Master Bercerita: Pria Tua Berhenti Minum Alkohol
Setiap orang membutuhkan air minum. Tidak ada seorang pun yang tidak pernah meminum air. Apa rasa air? Kita semua pasti mengetahuinya. Dharma adalah bagaikan air, yang sangat penting bagi setiap orang. Dharma sangat sederhana. Kebenaran ada di dalam hati setiap orang. Apa sebutan kebenaran yang ada di dalam hati? Sifat hakiki.
Saat sifat hakiki terbangkitkan, maka kita akan menyadari kebenaran dari segala sesuatu. Kebenaran ini tidak berwujud dan tidak berbentuk, tetapi ia dimiliki oleh setiap orang. Hanya saja, ia tertutup oleh kegelapan batin sehingga kita tidak menyadarinya. Karena itu, noda batin kita sangat mudah terbangkitkan.
Batin kita sangat memerlukan air Dharma. Air Dharma dapat membasahi batin kita dan membersihkan noda batin. Untuk dapat terbebas dari noda batin, kita harus mendengar, memahami, dan menyerap Dharma ke dalam hati. Jika tidak mendengar Dharma, bagaimana kita dapat memahami kebenaran? Karena itu, kita harus bersungguh hati untuk mempelajari Sutra agar dapat lebih memahaminya.
Selain mempelajarinya dari Sutra, kita juga harus belajar dari orang lain. Setelah mempelajari kelebihan orang lain dan mendalami Dharma sendiri, kita dapat menggabungkannya agar dapat memperoleh banyak manfaat. Saat bertemu dengan orang yang lebih berjodoh, mereka akan berbagi Dharma yang lebih mendalam dengan cara yang mudah dipahami sehingga kita dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya secara nyata, kita akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang kebenaran.
Pada zaman Buddha hidup, ada sebuah kisah yang sangat sederhana. Ada sebuah desa yang berjarak sekitar 6 mil dari vihara. Ada seorang pria tua yang gemar meminum alkohol. Dia bermabuk-mabukan setiap hari. Kebiasaannya meresahkan warga desa dan keluarganya. Semua orang berpikir bahwa jika pria itu dapat pergi mendengar ajaran Buddha, mungkin dia akan berubah.
Mengetahui hal tersebut, Buddha mengutus Ananda untuk pergi membimbingnya. Setiap hari, saat keluar menerima persembahan, Ananda selalu bertemu dengannya. Ananda menasihatinya agar berhenti meminum alkohol. Pria tua itu menjawab, "Anda meminta saya berhenti meminum alkohol. Saya tidak sanggup." Ananda mengajaknya pergi mendengar ajaran Buddha. "Anda meminta saya berhenti meminum alkohol. Saya tidak sanggup."
Pada suatu senja, pria itu mabuk lagi. Dia jatuh karena menendang akar pohon. Dia terkapar sangat lama, baru dapat bangkit duduk kembali. Tiba-tiba dia tersadarkan. "Dahulu saya berkata bahwa saya tidak sanggup berhenti meminum alkohol. Namun, kini seluruh tubuh saya sangat sakit hingga tak tertahankan. Kehidupan manusia sungguh tidak kekal. Saya bertobat. Saya harus pergi bertemu Buddha."
Saat tiba di hadapan Buddha, pria tua itu berkata, "Yang Dijunjung, kini saya sudah menyadari kesalahan saya. Saya bersedia datang mendengar ajaran Buddha." Buddha menjawab, "Aku tanyakan padamu. Misalnya ada 500 gerobak yang penuh muatan kayu.Berapa banyak api yang dibutuhkan untuk membakar semuanya?" Pria tua itu menjawab, "Hanya dibutuhkan setitik api seukuran kacang untuk membakar semuanya."
Buddha kembali bertanya,"Sudah berapa lama pakaian yang engkau kenakan ini tidak dicuci?" Pria tua itu berpikir sejenak."Sudah setahun lebih saya tidak mencuci pakaian saya ini." Buddha kembali bertanya, "Berapa banyak air yang diperlukan untuk membersihkan baju engkau ini?" Pria itu itu menjawab, "Sangat mudah.Saya cukup larutkan sedikit bubuk kapur. Dengan begitu, baju saya akan bersih."
Buddha berkata, "Engkau hendaknya menaati lima sila, yakni tidak mengonsumsi alkohol, tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berbuat asusila, dan tidak berbohong. Ini adalah prinsip yang sama. Meski dahulu engkau memupuk banyak noda batin, tabiat buruk, dan kegelapan batin, asalkan engkau bersedia mendengar Dharma,maka semua itu dapat dilenyapkan."
Pria tua itu merasakan sukacita dalam Dharma dan mulai mengubah tabiat buruk yang dipupuknya selama ini. Demikianlah sebuah ajaran sederhana menginspirasi pria tua itu untuk mengubah tabiat buruk yang telah terpupuk selama puluhan tahun. Jadi, asalkan menyerap Dharma ke dalam hati, maka pikiran kita akan jernih dan bebas dari noda batin.