Suara Kasih: Terampil Mendaur Ulang

 

Judul Asli:

 

Terampil dalam Mendaur Ulang Barang

 

Memanfaatkan keterampilan untuk mendaur ulang barang
Mendaur ulang barang agar dapat dipergunakan kembali
Senantiasa menjaga kemurnian hatii
Menginspirasi sesama dengan penuh cinta kasih

"Tadinya kursi ini telah rusak dan bentuknya pun berubah. Saya memperbaikinya dengan cara menggunakan batang alat pel dan beberapa mur. Bagi saya, apa pun yang tak berkarat dan tak berbau adalah barang berharga. Saya ingin memperbaiki barang apa pun yang telah rusak. Kami memperbaiki barang yang rusak lalu membawanya ke tempat daur ulang. Kami hanya ingin berbuat sesuatu sesuai kemampuan masing-masing," kata salah seorang relawan.

Para relawan yang ada di sini memiliki pemikiran yang sama: "Bekerja adalah hal yang paling menyenangkan." Gambar-gambar ini menunjukkan barang-barang rusak dibongkar dan didaur ulang dengan memilah komponennya yang masih berfungsi. Dengan demikian, kita dapat menghemat sumber daya alam. Memperpanjang usia barang dapat menghemat sumber daya alam karena kita memanfaatkannya kembali. Kursi roda yang telah rusak dibongkar dan dirakit menjadi sebuah kereta dorong yang bermanfaat. Setelah pensiun, mereka memanfaatkan keterampilannya untuk hal-hal yang baik. Inilah kehidupan yang menyehatkan, kebijaksanaan pun dapat berkembang. Kita telah melihat buktinya. Ada juga kain perca dan pakaian bekas yang dikumpulkan oleh para relawan. Mereka mendaur ulang kain-kain tersebut menjadi tas tangan dan topi. Keterampilan mereka sungguh luar biasa. Inilah wujud cinta kasih yang menghargai semua barang materi.

Para relawan daur ulang sangat mengasihi bumi dan menghargai apa pun. Cinta kasih mereka dapat merangkul seluruh dunia ini beserta dengan isinya. Inilah yang disebut dengan hati seluas jagat raya, yakni cinta kasih  yang melingkupi seluruh dunia. Dengan keterampilan para relawan, barang-barang yang kelihatan tak berguna ditangani sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan kembali. Mereka sungguh menghargai setiap benda. Dengan adanya keterampilan dan kerja keras, tiada hal yang tak dapat kita lakukan. Setiap orang sungguh harus memanfaatkan keterampilan yang dimiliki.

Mari kita lihat sejarah 28 Juni. Pada tanggal 28 Juni 1919 Perang Dunia I berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Versailles. Hari itu adalah akhir dari perang paling dahsyat yang tercatat dalam sejarah. Apa yang memicu terjadinya perang dunia? Ketidakselarasan hati sekelompok orang. Faktor inilah yang menyebabkan terjadinya perang dunia. Sungguh menakutkan. Semuanya bersumber dari pikiran manusia. Karena itulah,  kita terus mengulas tentang pertobatan. Semua orang sungguh harus bertobat. Lihatlah, hampir seratus tahun yang lalu, orang-orang telah mulai terlibat konflik satu sama lain sehingga menciptakan karma buruk dan terus terakumulasi. Dendam ini sungguh tak berakhir. Inilah hukum sebab akibat.

Kita harus senantiasa menjalin jodoh baik. Saya sering berkata bahwa apa yang kita tuai sekarang adalah hasil dari apa yang kita tabur. Kita sungguh harus menjalin jodoh baik karena kita akan menerima buah dari hal yang telah kita lakukan. Jika tak menjalin jodoh baik dengan sesama, maka kita akan menerima konsekuensinya di kemudian hari. Jika tak menjalin jodoh buruk, kita tak akan menuai celaka. Jadi jika menjalin jodoh buruk dengan orang lain, maka kita akan menerima buah dari karma buruk. Karena itu, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus waspada  akan jalinan jodoh kita dengan orang lain. Janganlah kita menjalin jodoh buruk dan menabur benih karma buruk. Kita harus sadar akan pentingnya hukum sebab akibat ini.  Jika dahulu kita pernah berbuat salah, maka kini kita harus menerima akibatnya. Untuk selanjutnya,  waspadalah akan tindakan kita.

Dalam berinteraksi antar sesama, kita harus merenungkan apakah kita memiliki ketamakan, kebencian, kebodohan,  kesombongan, dan kecurigaan. Ini adalah 5 sifat yang sangat berbahaya. Renungkanlah apakah selama hidup kita pernah menjalin jodoh buruk dengan orang lain akibat ketamakan  atau kebencian yang kita miliki. Pikirkanlah apakah kita pernah  melukai orang lain karena kelima hal ini. Jika pernah, segeralah meminta maaf pada orang tersebut agar jalinan jodoh buruk yang telah terbentuk berubah menjadi jalinan jodoh yang baik dan kita pun akan terhindar dari  buah karma buruk. Jika tak bersedia meminta maaf, bagaimana kita dapat  mencairkan hubungan yang beku? Jika telah berbuat salah, kita harus menerima akibatnya  dengan lapang dada.  Untuk hari-hari mendatang, kita harus banyak merenung dan bertobat.

Singkat kata, kita harus menjalani hidup sehari-hari dengan hati yang penuh pertobatan. Janganlah kita menabur benih karma buruk sehingga kita tak menuai akibatnya. Kita harus memahami hal ini dengan jelas. Hari yang kita lalui tak akan terulang lagi. Kita harus menghargai waktu sebaik mungkin karena setiap detik yang telah dilewati tak akan dapat terulang lagi.

Manfaatkanlah setiap saat sebaik mungkin dan pertahankanlah niat baik  yang timbul dari dalam hati, maka kebijaksanaan kita akan berkembang. Jika kita memiliki cinta kasih dalam hati, maka kita akan dapat  memberi manfaat bagi banyak orang. Inilah niat baik yang timbul dalam hati dalam waktu sekejap. Sama halnya bila kita ingin mengubah hidup kita. Kita harus memiliki tekad untuk melenyapkan semua kebiasaan buruk dan mendisiplinkan diri sendiri. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.

 
 
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -