Suara Kasih : Tindakan, Ucapan, dan Pikiran
Judul Asli:
Menyucikan Tindakan, Ucapan, dan Pikiran
Puluhan ribu orang berdoa bersama dengan tulus
Mensosialisasikan pola hidup vegetarian di komunitas masing-masing
Melindungi kehidupan dan mempraktikkan keyakinan yang benar
Tindakan, ucapan, dan pikiran yang suci dapat membawa manfaat bagi semua makhluk
Saya sungguh berterima kasih dan tersentuh atas kontribusi para relawan Tzu Chi di daerah Taichung tahun ini. Selama bulan 7 Imlek suasana penuh berkah dan sukacita tersebar ke mana-mana. Setiap hari relawan Tzu Chi mengadakan acara doa bersama di berbagai wilayah di Taiwan.
Kemarin, mereka mengadakan acara doa bersama berskala besar di Taichung. Mereka telah mempersiapkan acara ini selama beberapa hari. Mereka tak ingin hadirin hanya datang dan duduk menghadiri acara itu. Tidak hanya itu. Mereka ingin hadirin mengerti makna ajaran kebenaran di baliknya, agar orang-orang dapat melenyapkan kepercayaan pada takhayul, membangun keyakinan yang benar, membangkitkan rasa bakti, dan menginspirasi orang untuk berbuat baik. Berbakti dan berbuat kebajikan adalah hal yang tak bisa ditunda. Untuk itu, mereka terus mempersiapkan diri.
Belakangan ini cuaca sangat panas. Suhu siang hari mencapai 30 derajat Celsius, namun mereka tak gentar oleh kesulitan. Para Bodhisatwa dunia di Taiwan tengah ini sangat bersungguh hati mempersiapkan acara ini. Namun, pada petang hari kemarin hujan mulai turun. Ketika insan Tzu Chi melihatnya, langkah pertama yang mereka lakukan adalah mempersiapkan rencana cadangan. Langkah kedua adalah menghimpun ketulusan dari semua orang. Mereka berlutut dan berdoa dengan penuh ketulusan. Meski berada di tengah guyuran hujan, namun dilandasi keyakinan dan tekad yang teguh, mereka terus berdoa. Sungguh luar biasa, ketika acara doa bersama akan dimulai, hujan pun berhenti. Hal ini sungguh luar biasa.
Acara doa bersama ini sungguh menginspirasi, tertib, dan penuh kekhusyukan sehingga para hadirin dapat mendekatkan diri kepada Buddha. Para insan Tzu Chi melafalkan Sutra dan melakukan pradaksina dengan tertib. Sebanyak 10 ribu hadirin bersatu hati dan berdoa bersama. Suara hati mereka sungguh dapat terdengar para Buddha dan Bodhisatwa. Saya tersentuh dan bersyukur ketika melihatnya.
Untuk mengimbau orang berbuat baik, insan Tzu Chi terus membabarkan ajaran kebajikan. Mereka tak hanya mengimbau orang untuk berbuat baik dan memiliki cinta kasih hanya lewat mulut saja, namun yang terpenting adalah harus menaati sila dan bervegetarian. Bervegetarian dan menaati sila sangatlah penting. Bervegetarian berarti menaati peraturan. Orang yang bervegetarian juga harus menaati sila. Inilah yang disebut Upavasa. Selain menaati peraturan, kita juga harus memakan “makanan yang bersih”.
Jadi, menyucikan diri dalam tindakan, ucapan, dan pikiran adalah bentuk dari Upavasa. Hanya menaati sila saja tidaklah cukup. Untuk sungguh-sungguh menyucikan batin, kita harus bervegetarian. Tindakan, ucapan, dan pikiran haruslah disucikan. Berdoa dengan cara demikian barulah dapat mengurangi bencana.
Para insan Tzu Chi di Taiwan pun mensosialisasikan pola hidup vegetarian selama bulan 7 Imlek yang penuh berkah ini. Saya sungguh bersyukur. Dengan mensosialisasikan kepada warga untuk meningkatan rasa bakti, amal, melenyapkan kepercayaan takhayul, dan membangkitkan keyakinan yang benar, insan Tzu Chi sungguh menciptakan pahala tak terhingga. Tentu saja, pelestarian lingkungan juga sangat penting. Kita sering mendengar kisah para relawan yang kini telah tersadarkan dari kegelapan batin dan telah berhenti mengonsumsi alkohol, merokok, mengunyah pinang, berjudi, dan lain-lain. Kini mereka menjalani pola hidup vegetarian dan menaati sila. Dengan bervegetarian, mereka sungguh telah menjadi Bodhisatwa dunia. Para relawan daur ulang ini senantiasa melindungi bumi dan menyucikan batin manusia.
Kita dapat melihat Tuan Li dari Tainan. Ia memiliki usaha perikanan dan membuat jala penangkap ikan. Orang-orang berkata bahwa jala ikannya sangat berguna dan dapat menangkap banyak ikan dengan sekali tebar. Namun, belasan tahun lalu ia mendengar pembabaran Sutra Ksitigarbha. Dalam waktu sehari cara pandangnya pun berubah. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, ia bertekad untuk mengubah profesi. Meski ia bisa mendapatkan banyak uang dari usaha tersebut, namun ia dapat melepaskannya dan menggunakan alat-alat pembuat jaring ikan untuk melakukan kegiatan daur ulang. “Sebelumnya, alat ini digunakan oleh ibu saya mengupas kulit kerang. Jadi, saya berpikir bahwa alat ini dapat digunakan untuk membuka barang lain,” kata Tuan Li. Kini mereka sekeluarga berpartisipasi dalam melakukan kegiatan daur ulang. Mereka sangat berdedikasi dan bersemangat. Isi rumahnya penuh dengan barang daur ulang.
Kita juga dapat melihat di Wandan, Pingtung. Seminggu sekali semua orang akan berkumpul bersama untuk memilah sampah daur ulang. “Kegiatan ini baru dimulai pascabencana Topan Morakot tahun lalu. Seminggu setelah mengadakan acara ramah tamah di komunitas, kami mulai mensosialisasikan kegiatan daur ulang dan mendapat tanggapan yang sangat baik dari warga setempat. Para nenek tak pernah keluar rumah sebelumnya. Namun, pada kegiatan daur ulang kali ini saya melihat banyak nenek yang datang membantu,” kata seorang relawan di sana.
Persatuan adalah kekuatan. Mereka melakukannya secara berkesinambungan dan penuh kesungguhan hati. Begitu banyak orang yang berpartisipasi dalam berbuat bajik. Inilah cara mereka dalam mensosialisasikan pelestarian lingkungan. Para Bodhisatwa daur ulang bersumbangsih dengan penuh kesungguhan hati dan tindakan nyata. Mereka tak hanya mengimbau lewat mulut, namun juga mempraktikkannya secara nyata. Pelestarian lingkungan yang sesungguhnya adalah melindungi kehidupan.
“Dahulu saya menjual ikan selama lebih dari 20 tahun. Suatu kali, pada saat memotong ikan, darah ikan tersebut mengalir keluar dan ekornya masih bergerak-gerak. Ketika istri saya melihatnya, air matanya pun mengalir keluar. Saya pun merasa tersadarkan dan memutuskan untuk tidak menjual maupun makan ikan lagi,” begitu kata seorang warga di sana. Lihatlah, ia dapat melindungi kehidupan, bumi, serta menyucikan batin manusia. Semua orang turut berpartisipasi sekaligus menyucikan tindakan, ucapan, serta pikiran untuk membabarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua orang. Jadi, kegiatan daur ulang bukan hanya kegiatan berwujud seperti yang terlihat di posko daur ulang, melainkan juga berpengaruh besar bagi kebersihan lingkungan secara luas. Yang terpenting adalah menyucikan batin manusia.
Karena itu, saya sungguh berterima kasih. Rasa terima kasih saya tak habis diungkapkan dengan kata-kata. Janganlah kita meremehkan diri sendiri dan berpikir bahwa kekuatan kita sangat kecil dan tidak berpengaruh. Amat berpengaruh. Saya tak boleh kekurangan seorang pun dari kalian. Sepasang tangan dan kaki kalian sangat berharga bagi saya. Yang paling berharga bagi saya adalah niat dan tekad kalian. Setiap tindakan, ucapan, dan pikiran kalian dapat menolong dunia ini. Janganlah kalian berpikir bahwa, “Saya sangat lemah, mana mungkin dapat menolong dunia?” Menolong dunia harus dimulai dari menolong hati manusia. Menolong hati manusia haruslah dimulai dari menjaga pikiran sendiri sebaik mungkin.
Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia