Komunitas yang Penuh Kasih dan Kebajikan

Hari ini adalah hari pertama di tahun monyet. Ketika berkumpul dalam relawan di setiap pagi, Master Cheng Yen mengungkapkan kepeduliannya bagi korban yang tertimpa bencana gempa bumi Tainan, para regu penyelamat, serta segenap relawan yang sudah bergabung untuk memberikan bantuan. Hal tersebut menunjukkan cinta kasih dan kebaikan yang begitu besar di Taiwan. Para sahabat dari luar negeri dan media internasional juga telah menunjukkan kepedulian mereka bagi orang yang membutuhkan.

Rangkuman perkumpulan:

Di Tainan, gempa bumi yang tidak terprediksi telah menyebabkan banyak orang terperangkap di dalam gedung yang runtuh. Sementara itu, keluarga korban menanti dengan cemas dan berharap agar orang yang mereka kasihi dapat ditemukan.

Barisan penyelamat bekerja tanpa lelah di area bencana dan berkonsentrasi penuh untuk mencari orang-orang yang dapat diselamatkan. Mereka bahkan berkorban untuk tidak bersantap malam bersama keluarga mereka.

Di Tainan, tepatnya di Jing Si Hall, ada lebih dari 10 relawan Tzu Chi yang bertugas memberikan penenangan untuk korban maupun keluarganya. Para relawan juga sebisa mungkin menjangkau mereka untuk memberikan pelayanan dan menyediakan bantuan dengan berbagai cara.

Di dunia ini, hidup tidaklah kekal. Namun, hal yang paling dibutuhkan oleh manusia adalah cinta kasih. Satu keluarga bisa saja hanya terdiri dari dua orang, atau ada pula yang memiliki ratusan bahkan ribuan anggota keluarga. Jika setiap orang memiliki cinta kasih, maka kita dapat membentuk sebuah keluarga yang besar di dunia ini.

Kita sudah melihat berbagai berita di media internasional, seperti Reuters; mereka sudah melaporkan bencana di Selatan Taiwan ini. Mereka memberitakan banyak relawan sudah membantu regu penyelamat sepanjang hari. Meski di tengah malam perayaan tahun baru Imlek, mereka mengorbankan rencana mereka untuk makan malam bersama keluarga terkasih mereka. Media luar negeri juga memuji wujud kasih antarmasyarakat Taiwan. Dengan kata lain, kita adalah satu keluarga.

Hingga saat ini, jumlah korban meninggal sudah mencapai 33 orang dan 117 lainnya masih belum ditemukan. Ini adalah saat yang pedih bagi anggota keluarga mereka yang menanti di luar dengan penuh kecemasan. Kita juga melihat para relawan Tzu Chi bekerja secara estafet untuk mendampingi korban yang selamat dan keluarga mereka.

“Saya mengucapkan terima kasih pada Tzu Chi. Kami sangat bersyukur karena ada relawan yang berkunjung ke rumah sakit dan menenangkan perasaan mereka yang masih belum stabil,” ucap seorang petugas rumah sakit. “Inilah kekuatan dari komunitas kami, Setiap orang melakukan yang terbaik untuk turut serta membantu.”

Saat kita melihat begitu banyak orang yang bersumbangsih, ini menunjukkan kehangatan dalam komunitas. Sekali lagi ini menunjukkan bahwa cinta kasih dan kebajikan adalah dua hal yang berharga di Taiwan. Ada banyak organisasi-organisasi yang menggerakan relawan mereka dan para pengusaha yang menyumbangkan donasinya. Mereka semua sudah mengungkapkan ketulusan mereka untuk bersumbangsih. Anak muda, pelajar dan orang dewasa juga ingin turut serta menolong.

Meskipun demikian, kita berdoa bagi mereka yang masih terperangkap dalam gedung. Saya berharap setiap orang dapat menggunakan kebijaksanaannya, kekuatannya, dan tidak berhenti mencari mereka. Saya berharap setiap orang dapat diselamatkan. Mari kita berdoa dengan tulus.

Penerjemah: Susy Grace Subiono (Tzu Chi Sinarmas)
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -