Suara Kasih: Pentingnya Meningkatkan Kesadaran

 
 

Menyelaraskan hati dan pikiran manusia
Membangkitkan kesadaran untuk melakukan kebajikan
Senantiasa merawat lahan bagai tukang kebun
Kembali pada hakikat murni yang sama seperti Buddha

 

Kita kembali melihat letusan sebuah gunung berapi di Indonesia yang menyemburkan abu vulkanik. Gunung berapi tersebut bernama Gunung Bromo. Yang meletus sebelumnya adalah Gunung Merapi, jadi bukan gunung yang sama. Melihat peristiwa ini, saya sungguh mengkhawatirkan warga setempat. Inilah akibat ketidakselarasan unsur api dan tanah.

Kita juga dapat melihat Amerika Serikat dan Eropa yang tengah dilanda badai salju. Kini segala sesuatu telah diselimuti salju bahkan kendaraan pun sulit digerakkan. Selain itu, di Mongolia Dalam juga turun salju yang sangat lebat dengan suhu udara 30 derajat Celsius di bawah nol. Kabarnya, banyak ternak kini kekurangan makanan. Banyak warga Mongolia Dalam yang mencari nafkah dengan beternak. Pikirkanlah, betapa besar dampak badai salju ini bagi kehidupan mereka.

Saudara sekalian, setiap hari bumi berputar mengelilingi matahari. Jika perputarannya lancar, maka kita akan aman dan selamat. Bumi memiliki kehidupan. Ia terdiri dari unsur tanah, air, api, dan udara. Bukankah di dalam tubuh kita  juga terdapat empat unsur tersebut? Lihatlah, makanan yang kita makan setiap hari akan dicerna. Setelah dicerna, tubuh kita akan menyerap gizi dari makanan dan mengubahnya menjadi energi.

Energi dalam tubuh kita disebut juga unsur api. Jadi, jika unsur api dalam tubuh kita dapat berjalan dengan selaras, maka ia akan menjadi unsur terpenting yang memberikan energi bagi hidup kita. Kita juga memiliki unsur tanah. Anggota gerak, daging, tulang, dan organ tubuh lainnya merupakan unsur tanah dalam tubuh.

Jika setiap organ dapat berfungsi dengan baik, maka tubuh kita akan sehat. Demikian juga dengan bumi. Empat Unsur Alam harus berjalan dengan lancar dan selaras. Namun kini, Empat Unsur tersebut mulai berjalan tak selaras. Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Buddha terus mengingatkan kita bahwa bumi akan memasuki kalpa kerusakan dalam waktu yang lebih cepat.

 

Hal ini dikarenakan populasi manusia semakin banyak, nafsu keinginan semakin besar, dan moralitas semakin merosot. Jika hal ini terus berlangsung, bumi akan memasuki kalpa kehancuran. Karena itu, jika ingin memulihkan bumi dan menyelaraskan kembali Empat Unsur, kita harus mulai dari menyelaraskan hati manusia terlebih dahulu.

Kita harus seperti tukang kebun yang menjaga lahan sebaik mungkin agar benih-benih yang baik dapat terus bertunas dan bertumbuh. ”Kegiatan Tzu Chi sangat bermakna. Saya tidak memiliki kegiatan di rumah. Bersumbangsih bagi masyarakat lebih bermakna daripada  bermain komputer di rumah,” ujar seorang relawan.

“Dalam penyaluran bantuan, kami juga berbagi tentang  pelestarian lingkungan dengan korban bencana seperti penyebab terjadinya banjir dan cara mencegahnya. Karena itu, hari ini kami mengajak seluruh warga desa untuk bersama-sama membersihkan lingkungan dengan mengumpulkan sampah dan melakukan daur ulang,”tambah relawan itu lagi.

Pada zaman sekarang, kita semua harus bertekad untuk menolong bumi karena kita adalah bagian dari bumi ini. Ada sebuah perkataan dalam Buddhis yang berkata bahwa di dunia ini tiada orang yang dapat seperti Buddha. Perkataan ini memiliki arti bahwa Buddha adalah Seseorang yang Tersadarkan.

Ini berarti bahwa kita sebagai manusia harus sadar bahwa hati manusia, Buddha, dan semua makhluk pada hakikatnya tiada perbedaan. Untuk memulihkan bumi, kita semua harus memiliki kesadaran. Jika manusia memiliki kesadaran, maka Empat Unsur akan kembali selaras.

Beberapa hari lalu, ketua pelaksana Tzu Chi di seluruh dunia memberikan laporan. Banyak kisah yang membuat saya tersentuh. Dalam satu hari,  saya menerima laporan dari 4 negara. Jadi, dalam sehari, saya mengelilingi dunia. Bodhisatwa dunia tersebar di berbagai tempat di dunia. Meski terpisah oleh jarak yang sangat jauh, mereka memiliki kesatuan hati dan tekad serta bersumbangsih tanpa pamrih dan penuh cinta kasih. Kehidupan mereka sungguh indah dan bermakna.

Kemarin, insan Tzu Chi dari Selandia Baru dan Australia melaporkan tentang kegiatan mereka yang sangat menarik. Setiap kantor penghubung Tzu Chi  memiliki kelebihan dan keunikan sendiri.

Contohnya, insan Tzu Chi di Sydney, Australia, memerhatikan anak-anak autis setempat. Setiap anak merupakan harta tak ternilai bagi orang tuanya. Kabarnya, di Sydney saja terdapat lebih dari 20.000 keluarga yang memiliki anak autis yang membutuhkan bantuan dan pendidikan khusus. Anak-anak seperti itu membutuhkan pendampingan dan perhatian khusus.

Insan Tzu Chi melakukannya dengan sangat baik. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Selain itu, di Brisbane, Australia, terdapat sebuah tim yang unik. Lebih dari 90 dokter gigi berkumpul untuk memberikan perawatan gigi gratis. Mereka juga bersumbangsih sebagai relawan dokumentasi. Jadi, mereka bersumbangsih sebagai dokter dan relawan dokumentasi sekaligus memberikan penyuluhan kesehatan. Mereka sungguh bersemangat dan masih sangat muda. Mungkin mereka adalah anggota TIMA termuda dari seluruh TIMA di dunia. Potensi manusia sungguh terlihat.

Di Hong Kong, relawan Tzu Chi melakukan daur ulang dengan sangat baik. Mereka senantiasa menjaga kebersihan barang-barang daur ulang. Tidaklah mudah untuk melakukan daur ulang di Hong Kong, namun mereka melakukannya dengan sangat baik. Mereka juga mengajak para pekerja dari Indonesia untuk berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang. Barang daur ulang yang mereka pilah  sangatlah bersih. Botol-botol daur ulang dimuat ke dalam truk daur ulang dan dibawa ke pendaur ulang.

Saat muatan diturunkan, kita dapat melihat betapa bersihnya botol-botol tersebut. Pendaur ulang sangat berterima kasih dan bersedia membelinya dengan harga yang lebih tinggi. Inilah keunikan dari insan Tzu Chi di Hongkong.

Begitu pula di Thailand. Pendidikan yang berbudaya humanis  terlaksana dengan sangat baik di sana. Kualitas pendidikan setempat mendapat perhatian dari insan pendidikan di seluruh Thailand. Karena itu, kita harus senantiasa memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Kini kita tengah memasuki kalpa kerusakan. Bagaimana cara kita mengembalikan moralitas dan membantu orang-orang untuk kembali pada hakikat yang murni?

Kini kita harus membimbing orang-orang agar memiliki moral dan etiket yang baik. Karena itu, kita membutuhkan  kesadaran diri setiap orang. Setiap orang memiliki benih kebuddhaan. Setiap orang dapat menjadi Buddha dan memiliki hakikat yang murni. Semoga setiap orang dapat menyadari hal ini. Baiklah. Intinya, kita semua harus senantiasa mawas diri dan berhati tulus. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -