Burung Berkepala Dua

Ada seekor burung berkepala dua. Diantara kedua kepalanya harus ada satu yang beristirahat (si tidur), satunya lagi tetap sadar dan berjaga jaga (si sadar). Salah satu dari kepalanya sangat suka tidur, maka seringkali kepala yang satunya lagi harus tetap dalam keadaan sadar dan waspada. Pada saat tibanya untuk makan, si sadar dan si tidur untuk makan bersama, setelah makan si tidur melanjutkan tidurnya kembali. Dan si sadar itu pun juga tidak keberatan dan selalu berjaga-jaga. Pada suatu hari, si sadar berkata "Hei ! Saya sudah lelah dan ingin tidur, tugas berjaga-jaga diserahkan padamu!"

Ketika kepala yang sadar itu telah terlelap dalam tidurnya, tiba-tiba tiupan angin, telah menjatuhkan sebutir buah yang ranum yang secara kebetulan menggelinding di samping burung berkepala dua. Melihat si sadar telah tertidur dengan sangat nyenyak, si tidur merasa tidak tega untuk membangunkannya, di benak si tidur berpikir, kalaupun dia telah memakan buah yang ranum ini, si sadar pun juga akan ikut menikmatinya.

Akhirnya, si tidur memakan buah yang ranum itu. Tiba-tiba si sadar terbangun dari tidurnya dan berteriak "Eeeekh!" "Engkau telah memakan makanan apa? Mengapa sendawanya mengeluarkan bau yang demikian harum?"

Si tidur pun menjawab "Sebutir buah yang ranum. Saya tidak tega membangunkanmu, Maka saya memakan sendiri." Tampaknya si sadar pun kesal dan berkata "Buah ranum yang demikian lezat, mengapa tidak membangunkan saya untuk mencicipinya bersama? Baiklah, pada suatu hari nanti saya ingin membalasnya !"

Setelah beberapa waktu berlalu...
"Hari ini engkau boleh beristrirahat sejenak, biarlah saya bertugas berjaga-jaga!" kata si sadar. Tiba-tiba ada lagi sebutir buah yang jatuh tertiup angin . Tetapi dia sadar bahwa buah yang sebutir ini adalah buah beracun, niat jahat si sadar pun muncul, "Saya makan saja buah ini. Kalaupun mati biarkan mati berdua!" Dengan hati penuh kebencian dia memakan buah beracun itu!

----------------------------------------------------------

Pesan Master Cheng Yen:

Dalam melatih diri harus mengandalkan pada diri sendiri, hanya tergantung pada kesungguhan hati dan tekad untuk berupaya menghapus keserakahan, kemarahan, kebodohan, serta kecurigaan dan kesombongan terhadap orang lain, baru dapat menghapus segala kerisauan, kalau tidak, meskipun terlahir sebagai burung berkepala dua yg memiliki badan satu, juga masih ada sifat yg ingin membalas dendam serta niat jahat yg ingin mencelakai pihak lain, berakibat mencelakai orang lain dan juga diri sendiri, alangkah menyedihkan.

Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -