Telekonferensi dalam Rangka Tahun Baru Imlek


Pada momen Tahun Baru Imlek, para saudara se-Dharma kita kembali ke Griya Jing Si, rumah batin kita semua. Mereka berasal dari berbagai negara. Kemarin, insan Tzu Chi dari belasan negara berkumpul bersama. Ada pula insan Tzu Chi yang mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek lewat telekonferensi. Kita melihat para relawan di Changchun, Provinsi Jilin, Tiongkok. Cuaca di sana sangat dingin. Namun, saya bisa merasakan kehangatan dari ketulusan mereka di sana. Mereka mengikuti ceramah pagi dengan penuh semangat.

Di Changchun, sulit bagi mereka untuk mengerti dialek Taiwan. Namun, mereka berusaha mengatasi kendala bahasa dalam mendengar Dharma ini. Asalkan ada tekad, maka tiada yang sulit. Mereka tetap bisa mendengar ajaran saya dan menyerapnya ke dalam hati. Berkat ketekunan ini, mereka dapat mengubah arah hidup. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Meski cuaca sangat dingin, setiap hari mereka tetap bersemangat. Ini sungguh membuat saya tersentuh.

Kemarin, para relawan dari Fujian juga menyampaikan ucapan dengan dialek Minnan yang mirip dengan dialek Taiwan. Karena itu, saya merasa sangat dekat dengan mereka. Tidak heran jika mereka sangat bersemangat dalam mendengar ceramah pagi. Demikianlah insan Tzu Chi. Asalkan mau menyerap Dharma ke dalam hati, maka bahasa bukanlah kendala. Meski mengerti bahasa saya, tetapi jika tidak giat, maka bagaikan terpisah oleh gunung besar. Meski tidak mengerti bahasa saya, asalkan ada tekad, maka akan terasa sangat dekat. Ini bergantung pada sebersit niat kita.

Kemarin, relawan dari Taichung juga memberi ucapan. Mereka semua sangat bersatu hati, teratur, dan bersungguh hati. Pengaturan mereka sungguh sangat indah. Mereka sungguh menampilkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Demikian pula dengan para relawan di Chiayi. Mereka sungguh penuh cinta kasih. Saya juga melihat para relawan di Shuanghe yang menampilkan formasi tulisan "Jing Si" dan "Sutra Bunga Teratai". Alangkah baiknya memiliki ladang pelatihan. Asalkan ada ladang pelatihan, semua orang dapat berlatih bersama-sama. Di sana, semua orang harus bersatu hati, barulah dapat menampilkan keindahan. Kebajikan dan keindahan Tzu Chi yang terlihat di luar bersumber dari ketulusan dalam hati. Kebenaran, kebajikan, dan keindahan ini benar-benar dapat kita lihat.

Selain itu, di Banqiao, para tetangga datang pagi-pagi untuk berolahraga di lapangan Aula Jing Si kita. Di saat yang sama, mereka tidak menyia-nyiakan waktu. Mereka turut membantu menyapu halaman. Mereka sungguh tetangga yang baik. Para lansia dapat berkumpul bersama di sana, juga dapat membantu membersihkan lingkungan, melakukan daur ulang, mengikuti bedah buku, dan mendengar Dharma. Mereka juga dapat melatih diri. Kompleks Tzu Chi di Banqiao sangat luas. Karena itu, orang-orang di sana tidak akan kekurangan kegiatan. Begitulah cara mereka bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih.

Kita juga melihat ucapan selamat Tahun Baru Imlek dari RS Tzu Chi Dalin. Mereka juga sangat mengagumkan. “Saya berikrar untuk menjadi murid Master yang paling dekat di hati, selamanya berjalan mengikuti Master. Saya juga mau berikrar untuk membimbing semua orang berbuat baik dan membawa cinta kasih ke dalam dunia medis. Saya ingin menggantikan Master memikul misi atas dunia ini, bagai kereta lembu putih yang mengangkut semua makhluk agar Master tidak sendirian,” Keluarga besar RS Tzu Chi Dalin mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek dan berikrar saat pertemuan pagi relawan.

Dua wakil kepala RS itu sungguh saling mengasihi. Permainan mereka menunjukkan kebenaran sejati. Mereka bertekad untuk terus mengikuti saya. Ikrar mereka menunjukkan bahwa mereka telah menyerap Dharma ke dalam hati. Di RS Tzu Chi Taipei, kita juga melihat para perawat dan dokter begitu rapi. Selain itu, ada pula kepala RS, wakil kepala RS, dan para relawan. Mereka penuh kesatuan hati dan keharmonisan. Pikiran dan tindakan mereka sungguh selaras. Kita juga melihat RS Tzu Chi Hualien yang  melaporkan tentang sepasang bayi kembar siam.

Saya teringat saat baru datang ke Taiwan, mereka sangat menempel pada ibu mereka dan tidak suka orang lain mendekat. Kini, kabarnya mereka sangat bersahabat dengan semua orang. Mereka bisa tersenyum saat melihat orang. Mereka kini lebih ceria karena mulai bisa menerima kehadiran orang lain. Semoga bayi kembar siam ini dapat segera dipisahkan. Pada bulan Maret nanti, mereka akan menjalani operasi pemisahan dan akan dapat bergerak bebas. Sebelumnya, bayi kembar siam lain, Lea dan Rachel, pernah dibawa ke Hualien belasan tahun lalu. Kondisi mereka mirip seperti sepasang bayi kembar siam tadi. Namun, operasi mereka lebih sulit. Lihatlah, kini mereka sudah besar. Mereka juga bisa bertekad dan berikrar. Ini terwujud berkat cinta kasih yang dipupuk. Segala pencapaian dicapai seiring waktu.

Begitu pula dengan RS Tzu Chi Taichung. Kita mendengar penjelasan Sutra Makna Tanpa Batas dari Kepala RS Chien dan Wakil Kepala RS Guo. Pada Pemberkahan Akhir Tahun tahun lalu, selain mementaskan Kereta Lembu Putih, kami juga mementaskan Bab Sifat Luhur dari Sutra Makna Tanpa Batas. Liriknya berbunyi, "Bagai tabib agung yang mampu menganalisis berbagai penyakit, memahami segala jenis obat, dan memberi obat sesuai penyakit." Ini tentu berkaitan erat dengan dunia medis. "Meski menghadapi ancaman pisau atau tongkat. Semangat tidak kendur oleh cobaan." Bagian ini juga berkaitan erat dengan beberapa spesialisasi dalam dunia medis. Ini sungguh sederhana. Ini berkaitan dengan bagian UGD, ortopedi, dan perawatan trauma. "Menjadi mata bagi yang tidak melihat." Ini berhubungan dengan poli mata. Jadi, bab ini berkaitan dengan berbagai spesialisasi dalam dunia medis.

Sungguh, Sutra Makna Tanpa Batas sangat sesuai dengan misi kesehatan. Ia menggambarkan kekuatan cinta kasih. Dua hari lalu, sekitar pukul lima pagi, Kepala misi kesehatan, dr. Lin, beserta Guru De Min dan beberapa staf berangkat ke Guanshan dan Yuli untuk membagikan angpau kepada staf RS di sana sebagai tanda terima kasih kepada mereka yang tidak libur pada Tahun Baru Imlek. Baik di Guanshan maupun Yuli, para staf telah bersungguh hati mempersiapkan ruang cadangan untuk mengantisipasi jumlah pasien di UGD. Jadi, mereka tidak bisa libur. Karena itu, dr. Lin memilih berkunjung secara langsung. RS Tzu Chi di dua daerah tersebut, meski berada di pedesaan, tetapi memiliki fasilitas yang memadai. Namun, suasana kekeluargaan local dan ketulusan di sana juga tetap kental. dr. Lin berserta tim berangkat pagi-pagi sekali. Singkat kata, kekuatan cinta kasih sungguh terasa di setiap tempat.

 

Mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek lewat konferensi video

Mendengar ceramah pagi tanpa peduli cuaca dingin

Ikut serta dalam daur ulang dan membersihkan lingkungan

Cinta kasih dalam misi kesehatan Tzu Chi terasa kental

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 20 Februari 2015

 

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -