Tekun dan Bersemangat untuk Mendengar Dharma
ini cuaca di Taiwan sangat dingin. Sebelum matahari terbit, insan Tzu Chi sudah berkumpul di kantor Tzu Chi, posko daur ulang, atau tempat lainnya untuk menghirup keharuman Dharma. Sungguh, jika bukan orang yang tekun dan bersemangat, pasti tidak dapat melakukannya. Melihat setiap orang memiliki tekad yang teguh, saya sungguh merasa tersentuh. Mereka menjalankan yang sulit dijalankan.
Untuk selalu tekun dan bersemangat bukanlah hal yang mudah. Namun, jika kini kita tidak tekun dan bersemangat, maka mau menunggu hingga kapan? Sulit untuk terlahir sebagai manusia dan sulit untuk mendengar Dharma. Dharma yang kita dengar bisa membawa manfaat bagi kita karena kita jadi memahami bahwa setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan.
Dengan lebih banyak memahami ajaran Buddha dan kebenaran di dunia, kita akan bisa menyucikan hati manusia. Kita harus menyucikan hati lebih banyak orang agar bisa mengubah dunia yang keruh ini menjadi Tanah Suci. Pikiran manusia masa kini sangat tidak selaras. Pikiran yang bergejolak dari segelintir orang dapat membangkitkan kegelapan batin dan memengaruhi banyak orang hingga akhirnya terjadilah pergolakan dalam masyarakat. Konsekuensi besar yang mungkin tercipta adalah terjadilah peperangan yang akan mengakibatkan banyak warga terpaksa mengungsi. Itu sungguh menderita.
Di tengah cuaca yang begitu dingin, mereka tinggal di tenda yang bagian atas tidak tertutup rapat dan bagian bawahnya penuh dengan lumpur. Bagaimana mereka melewati hari di dalam tenda yang basah dan berlumpur seperti itu? Sungguh, kita yang berada di Taiwan harus mawas diri dan berhati tulus. Kita jangan mudah terpancing oleh suasana, juga jangan mudah membangkitkan kegelapan batin. Kita harus menenangkan hati untuk mempelajari kebenaran dan giat mendalami ajaran Buddha. Selain itu, kita juga harus senantiasa mawas diri dan berhati tulus.
Kita juga melihat insan Tzu Chi Malaysia yang sangat tekun dan bersemangat. Selama belasan hari ini, insan Tzu Chi yang tidak terkena dampak bencana pergi ke lokasi bencana untuk menyalurkan bantuan. Meski demikian, mereka tetap tidak melupakan acara Pemberkahan Akhir Tahun. Mereka tetap sangat tekun dan bersemangat. Mereka tetap berkumpul bersama untuk mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun.
Kita bisa melihat dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun di Penang, Ketua Menteri Penang juga turut hadir. Melalui pameran kita, beliau mempelajari asal mula berdirinya Tzu Chi dan bagaimana kita menyalurkan bantuan bencana di seluruh dunia dengan sepenuh hati. Relawan kita juga memberi laporan tentang bencana banjir besar di Kelantan kali ini. Kali ini, delapan negara bagian di Malaysia bagian barat tergenang banjir. Setelah mendengar laporan kita, beliau sangat tersentuh dan berterima kasih kepada Tzu Chi.
“Tadi saya melihat bahwa sumbangsih kalian telah membawa harapan bagi para korban bencana sehingga mereka dapat memiliki hari esok yang lebih baik dan bergembira bersama. Orang yang meninggal tidak dapat hidup kembali. Namun, hari ini kita bisa melihat bahwa bukan hanya di luar negeri, tetapi juga di Malaysia, hati yang putus asa bisa bangkit kembali. Ini semua berkat Tzu Chi. Meski kekuatan setiap orang sangat kecil, tetapi di Tzu Chi, himpunan kekuatan setiap orang dapat membawa perubahan besar. Saya berterima kasih kepada semua relawan Tzu Chi. Semoga kalian bisa terus berbuat kebaikan. Saya mewakili pemerintah Penang menyatakan rasa hormat dan terima kasih atas sumbangsih kalian semua,” ucap Lim Guan Eng, Ketua Menteri Penang.
Insan Tzu Chi di Kuala Lumpur juga sangat bersungguh hati. Mereka membuat miniatur ilustrasi untuk mengingatkan orang-orang tentang pentingnya mengasihi dan melindungi bumi. Tujuan mereka adalah ingin membuat semua orang tahu ke mana sampah dibuang. Orang-orang tidak tahu ke mana sampah-sampah itu dibuang dan berapa besar ancaman yang tercipta bagi bumi kita.
“Saya belum pernah melihat TPA sebelumnya. Saya sangat terkejut saat melihatnya. Ternyata sampah-sampah dari rumah saya yang diangkut oleh truk sampah dibuang ke tempat seperti itu. Saya juga melihat banyak barang yang kita buang sesungguhnya masih bisa didaur ulang. Namun, orang-orang selalu membuangnya begitu saja. Insan Tzu Chi membuat berbagai ilustrasi untuk dipajang saat pameran. Mereka juga membuat ilustrasi tanah longsor dan tumpukan sampah. Mereka juga menyosialisasikan pola makan cukup 80 persen kenyang. Selain berbagi tentang semangat celengan bambu, mereka juga berbagi tentang kisah segenggam beras yang dimulai oleh seorang petani di Myanmar Dengan dana kecil, kita bisa melakukan amal besar. Mereka menggunakan konsep seperti ini untuk membangkitkan cinta kasih setiap orang. Mereka sangat bersungguh hati,” tutur warga.
Baik insan Tzu Chi dari Penang maupun Kuala Lumpur, semuanya berusaha segenap hati dan pikiran. Demikian pula dengan insan Tzu Chi Singapura. Dalam bencana besar yang melanda Malaysia kali ini, insan Tzu Chi Singapura juga berangkat ke Malaysia untuk menyurvei lokasi bencana guna memahami kondisi setempat. Setelah kembali ke Singapura, mereka bergerak untuk mulai menggalang dana di jalan selama satu bulan. Salah seorang relawan kita berkata bahwa dalam sehari, dari pukul 7 pagi hingga pukul 6 petang, dia berteriak sebanyak 6.500 kali untuk mengajak orang-orang membangkitkan cinta kasih.
“Mungkin kaki saya akan terasa pegal atau suara saya menjadi serak, tetapi semua itu akan pulih setelah saya beristirahat dua hari. Lain halnya dengan para korban bencana. Mereka mungkin butuh waktu yang sangat panjang untuk membangun kembali rumah mereka. Mari kita membantu korban bencana di Malaysia untuk membangun kembali rumah mereka,” ucap relawan tersebut.
Dengan sangat berfokus bagai tengah melafalkan nama Buddha, dia mengajak orang-orang mengembangkan cinta kasih untuk membantu para korban bencana di Malaysia. Dia sungguh sangat tekun, bersemangat, dan berfokus. Kita harus meyakini kekuatan cinta kasih dan tahu mengapa kita menggalang dana.
Tujuan utama kita bukan demi menggalang dana, melainkan menggalang hati. Kita ingin membuat setiap orang tahu untuk berjalan ke satu arah yang sama, yakni berbuat baik dengan penuh cinta kasih. Kita harus menghimpun kekuatan cinta kasih. Saya berharap setiap orang bisa membangkitkan kebajikan dan cinta kasih agar bisa menciptakan berkah dan membawa ketenteraman bagi dunia. Saat bencana terjadi, setiap orang hendaknya membangkitkan cinta kasih dan ketulusan untuk bersumbangsih.
Menjalankan yang sulit dijalankan dengan giat mendengar Dharma
Tidak tega melihat tempat tinggal para pengungsi
Membimbing pikiran manusia menuju arah yang benar
Membantu para korban bencana dengan membangkitkan kebajikan dan cinta kasih
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 7 Januari 2015