Anak Perdana Menteri

Kumpulan ajaran yang dibabarkan oleh Buddha disebut dengan Sutra. Semua ajaran di dalam Sutra merupakan metode yang mengajarkan kita untuk berbuat baik. Ajaran Buddha mengajarkan kita untuk berbuat baik dan memahami hukum sebab akibat. Benih apa yang ditanam, itulah buah yang dituai.

Orang yang melakukan kebaikan akan menuai buah karma baik.Kita juga harus menghindari perbuatan jahat. Hal-hal yang dapat mencegah kita dari perbuatan jahat disebut sila. Ajaran yang dibabarkan Buddha tak terlepas dari dua hal ini, yakni mengajarkan kita cara berbuat baik dan mengajarkan kita bagaimana cara menghentikan kejahatan. Ini merupakan fondasi yang paling penting.

Selain Buddha, Konfusius juga mengajarkan hal yang sama. Agama  lain juga mengajarkan hal yang sama. Semua agama di dunia mengajarkan orang-orang untuk melakukan kebaikan. Ini merupakan pendidikan yang paling mendasar. Meski merupakan pendidikan dasar, tetapi dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali melupakannya. Lingkungan hidup yang keras juga dapat membuat seseorang patah semangat.

doc tzu chi indonesia

Di dalam Sutra ada sebuah kisah seperti ini. Di sebuah negeri, ada seorang perdana menteri yang menderita penyakit dalam jangka waktu panjang. Akibat menderita penyakit dalam jangka waktu panjang, raja pun mengizinkannya pulang ke kampung halaman untuk mengobati penyakit. Setelah kembali ke kampung halaman, penyakitnya masih tak kunjung sembuh. Dia menghabiskan seluruh hartanya untuk berobat.

Perdana menteri itu pun meninggal dunia akibat penyakit yang diderita. Sejak itu, keluarganya pun jatuh miskin. Saat itu, putranya baru berusia belasan tahun. Kehidupannya sangat sulit. Saat berusia 20-an tahun, anak itu tak kuat lagi menahan rasa lapar. Dia berpikir untuk pergi mencuri.

Akan tetapi, dia kembali berpikir, "Jika saya mencuri makanan mereka, maka akan menyebabkan mereka tak memiliki makanan dan kelaparan. Tidak boleh. Namun, jika saya mencuri barang di istana, maka itu tak membawa kerugian bagi raja."

Dia lalu menyamar menjadi prajurit. Dia mengisi tanah ke dalam batangan bambu, lalu menancapkan bambu di dalamnya agar dia terlihat seolah-olah memiliki anak panah. Setelah itu, dia pun masuk ke dalam istana. Dia berhasil masuk ke dalam istana.

Dia memasukkan semua barang berharga ke dalam tas. Setelah mengambil semua barang berharga, dia melihat sebaskom air. Dia lalu meminum air di baskom itu. Dia kemudian berpikir untuk mengaduk tanah di dalam batangan bambu dengan air. Setelah itu, dia pun meminumnya. Dia merasa kenyang dan puas.

Dia tiba-tiba sadar. "Meminum air yang diaduk dengan tanah saja sudah dapat mengenyangkan perut. Jika begitu, saya dapat memakan rumput dan buah-buahan liar. Yang penting dapat mengenyangkan. "Dia tiba-tiba sadar, "Mengapa saya harus mencuri?" Dia meninggalkan istana dengan tangan kosong.

doc tzu chi indonesia

Raja melihat semua gerak geriknya. Beliau lalu mengutus orang untuk mencari tahu. Di hadapan raja, anak muda ini menceritakan semuanya. "Saya ingin bekerja, tetapi tidak ada yang mengenalkan. Saya ingin bekerja sebagai buruh. Namun, saya sebagai anak perdana menteri akan membuat orang tua saya malu. Karena tidak kuat lagi menahan lapar, saya memutuskan untuk mencuri."

"Apakah kamu mencuri dari rakyat?,” Tanya raja. "Kehidupan rakyat juga tidak baik. Harta Yang Mulia sangat berlimpah. Jika saya mencuri sedikit, maka tidak akan berpengaruh bagi Yang Mulia. "Mendengar hal tersebut, raja sangat mengagumi kejujuran anak muda ini. "Nafsu keinginan anak ini juga tidak besar. Hanya dengan meminum air diaduk tanah saja, dia sudah sangat puas. Anak ini sungguh bijak."

Dengan penuh sukacita, raja berkata, "Kamu sangat rupawan. Kamu juga menerima didikan dari ayahmu. Kamu seharusnya meneruskan jabatan ayahmu sebagai perdana menteri. Kamu segeralah kembali ke istana."

Sering kali, pikiran manusia berjalan menyimpang akibat kondisi lingkungan. Akan tetapi, sifat hakiki manusia sangat bajik. "Saya sebagai anak perdana menteri, mana boleh mencuri barang orang lain?" Ternyata kehidupan manusia sedemikian sederhana.

Menurut anak muda ini, "Memakan tanah saja sudah dapat mengenyangkan. Dengan memakan rumput dan buah-buahan liar, saya juga dapat bertahan hidup. Untuk apa saya mencuri? "Setelah menyadari hal ini,dia meninggalkan istana dengan tangan kosong. Tindakannya membuat raja sangat tersentuh. Anak ini dapat segera bertobat setelah menyadari kesalahan.

Meski sempat membangkitkan niat,tetapi dia segera melenyapkan niatnya untuk mencuri. Orang yang dapat segera memperbaiki diri adalah orang yang berguna. Dalam keseharian, kita harus membimbing dan menasihati sesama untuk berbuat baik.Dapat kita lihat bahwa sejak kecil, anak ini sudah menerima didikan dari orang tuanya. Dia tidak berani melakukan kejahatan karena pernah menerima didikan.

Jadi, anak-anak harus dididik sejak kecil agar setelah dewasa kelak, mereka dapat senantiasa berhati-hati dan menghindar dari perbuatan keliru. Kita harus mencegah kesalahan dan menghentikan keburukan. Selama sesuatu itu salah, kita harus segera mencegahnya dan tidak melakukannya. Kita juga harus segera menghentikan keburukan.

doc tzu chi indonesia

Kumpulan ajaran yang dibabarkan oleh Buddha disebut dengan Sutra. Semua ajaran di dalam Sutra merupakan metode yang mengajarkan kita untuk berbuat baik. Ajaran Buddha mengajarkan kita untuk berbuat baik dan memahami hukum sebab akibat. Benih apa yang ditanam, itulah buah yang dituai.

Orang yang melakukan kebaikan akan menuai buah karma baik.Kita juga harus menghindari perbuatan jahat. Hal-hal yang dapat mencegah kita dari perbuatan jahat disebut sila. Ajaran yang dibabarkan Buddha tak terlepas dari dua hal ini, yakni mengajarkan kita cara berbuat baik dan mengajarkan kita bagaimana cara menghentikan kejahatan. Ini merupakan fondasi yang paling penting.

Selain Buddha, Konfusius juga mengajarkan hal yang sama. Agama  lain juga mengajarkan hal yang sama. Semua agama di dunia mengajarkan orang-orang untuk melakukan kebaikan. Ini merupakan pendidikan yang paling mendasar. Meski merupakan pendidikan dasar, tetapi dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali melupakannya. Lingkungan hidup yang keras juga dapat membuat seseorang patah semangat.

Di dalam Sutra ada sebuah kisah seperti ini. Di sebuah negeri, ada seorang perdana menteri yang menderita penyakit dalam jangka waktu panjang. Akibat menderita penyakit dalam jangka waktu panjang, raja pun mengizinkannya pulang ke kampung halaman untuk mengobati penyakit. Setelah kembali ke kampung halaman, penyakitnya masih tak kunjung sembuh. Dia menghabiskan seluruh hartanya untuk berobat.

Perdana menteri itu pun meninggal dunia akibat penyakit yang diderita. Sejak itu, keluarganya pun jatuh miskin. Saat itu, putranya baru berusia belasan tahun. Kehidupannya sangat sulit. Saat berusia 20-an tahun, anak itu tak kuat lagi menahan rasa lapar. Dia berpikir untuk pergi mencuri.

Akan tetapi, dia kembali berpikir, "Jika saya mencuri makanan mereka, maka akan menyebabkan mereka tak memiliki makanan dan kelaparan. Tidak boleh. Namun, jika saya mencuri barang di istana, maka itu tak membawa kerugian bagi raja."

Dia lalu menyamar menjadi prajurit. Dia mengisi tanah ke dalam batangan bambu, lalu menancapkan bambu di dalamnya agar dia terlihat seolah-olah memiliki anak panah. Setelah itu, dia pun masuk ke dalam istana. Dia berhasil masuk ke dalam istana.

Dia memasukkan semua barang berharga ke dalam tas. Setelah mengambil semua barang berharga, dia melihat sebaskom air. Dia lalu meminum air di baskom itu. Dia kemudian berpikir untuk mengaduk tanah di dalam batangan bambu dengan air. Setelah itu, dia pun meminumnya. Dia merasa kenyang dan puas.

Dia tiba-tiba sadar. "Meminum air yang diaduk dengan tanah saja sudah dapat mengenyangkan perut. Jika begitu, saya dapat memakan rumput dan buah-buahan liar. Yang penting dapat mengenyangkan. "Dia tiba-tiba sadar, "Mengapa saya harus mencuri?" Dia meninggalkan istana dengan tangan kosong.

Raja melihat semua gerak geriknya. Beliau lalu mengutus orang untuk mencari tahu. Di hadapan raja, anak muda ini menceritakan semuanya. "Saya ingin bekerja, tetapi tidak ada yang mengenalkan. Saya ingin bekerja sebagai buruh. Namun, saya sebagai anak perdana menteri akan membuat orang tua saya malu. Karena tidak kuat lagi menahan lapar, saya memutuskan untuk mencuri."

"Apakah kamu mencuri dari rakyat?,” Tanya raja. "Kehidupan rakyat juga tidak baik. Harta Yang Mulia sangat berlimpah. Jika saya mencuri sedikit, maka tidak akan berpengaruh bagi Yang Mulia. "Mendengar hal tersebut, raja sangat mengagumi kejujuran anak muda ini. "Nafsu keinginan anak ini juga tidak besar. Hanya dengan meminum air diaduk tanah saja, dia sudah sangat puas. Anak ini sungguh bijak."

Dengan penuh sukacita, raja berkata, "Kamu sangat rupawan. Kamu juga menerima didikan dari ayahmu. Kamu seharusnya meneruskan jabatan ayahmu sebagai perdana menteri. Kamu segeralah kembali ke istana."

Sering kali, pikiran manusia berjalan menyimpang akibat kondisi lingkungan. Akan tetapi, sifat hakiki manusia sangat bajik. "Saya sebagai anak perdana menteri, mana boleh mencuri barang orang lain?" Ternyata kehidupan manusia sedemikian sederhana.

Menurut anak muda ini, "Memakan tanah saja sudah dapat mengenyangkan. Dengan memakan rumput dan buah-buahan liar, saya juga dapat bertahan hidup. Untuk apa saya mencuri? "Setelah menyadari hal ini,dia meninggalkan istana dengan tangan kosong. Tindakannya membuat raja sangat tersentuh. Anak ini dapat segera bertobat setelah menyadari kesalahan.

Meski sempat membangkitkan niat,tetapi dia segera melenyapkan niatnya untuk mencuri. Orang yang dapat segera memperbaiki diri adalah orang yang berguna. Dalam keseharian, kita harus membimbing dan menasihati sesama untuk berbuat baik.Dapat kita lihat bahwa sejak kecil, anak ini sudah menerima didikan dari orang tuanya. Dia tidak berani melakukan kejahatan karena pernah menerima didikan.

Jadi, anak-anak harus dididik sejak kecil agar setelah dewasa kelak, mereka dapat senantiasa berhati-hati dan menghindar dari perbuatan keliru. Kita harus mencegah kesalahan dan menghentikan keburukan. Selama sesuatu itu salah, kita harus segera mencegahnya dan tidak melakukannya. Kita juga harus segera menghentikan keburukan.

Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -