Sumsum Dharma Memenuhi Ladang Pelatihan Batin
Setiap subuh, kalian sudah berkumpul di sini. Terlebih lagi, pada musim dingin, saat langit lebih gelap, kalian sudah berkumpul di tempat pertemuan relawan. Saya yakin pemandangan pada saat itu pasti sangat indah. Di manakah letak keindahannya? Terletak pada kegigihan kalian untuk mendalami Dharma. Kalian sungguh tekun dan tulus untuk mendalami Dharma. Saya yakin selama waktu yang panjang ini, kalian tetap tekun mendengar Dharma tanpa berhenti sehari pun. Saya sungguh tersentuh.
Selama 40 tahun pertama sejak Tzu Chi berdiri, kita terus bersumbangsih bagi semua makhluk. Mazhab Tzu Chi adalah praktik di tengah masyarakat. Setelah 40 tahun Tzu Chi berdiri, saya mulai bersiap-siap untuk membimbing setiap orang agar menyerap Dharma ke dalam hati. Karena itu, saya terus membentangkan jalan setapak demi setapak hingga kini, saat Tzu Chi memasuki tahun ke-49. Saya sangat berharap pada masa ini, jalan untuk mendalami Dharma ini bisa terus kita bentangkan hingga sangat luas, sangat besar, sangat dalam, dan sangat panjang.
Buddha datang ke dunia demi satu tujuan penting, yakni demi membabarkan kebenaran tertinggi dan mewariskan semangat Mahayana. Inilah inti ajaran Sutra Bunga Teratai. Buddha ingin membimbing semua orang untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Sesungguhnya, sejak Tzu Chi berdiri, kita sudah terus membentangkan Jalan Bodhisatwa. Hingga kini, baru kita benar-benar akan memasuki sumsum Dharma. Dahulu, saya memulainya dengan membahas tentang Syair Pertobatan Air Samadhi. Syair Pertobatan Air Samadhi dapat membersihkan kekotoran batin manusia. Dahulu saya membahas tentang “air”. Sekarang saya membahas tentang “sumsum”.
Kini saya ingin menyatukan Dharma dan Jalan Bodhisatwa yang kita tapaki ini agar kalian tahu bahwa segala yang kita lakukan selama ini sesungguhnya adalah praktik Bodhisatwa. Sekarang kita akan menggunakan Dharma untuk membuktikan bahwa jalan yang kita tapaki ini sesungguhnya membimbing kita untuk kembali pada hakikat murni. Jalan Bodhisatwa ini bisa membimbing kita untuk kembali pada hakikat sejati yang murni. Karena itu, mulai sekarang kita harus memperhatikan setiap niat yang timbul dengan baik. Dharma bisa membimbing kita kembali pada hakikat sejati yang paling murni.
Dahulu, kita berfokus untuk menciptakan berkah, mulai kini kita harus membina kebijaksanaan untuk kembali pada hakikat murni. Jadi, kita harus berhati lapang dan berpikiran murni. Berkah adalah kebahagiaan yang diperoleh ketika bersumbangsih; kebijaksanaan adalah kedamaian batin yang diperoleh dari sikap penuh pengertian. Ini adalah Jalan Bodhisatwa. Pada 40 tahun pertama, kita semua berfokus untuk menciptakan berkah. Selama 40 tahun lebih ini, setiap orang giat menciptakan berkah dan dipenuhi kebahagiaan. Sukacita yang diperoleh dari bersumbangsih itu adalah praktik mazhab Tzu Chi. Kini, kita harus mendengar, meyakini, dan menerima Dharma. Setelah mendengar Dharma, kita harus meyakini dan menerimanya. Dengan begitu, baru kita dapat kembali pada hakikat sejati yang murni.
Kebijaksanaan adalah kedamaian batin yang diperoleh dari sikap penuh pengertian. Kita harus bersikap penuh pengertian. Antarsesama manusia harus bersikap penuh pengertian. Dengan begitu, baru Dharma dapat meresap ke dalam hati kita dan kita bisa merasakan kedamaian. Inilah yang disebut membina kebijaksanaan. Mulai sekarang, kita harus mulai membina kebijaksanaan. Keunikan dari Sutra Bunga Teratai adalah ia mengajarkan kepada kita untuk membina berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan. Karena itu, Sutra Bunga Teratai disebut Jalan Tengah. Jalan Tengah ini berisikan semangat Mahayana. Jadi, kalian harus bersungguh hati mendengar Dharma.
Meski sekarang saya tidak berada di Hualien untuk memberi ceramah setiap pagi, tetapi kalian jangan berhenti mendengar Dharma. Saya bisa melihat kalian semua sangat bersungguh hati mendengar Dharma. Kalian juga menampilkan Dharma lewat sesuatu yang berwujud. Kalian mengubah suatu perumpamaan menjadi barang berwujud agar dapat dilihat oleh banyak orang. Gerobak sapi putih, gerobak kambing, ataupun gerobak rusa, semuanya hanyalah perumpamaan. Sesungguhnya, di dalam semua barang berwujud itu terkandung karakteristik masing-masing. Karakteristik itu adalah Dharma. Jadi, kita harus menampilkan semua ajaran secara lebih mendalam.
Berhubung kalian membuat sebuah ruang pameran di sini, maka pergunakanlah dengan baik. Kalian yang berada di Kaohsiung sangat berkemampuan dan berbakat. Dengan sumber daya manusia di sini, kalian bisa berpikir bagaimana membuat pameran yang lebih baik. Kini suhu udara di bumi terus meningkat. Jika kita menjelaskannya dengan kata-kata, mungkin orang sulit memahaminya. Jika kita bisa menampilkan kondisi iklim yang ekstrem dan ilmu pengetahuan yang sangat dalam lewat barang berwujud dan cara yang sangat mudah dipahami sehingga orang-orang bisa memahaminya, maka itu adalah Dharma.
Saya sering berkata kepada kalian bahwa prinsip kebenaran tidak berbentuk dan tidak berwujud. Prinsip kebenaran adalah tidak berbentuk dan tidak berwujud. Kebenaran ini tak terlihat dan tak bisa diraba oleh kita. Kebenaran ini dapat dirasakan karena perpaduan berbagai faktor. Mengapa kondisi iklim bisa begitu ekstrem? Terjadinya badai angin dan hujan lebat berhubungan erat dengan kondisi samudra dan suhu udara di bumi. Ini yang disebut perpaduan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ia terjadi karena gaya hidup manusia yang terus menciptakan pencemaran. Sebagai manusia, kita sudah menciptakan polusi. Setiap kali membuang napas, kita menghasilkan karbon dioksida. Setiap orang menciptakan polusi udara, hanya saja kita tidak menyadarinya.
Selain populasi manusia yang sudah sangat banyak, manusia juga beternak hewan sehingga menciptakan pencemaran yang semakin besar. Sesungguhnya, saat hewan dibunuh, mereka juga mengeluarkan darah seperti manusia. Mereka juga merasa sakit saat dipukul. Saat mereka menjerit, itu berarti mereka merasa benci dan dendam. Lihatlah pertikaian dan peperangan yang terjadi di berbagai negara. Mengapa ini bisa terjadi? Itu karena karma buruk kolektif semua makhluk. Ini karena pada kehidupan lalu, kita mengusir, membunuh, dan memakan daging hewan, sehingga pada kehidupan ini, mereka terlahir kembali dengan membawa benih kebencian untuk membalas dendam kepada kita. Karena itu, terjadilah bencana akibat ulah manusia.
Kekotoran batin manusia dan hubungan penuh rasa benci dan dendam di antara manusia yang terakumulasi menyebabkan terciptanya lingkaran buruk yang besar. Meski karma kolektif tidak berbentuk, tetapi karena perpaduan berbagai faktor, ia terwujud lewat bencana alam dan bencana akibat ulah manusia. Bagaimana kita menjelaskan hal ini? Kita menggunakan berbagai barang berwujud di sini untuk menjelaskan semua kebenaran itu. Saat menjadi pemandu di sini, sesungguhnya kalian tengah membabarkan Dharma.
Saat memberikan ceramah di Griya Jing Si, saya juga berusaha menggunakan kondisi masyarakat pada masa kini, sejarah dunia, dan kisah insan Tzu Chi untuk menjelaskan prinsip kebenaran. Setelah datang ke sini, saya melihat kalian menggunakan kemajuan teknologi untuk membuat berbagai barang berwujud untuk menunjukkan prinsip kebenaran kepada para pengunjung. Relawan yang menjadi pemandu pameran sesungguhnya adalah pembabar Dharma. Pahala kalian sungguh tak terhingga karena kalian tengah menjalin jodoh baik dengan semua makhluk. Jadi, saya berharap kalian bisa sungguh-sungguh menjadi pembabar Dharma.
Ajaran Buddha sungguh dekat dengan kehidupan sehari-hari. Kalian menampilkan ajaran Buddha dengan menggunakan berbagai kisah nyata. Pembabaran Dharma pada zaman dahulu lebih sulit dipahami karena kebenaran tidak berwujud dan tidak bisa diraba. Namun, pada masa sekarang ini, terlebih lagi bagi para Bodhisatwa dunia, kalian bukan hanya mendengar Dharma dan mempraktikkannya sendiri, tetapi setelah mendengar Dharma, kita juga ingin membuat orang lain turut merasakannya. Karena itu, kalian memikirkan berbagai cara untuk menjelaskan kebenaran yang tak berwujud lewat barang-barang yang berwujud agar orang-orang bisa ikut merasakannya. Saya sungguh berterima kasih.
Ladang pelatihan batin dipenuhi sumsum Dharma
Menggunakan berbagai metode terampil untuk membimbing semua orang
Hewan yang dibunuh manusia mengakumulasi kebencian dan rasa dendam
Lindungilah makhluk hidup jika ingin hidup aman dan tenteram
Link video (teks Mandarin dan Inggris): Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Juni 2014
Sumber: DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita, Yuni