Intisari Dharma: Kembalinya Anak-anakku
Anda semua telah melintasi gunung dan lautan untuk kembali mengunjungi saya dengan tekad bulat. Ini adalah hal yang manis untuk didengar. Ketika saya masih muda dan seusia kalian, saya selalu berpikir, “Bagaimana saya dapat membantu semua orang yang menderita di dunia ini?” Saya memiliki arah tujuan hidup di dalam pikiran saya.
Arah tujuan itu seperti sumpah yang diucapkan oleh seluruh anak muda di sini. Hati kalian murni dan bersih, seperti cermin yang jernih. Ketika mereka memantulkan bahkan cahaya samar dari lilin kecil, cermin itu dapat memperkuatnya menjadi cahaya yang cemerlang.
Sungguh beruntung bahwa, sepanjang perjalanan hidupku, banyak sebab dan kondisi yang berkumpul, dan semua potongan kecil dari sebuah cerita menjadi bagian dari sejarah Tzu Chi yang kini mendekati enam puluh tahun. Meskipun saya juga telah menua seiring waktu, saya telah melihat bagaimana para relawan Tzu Chi bekerja bersama, dengan persatuan dan harmoni, menerapkan ajaran dalam tindakan.
Persatuan ini tidak dapat dicapai olehku sendiri. Banyak dari kalian di sini telah menerima pendidikan tinggi, dan tentu kalian memiliki rasa tanggung jawab untuk berkontribusi kepada masyarakat dan sesama. Kita tidak boleh meremehkan cahaya sekecil apa pun atau kekuatan individu kita yang kecil. Ketika kita menggabungkan kekuatan semua orang, kekuatan itu akan menjadi besar.
Kalian telah menempatkan janji-janji tertulis di dalam ‘kapsul waktu’ untuk dipersembahkan kepadaku, sehingga membuatnya nyata dan dalam jangkauanku. Ini membuat seolah-olah hati semua orang dekat dengan hatiku. Namun, saya berharap bahwa aspirasi-aspirasi ini tidak hanya ditinggalkan di sini; aku berharap mereka akan selamanya terukir di dalam hati kalian.
Alam semesta sangat luas, dan Bumi juga begitu luas. Saya berharap setiap dari kalian, para Bodhisatwa muda, akan membentuk aspirasi dan membuat janji untuk benarbenar mengabdikan diri kepada dunia. Tidak peduli di negara mana kalian tinggal di masa depan, jangan biarkan jarak menghalangi cinta Bodhisatwa ini.
Kursi kosong saya yang Anda lihat pada upacara pemberkatan akhir tahun akan benarbenar kosong suatu hari nanti. “Nilai” dari kehidupan terletak pada setiap momen yang bisa dialami. Kita harus menghargai kenyataan bahwa kita masih bisa melihat, mendengar, dan mengalami momen-momen ini. Jangan menunggu sampai hari di mana Anda tidak bisa melihat atau merasakan momen-momen ini, karena saat itu tiba, Anda tidak akan pernah bisa mencapai apa yang dikejar.
Tolong seringlah kembali, bukan hanya sekali setahun. Nyatanya, kamu bisa ‘kembali’ setiap hari, seperti Aku yang ada di hatimu setiap hari. Ketika Anda memikirkan saya, saya ada di sana. Namun, hanya ketika Anda menerapkan Dharma, di mana pun Anda berada, Anda barulah benar-benar dekat di hati saya. Jika kamu tidak menerima Dharma, atau jika kamu menerima Dharma tetapi tidak mengamalkannya, itu sama saja dengan berada jauh dariku.
Meski kita terpisah gunung dan lautan, ketulusanmu tetap terlihat. Tanpa ketulusan, meski hanya berjarak satu langkah, kita ibarat dipisahkan oleh gunung dan lautan yang luas. Untuk benar-benar memahami hatiku dan membagikan aspirasi dan sumpahku, kamu perlu memberikan cintamu dan mencintai mereka yang kucintai.
Kita benar-benar memahami Dharma ketika kita menapaki jalan dan mempraktikkannya. Kita bisa mengulurkan tangan untuk membantu mereka yang menderita. Kita bisa menemani mereka yang tersesat kembali ke jalan yang benar. Inilah cara para Bodhisatwa Tzu Chi bertindak di dunia.
Suatu hari nanti, kursiku akan benar-benar kosong. Sebagaimana dinyatakan dalam Sutra Bunga Teratai, kita harus mengambil ‘kekosongan dari semua fenomena sebagai tempat duduk, dan dengan berdiam di sana, kita menyebarkan Dharma.’ Meski kursi di tengah kerumunan itu kosong, namun tetap bisa mengekspresikan Dharma Sejati. Anda harus membawa kembali pola pikir ini; Anda dapat menempatkan kursi di acara apa pun, menunjukkan rasa hormat Anda seolah-olah saya ada di sana bersama Anda.
Saya berterima kasih kepada semua orang yang telah bergabung dengan Tzu Chi. Ini benar-benar membuat aspirasiku terasa sangat nyata. Masyarakat kita adalah tanggung jawab semua orang. Bertambahnya usia generasi pertama relawan Tzu Chi maka sebagai generasi kedua, kalian perlu memikul tanggung jawab. Kalian harus memikul tanggung jawab yang diwariskan dan bertanggung jawab atas mereka yang datang setelah Anda. Setiap orang harus bertekad dan memiliki aspirasi untuk menyediakan bekal spiritual yang melimpah bagi anak-anak dan kaum muda di masa depan, serta memberi mereka kekuatan untuk tumbuh dalam kebijaksanaan.
Jangan lupa bahwa Anda telah membuat janji yang tulus di sini hari ini. Anda harus dengan sungguh-sungguh bertanggung jawab untuk makhluk hidup di masa depan, memikul tanggung jawab dunia, dan menciptakan berkah. Jangan lupa bahwa hari ini kamu datang ke Taiwan untuk merayakan Tahun Baru, dan resolusi Tahun Baru yang kamu buat adalah arah hidupmu; lebih dari itu, ingatlah untuk berusaha lebih keras mengajak lebih banyak Bodhisatwa.
Sumber: https://tzuchi.us/teachings
Disusun dari percakapan Master Cheng Yen dengan relawan
mahasiswa dan anggota alumni Tzu Chi dari luar negeri
dari 31 Desember 2023 hingga 4 Januari 2024
Diterjemahkan oleh: Olivia Tan (He Qi PIK)