Alam Surga dan Alam Neraka

Surga dan neraka semuanya diciptakan oleh niat dalam hati dan perilaku kita. Jangan khawatirkan tentang surga dan neraka, yang harus dikhawatirkan adalah kondisi hati yang menyimpang.

Mencari Harta Karun

Di sebuah kota di pegunungan, tinggal seorang tuan tanah kaya. Dia menikahi seorang istri berusia sangat muda dan telah memberikannya seorang anak. Sang tuan tanah berpikir: “Usia saya sudah begitu lanjut, sedangkan istri saya masih sangat muda, siapa tahu setelah saya meninggal dunia dia akan menikah lagi, seluruh harta saya akan jatuh ke tangan orang lain sedangkan anak saya masih kecil, apa yang harus saya lakukan?”

Akhirnya sang tuan tanah mendapatkan sebuah ide. Dia menyuruh pengurus rumah tangganya untuk mengangkut semua harta yang ia miliki dengan kereta dan mencari satu tempat untuk menguburkan hartanya di sana. Dalam perjalanan pulang, sang tuan tanah memohon kepada pengurus rumah tangganya: “Segala yang terjadi hari ini, berharap dapat Anda rahasiakan. Tunggu sampai anak saya sudah dewasa kemudian bawalah dia ke tempat ini untuk menggali dan mengambil harta karun ini.” Pengurus rumah tangga yang setia itu mengiakan permintaan tuannya.

Selang beberapa tahun kemudian, tuan tanah uang kaya ini meninggal dunia, anaknya juga kian tumbuh dewasa. Istri tuan tanah itu berkata kepada anaknya: “Usia kamu sudah cukup dewasa untuk menjadi kepala keluarga, saya tahu ayahmu memiliki banyak sekali harta yang di kubur di suatu tempat, kamu harus tanyakan kepada pengurus rumah tangga, apakah sudah boleh digali ke luar? Harta itu dapat digunakan untuk membangun usaha keluarga dengan baik.”

Setelah mendengar perkataan ibunya, tuan tanah muda lalu bertanya pada pengurus rumah tangga: “Menurut kabar yang saya dengar bahwa ayah saya mengubur hartanya bersama dengan Anda. Di mana harta ini dikubur? Apakah Anda dapat membawa saya untuk mengambilnya?” Pengurus rumah tangga tua menganggap hal ini memang sudah seharusnya dilakukan, dia lalu membawa tuan mudanya pergi ke lokasi tempat harta itu dikubur.

Namun, sesampainya di tempat harta itu dikubur, tiba tiba timbul sebuah pikiran di dalam hati si pengurus rumah tangga yang sudah tua ini. Merasa bahwa harta milik almarhum tuannya sesungguhnya tidak boleh diambil oleh tuan muda yang akan dinikmati bersama ibunya. Maka dia lalu berlaku seperti orang kacau pikiran, marah-marah kepada setiap orang dengan sikap yang sangat kasar.

Sang tuan muda merasa aneh. Dia berkata dengan sabar, “Tidak apa-apa, hari ini mungkin tidak bisa ditemukan, mari kita pulang saja.” Selang beberapa hari kemudian, menyaksikan kondisi si pengurus rumah tangga tua ini sudah seperti biasa lagi dan bersikap penuh hormat kepada dirinya, Tuan muda kembali berkata, “ Saya melihat kondisi Anda sudah membaik, mari kita pergi untuk mencari harta terpendam itu sekali lagi.”

Pengurus rumah tangga tua kemudian pergi bersama tuan mudanya mencoba untuk mencari harta terpendam itu. Namun sesampainya di sana, timbul kembali ketidakikhlasan untuk menggali harta itu. Di dalam hati si pengurus rumah tangga tua ini, dia kembali marah-marah dengan mengucapkan kata-kata kotor. Sang Tuan Muda merasa sangat tidak berdaya, terpaksa membawanya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, sikap pengurus rumah tangga tua ini kembali seperti biasa, penuh hormat dan sangat patuh terhadapnya.

Tuan muda merasa sangat kesal! Pada suatu hari, dia pergi ke kota mengunjungi seorang tuan tanah kaya yang lain, dia menceritakan seluruh kisah yang dia alami kepadanya. Tuan tanah kaya ini berkata padanya dengan sangat bijaksana: “Kamu ajak dia ke sana lagi, perhatikan posisi di mana dia berdiri saat marah-marah, di sana pasti merupakan tempat di mana harta itu dikubur.”

Tuan muda ini kembali mengajak pengurus rumah tangga tua untuk pergi ke lokasi semula. Sesampainya di sana, pengurus rumah tangga tua melakukan hal yang sama, berdiri di tempat yang sama marah-marah. Sang Tuan muda meminta pengurus rumah tangga tua itu mengambil cangkul dan sekop untuk mengali bersama-sama. Sesuai dengan yang diharapkan, tidak lama kemudian, telah berhasil mengali keluar harta yang sudah terpendam begitu lama.

Setelah harta tersebut berhasil digali ke luar, timbul kesadaran di dalam hati sang tuan muda bahwa: “Segala harta merupakan akar dari mala petaka. Ketika kita tidak memilikinya, bukankah hari-hari dilalui dengan tenang tenteram? Coba bayangkan ketika pengurus rumah tangga tua itu berdiri di sana, sifatnya telah berubah drastis, apalagi jika itu adalah orang lain?” Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mendanakan semua harta yang dia dapatkan.

Pesan Master Cheng Yen:

Dimanakah nilai dari sebuah kehidupan? Apakah dengan memiliki harta yang banyak adalah sebuah kebahagiaan?

Semua orang hendaknya dapat menggunakan kebijaksanaan dengan baik. Renungkanlah makna dari sebuah kehidupan. Di saat kita “memiliki”, kita harus tahu bagaimana memanfaatkan apa yang kita miliki. Ketika dalam keadaan “Sehat”, kita harus tahu bagaimana memaksimalkan hak dalam menggunakan tubuh kita dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Jangan biarkan kehidupan berlalu dengan sia-sia

Ilustrasi: Lin Qian Ru | Penerjemah: Dewi Sisilia Kulimno

Penyelaras: Agus Rijanto

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -