dan berbuat baik demi melenyapkan takhayul; melihat insan Tzu Chi menggelar kegiatan di kuil hingga mendapat pengakuan serta dukungan dari para sesepuh,saya merasa para insan Tzu Chi sangat luar biasa.Insan Tzu Chi selalu melatih ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Mereka sangat tulus dalam menggelar kegiatan itu. Meskipun mazhab Tzu Chi dan ajaran Jing Si berbeda dengan ajaran di kuil pada umumnya, tetapi sebuah kuil yang sangat terkenal di Kota Ho Chi Minh sangat mendukung dan memuji kegiatan yang digelar oleh Tzu Chi. Hal itu sungguh membuat saya tersentuh. Singkat kata,ada banyak hal yang membuat saya tersentuh dan merasa bersyukur. Setelah mendapat pengakuan, kita harus lebih giat dan bersemangat. Arah kita tidak boleh menyimpang sedikit pun. Saya sungguh bersyukur karena di bulan tujuh Imlek ini kita bisa menyosialisasikan keyakinan yang benar. Saya sungguh bersyukur. Malam ini, di Balai Peringatan Chiang Kai-shek, rombongan opera Tang Mei Yun akan kembali mementaskan kisah Putri Jyotinetra Menolong Ibunya. Marilah kita berdoa dengan tulus semoga pementasan tersebut berjalan lancar dan setiap orang bisa lebih enyerap Dharma ke dalam hati. Saya sungguh berterima kasih kepada kelompok opera Hsu Ya-fen yang telah mementaskan dua sesi pementasan dengan sangat sukses. Semoga setiap orang bisa merasakan dan membedakan dengan jelas kebaikan dan keburukan di dunia ini. Meski alam neraka tidak terlihat, tetapi gambaran "neraka batin" "neraka di alam manusia", dan neraka sesungguhnya bisa kita lihat lewat pementasan itu. Semoga kita bisa membedakan yang baik dan buruk. Ini juga merupakan salah satu bentuk pendidikan. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou) | |||