Master Bercerita: Kisah Dua Harimau

Manusia melakukan kesalahan karena pikiran yang tidak selaras. Jika pikiran kita tidak selaras, tindakan kecil saja bisa membahayakan orang lain sekaligus melukai diri sendiri.

Sebagian orang suka menimbulkan konflik dan tidak tahan melihat orang lain harmonis. Mereka suka melihat antarmanusia saling bertikai atau berselisih. Orang dengan sifat menyimpang seperti ini suka mengadu domba agar orang-orang saling bertikai dan bertengkar. Inilah kesalahan yang mudah dilakukan oleh makhluk awam.


Orang-orang sering berkata bahwa menasihati orang untuk harmonis dan jangan berpisah termasuk menciptakan pahala. Jika kita tidak suka melihat orang lain hidup harmonis, lalu mengadu domba mereka, itu adalah perbuatan yang sangat tidak bermoral.

Di sebuah pegunungan, terdapat dua ekor harimau yang sangat kuat dan ganas. Meski keduanya sangat ganas, tetapi hubungan mereka sangat baik. Setiap hari, mereka pergi Bersama untuk berburu hewan yang lebih lemah.

 

Di belakang mereka, ada seekor hyena yang lebih lemah, tetapi licik. Setiap hari, ia mengikuti kedua harimau itu. Ia menunggu kedua harimau itu berburu dan makan. Lalu, ia mengambil sisa makanan mereka.

Suatu hari, ia berpikir, "Kekuatan kedua harimau itu begitu besar. Jika aku tidak waspada, suatu hari nanti, nyawaku mungkin akan melayang. Aku harus memisahkan mereka agar keselamatanku terjamin."


Suatu hari, ia menemui harimau pertama dan berkata, "Aku berbaik hati datang memberitahumu sesuatu. Namun, aku baru akan memberitahumu jika engkau berjanji untuk tidak melukaiku."

Harimau pertama menjawab, "Untuk apa aku melukaimu tanpa alasan? Tenang saja dan beri tahu aku."

Hiena itu berkata, "Aku mendengar dari hewan-hewan lain bahwa temanmu sering menyatakan bahwa dirinya lebih hebat darimu dan engkau memiliki banyak kekurangan."

Harimau pertama lalu bertanya, "Bagaimana engkau bisa tahu?"

Hiena itu berkata, "Aku mendengarnya dari hewan-hewan yang membicarakannya."

Harimau pertama pun memasukkan ucapannya ke dalam hati.

 

Di hari lain, hiena itu menghampiri harimau kedua dan berkata, "Ada kabar penting yang ingin aku sampaikan. Apakah engkau tahu bahwa temanmu sering menjelek-jelekkanmu dan berkata bahwa engkau tak sebanding dirinya?"

Harimau kedua bertanya, "Siapa yang memberitahumu?"

Hiena itu berkata, "Ia memberitahuku secara langsung."

Harimau kedua juga memasukkan ucapannya ke dalam hati.

 

Suatu hari, kedua harimau ini kembali bertemu. Mereka saling menatap dengan marah. Harimau pertama merasa bahwa ia seharusnya menyerang terlebih dahulu. Jadi, ia pun menyerang harimau kedua.

Ia dengan marah berkata, "Mengapa engkau menjelek-jelekkanku di hadapan hewan-hewan lain? Mengapa engkau berkata bahwa aku tidak sebanding dirimu?"

Harimau kedua sangat kesal, tetapi tidak menjawabnya.

Harimau pertama berkata, "Engkau diam saja karena engkau benar-benar melakukannya?" 


Harimau kedua mundur dan berkata, "Tenanglah. Aku juga mendengar bahwa engkau menceritakan banyak kekuranganku di hadapan hyena dan berkata bahwa aku tidak sebanding dirimu."

Harimau pertama berkata, "Aneh, aku juga mendengarnya dari hiena. Ia mengatakan hal yang sama tentangmu."

Harimau kedua berkata, "Kita lebih kuat dari jenis hewan lain di dalam hutan. Kita tidak boleh bertikai. Jika bertindak impulsif, kita berdua akan terluka. Engkau mendengarnya darinya, aku juga mendengarnya darinya. Jadi, pasti ada kebohongan di dalamnya. Kita hendaknya tetap tenang."

Dari kisah ini, kita tahu bahwa meski sangat ganas dan impulsif, harimau juga mampu berpikir dengan tenang sehingga dapat menghindari pertikaian antarharimau yang akan menimbulkan kekacauan di hutan.


Dengan pikiran yang tenang, kita dapat menghindari bencana. Manusia sering kali diperalat oleh orang yang licik. Jika orang yang memiliki kekuasaan dan kekuatan memercayai ucapan orang yang licik, masyarakat akan menjadi kacau.

Jika kita tidak bisa berpikir tenang dan diadu domba oleh orang lain, masyarakat tidak akan tenteram. Begitu pula dengan keluarga dan organisasi. Jadi, kita harus senantiasa menenangkan pikiran. Apa pun yang kita dengar, kita harus menganalisisnya dengan bijaksana.

Selain harus menghentikan penyebaran gosip, kita juga tidak boleh menjadi orang yang mengadu domba orang lain.


Dalam hidup ini, yang paling menakutkan adalah pikiran. Jika pikiran kita menyimpang, sebuah tindakan kecil saja bisa memicu terjadinya masalah besar.

Saudara sekalian, kita harus bersungguh-sungguh menjaga pikiran. Janganlah seperti hyena yang mengadu domba kedua harimau itu. Saat menghadapi orang yang bertemperamen buruk, kita hendaknya seperti harimau kedua, bisa berpikir dengan tenang.

Sumber: Program Master Cheng Yen Bercerita (DAAI TV)
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, (DAAI TV Indonesia)
Penyelaras: Khusnul Khotimah

Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -