Suara Kasih: Semakin Tekun di Tahun Baru

 

 

Judul Asli:

Bertekad untuk Semakin Tekun di Tahun Baru

Berkumpul bersama dengan penuh kehangatan untuk melewati Tahun Baru Imlek
Wali kota South Toms River berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra Bakti Seorang Anak
Lebih baik mempraktikkan Sutra sendiri daripada memohon kepada dewa
Satu keluarga musisi mempersembahkan pementasan musik yang sangat menggugah hati

 

Di tengah cuaca yang sangat dingin ini, Tzu Chi mengantarkan cinta kasih universal. “Selamat Tahun Baru kepada Master dan insan Tzu Chi di seluruh dunia. Semoga setiap hari adalah hari baik. Kami mendoakan seluruh staf misi Tzu Chi dan insan Tzu Chi di seluruh dunia semoga hidup aman dan damai, senantiasa mengembangkan berkah dan kebijaksanaan. Selamat Tahun Baru.” / “Terima kasih.”

Sungguh, ini adalah Tahun Baru yang bahagia. Bisa berada dalam kondisi aman dan merasakan kebahagiaan adalah saat yang paling luar biasa dan paling dipenuhi berkah. Bukankah setiap hari kita berdoa semoga dunia selalu aman dan tenteram? Ketenteraman hidup ini bergantung pada pola pikir manusia dalam kehidupan sehari-hari. Lihatlah acara makan bersama di Griya Jing Si saat malam Tahun Baru Imlek. Tzu Chi sungguh adalah sebuah keluarga besar. Pada saat ini setiap tahunnya, saya selalu merasa sangat gembira karena benih-benih Tzu Chi dari seluruh dunia berangsur-angsur kembali ke Griya Jing Si dengan mengajak serta keluarga mereka. Setiap orang saling mendoakan dan merasa gembira karena bisa kembali ke rumah. Acara makan bersama itu sungguh sangat ramai. Meski menunya sangat sederhana, tetapi acara tersebut berlangsung dengan penuh kehangatan.

Saya juga sangat berterima kasih kepada empat orang juru masak yang telah memimpin tim mereka masing-masing untuk memasak bersama dengan penuh kesungguhan hati. Kemarin malam, setiap orang merasa sangat gembira dan acaranya juga sangat menarik. Usai acara makan bersama, sebuah keluarga musisi mempersembahkan pertunjukan musik. Di dalam keluarga itu, ibu dan putri bagaikan kakak adik, ayah dan putra bagaikan abang adik. Keharmonisan di dalam keluarga itu sungguh membawa sukacita. Permainan musik mereka sungguh indah dan menggugah hati. Tadi malam, kita juga melihat sebuah pementasan yang sangat unik.

Wali kota South Toms River, Amerika Serikat berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra Bakti Seorang Anak. Pementasan itu menjelaskan secara terperinci mengapa berbakti dan berbuat baik adalah dua hal yang tak bisa ditunda. Terlebih lagi, insan Tzu Chi juga diingatkan untuk selalu tahu berpuas diri. Pementasan tersebut sangat baik. Kisah itu sepertinya tidak asing bagi saya. Setelah memahami ajarannya, kita akan bisa mementaskannya dengan baik. Para siswa dari Sekolah Menengah Tzu Chi juga mengadakan pementasan. Lihatlah, anak-anak Sekolah Menengah Tzu Chi menguasai seni bela diri dan sastra. Lagu “Jalankan Ikrar”,  “Mewujudkan Mimpi”, dan “Bertanya tentang Jalinan Jodoh” diadaptasi dari kisah klasik dalam Buddhisme. Setelah memahami lirik lagu tersebut, para siswa Sekolah Menengah Tzu Chi memperagakannya lewat seni bela diri. Saya sungguh gembira melihat pementasan mereka. Ada pula drama komedi tentang tiga dewa yang dipentaskan dalam versi zaman dahulu dan versi modern. Insan Tzu Chi sungguh kreatif. Saya sungguh berterima kasih.

Lihatlah, setiap relawan Tzu Chi merayakan Tahun Baru Imlek dengan keharmonisan yang menampilkan hati Buddha. Setiap insan Tzu Chi sangat giat melatih diri sesuai dengan ajaran Jing Si. Setiap orang sangat tekun dan bersemangat untuk mencapai arah tujuan mereka dengan menyatukan hati mereka dengan hati Buddha. Hati Buddha adalah hati yang penuh cinta kasih dan welas asih. Buddha memerhatikan semua orang dan segala sesuatu di dunia. Bukankah insan Tzu Chi juga demikian? Setiap insan Tzu Chi turut memikul tanggung jawab atas dunia. Bahkan, kini banyak anak muda yang selalu berkata, “Saya ingin membantu Kakek Guru memanggul bakul beras bagi dunia.”

Saat masih muda, saya berkata bahwa saya ingin menjinjing keranjang sayur bagi dunia, sedangkan anak muda masa kini membangun ikrar yang lebih besar dari saya. Mereka ingin memanggul bakul beras bagi dunia. Setiap kali mendengar ini, saya selalu merasa inilah hati Buddha yang memerhatikan segala sesuatu di dunia dan mengasihi semua makhluk di dunia. Setiap hari, saya berterima kasih kepada semua relawan yang telah menciptakan berkah di tengah masyarakat. Insan Tzu Chi selalu menciptakan berkah di tengah masyarakat. Inilah praktik dari mazhab Tzu Chi. Setiap hari, kita harus mawas diri dan berhati tulus. Mawas diri berarti setiap hari dan setiap detik, kita harus memiliki sila, samadhi, dan kebijaksanaan di dalam hati. Kita harus selalu menjaga pikiran dengan baik agar selalu berada di jalan yang benar. Kita harus menjaga pikiran dengan baik dan senantiasa bersungguh hati. Jadi, setiap saat kita harus memerhatikan pikiran kita agar tidak menyimpang dan selalu benar. Ini baru disebut insan Tzu Chi.

Sesungguhnya, selain melewati Tahun Baru, kita juga harus menjaga pikiran dengan baik pada setiap detik agar ia selalu berada di jalan yang benar dan tidak menyimpang. Saya sering berkata bahwa kita harus mawas diri, melatih sila, samadhi, dan kebijaksanaan. Kita harus menaati sila, menjaga keteguhan pikiran, dan senantiasa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Kita harus sangat mawas diri. Setiap detik, kita harus selalu melatih sila, samadhi, dan kebijaksanaan agar tidak terpengaruh oleh kondisi luar. Jika terpengaruh oleh kondisi luar, kita akan berjalan menyimpang dan jauh tersesat. Karena itu, kita harus mawas diri. Kita juga harus berhati tulus. Setiap hari, kita harus berdoa dengan tulus semoga empat unsur alam bisa selaras dan setiap orang bisa hidup aman dan tenteram. Doa ini tidak hanya kita panjatkan setahun sekali. Setiap saat, kita harus berdoa dengan tulus, dan doa ini harus kita wujudkan lewat kontribusi kita bagi semua orang dunia. Untuk itu, kita harus membangun ikrar luhur. Kita harus membangun tekad untuk menapaki Jalan Bodhisattva. Berhubung telah mempelajari ajaran Buddha, kita harus membangun ikrar luhur dan melatih diri untuk menapaki Jalan Bodhisattva. Inilah jalan untuk mencapai kebuddhaan.

Tujuan kita mendalami ajaran Buddha adalah untuk mencapai kebuddhaan. Karenanya, kita harus membangun tekad untuk menapaki Jalan Bodhisattva. Jadi, harap semua orang menjaga pikiran dengan baik. Hari yang baru dimulai saat pagi hari. Ini adalah pertemuan pagi relawan yang pertama setelah Tahun Baru Imlek. Pada pertemuan yang pertama ini, kita harus saling menyemangati. Meski sedang merayakan Tahun Baru Imlek, janganlah kita melupakan tekad kita untuk menapaki Jalan Bodhisattva. Setiap saat, kita harus melangkah di jalan yang benar. Kita harus selalu mawas diri dan berhati tulus. Kita semua harus menjaga pikiran dengan baik. Kita semua harus menjaga pikiran dengan baik. Insan Tzu Chi tidak hanya melewati pergantian tahun, namun juga harus melewati setiap saat dengan pikiran yang baik dan benar. Kita harus berpikiran murni, berlapang dada, senantiasa mawas diri dan berhati tulus, serta selalu memiliki rasa syukur. Inilah harapan saya terhadap kalian tahun ini. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou )

 
 
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -