Intisari Dharma: Mendidik yang Mampu, Menolong yang Kurang Mampu
Dengan semangat untuk mendidik yang kaya untuk membantu yang kurang mampu, ketika seorang pengusaha besar yang memiliki usaha yang sukses, kekayaan yang sangat besar, dan kehidupan mewah yang berlimpah, kita harus membantu mereka dengan cara membuka pintu hati mereka dan mengajari bahwa selain menghasilkan uang kita juga perlu untuk berbuat kebajikan dengan cara membantu mereka yang membutuhkan. Kebahagiaan yang direalisasikan dengan cara bersumbangsih ini merupakan kekayaan batin. Ini adalah kekayaan yang sesungguhnya. Dengan cara ini, kita mendidik mereka yang mampu untuk membantu mereka yang menderita. Sedangkan untuk membantu orang yang kurang mampu mewujudkan kekayaan batin mereka, kita seharusnya tidak hanya memberikan bantuan yang berwujud material saja, tetapi juga memotivasi dan mendidik mereka dengan baik. Dengan pikiran yang baik maka seseorang akan menjadi orang yang memiliki kekayaan batin. Bahkan jika kita hanya memiliki sedikit kemampuan, kita tetap harus berupaya untuk bisa membantu orang lain, tentunya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
Buddha memberikan dua jenis ajaran: langsung dan bertahap. Ajaran langsung adalah untuk mereka yang memiliki kemampuan luar biasa, yang memiliki kebijaksanaan untuk mewujudkan sepuluh hal setelah mendengarnya, atau bahkan menyadari seribu hal setelah mendengarnya. Begitu mereka mendengar Dharma maka mereka bisa langsung memahaminya dan menerapkannya dengan melakukan praktik nyata di masyarakat. Sementara dengan orang lain yang memiliki kemampuan biasa-biasa saja, kita perlu memiliki empati dan rasa hormat, dan berupaya masuk ke dalam hati mereka sehingga pada suatu ketika kita akan berhasil mengubahnya dengan memberi pengajaran sesuai dengan apa yang dapat mereka terima. Inilah yang dimaksud dengan ajaran bertahap.
Dalam memberikan bantuan, insan Tzu Chi harus berterima kasih kepada para penerima bantuan. Menyaksikan penderitaan orang lain mengajarkan kita untuk lebih mensyukuri dan menghargai berkah yang kita miliki. Karena itulah maka kita perlu berterima kasih kepada mereka yang menderita, karena dengan adanya mereka kita memiliki kesempatan untuk berbuat kebajikan. Sebaliknya, kepada para penerima bantuan kita juga perlu mendidik mereka bahwa meskipun saat ini mereka dalam kondisi kehidupan yang sulit, mereka tetap dapat turut serta bersama-sama membantu orang lain. Ini adalah ajaran bertahap, karena selain kita membantu mereka secara materi, kita juga turut menginspirasi dan mendorong mereka untuk memiliki kekayaan batin.
Sumber: Buku Prayers from the Heart, karangan Master Cheng Yen
Diterjemahkan oleh: Hadi Pranoto