Orang Tua yang Baik Hati
| Alkisah terdapat orang tua kaya raya yang baik hati. Daripada menikmati kekayaannya seorang diri, ia lebih suka membantu orang lain agar hidup lebih nyaman. Ia mengabdikan dirinya membantu orang yang menderita dan sedang kesusahan. Orang-orang yang menerima bantuan orang tua itu sangat berterima kasih kepadanya. Kebaikan serta kedermawanannya tersohor di seluruh negeri bahkan sampai ke negara-negara tetangga. Itulah sebabnya, kebaikannya pun terdengar sampai ke surga. Sewaktu penghuni surga mengetahui sifat dermawan orang tua tersebut, ia menjadi iri hati. "Dulu saya juga terkenal karena rela membantu dan memberi pada orang lain hingga Tuhan membawa saya ke surga setelah saya meninggal. Namun orang tua ini telah melakukan kebaikan melebihi dari yang saya lakukan. Apakah ia akan mendapat berkat melebihi saya?" |
Penghuni surga ini merasa sangat iri. Lalu ia memutuskan untuk mencegah orang tua tersebut melanjutkan berbuat kebaikan. Ia menjelma menjadi manusia dan muncul di depan orang tua itu. "Apakah kamu tidak menyesal memberikan seluruh hartamu yang berharga kepada orang miskin? Setidaknya kamu harus menyimpan harta yang sudah kau dapatkan dengan susah payah untuk keturunanmu. Kalau tidak, kamu tidak akan memiliki apa pun untuk dirimu sendiri," penghuni surga tersebut mulai membujuk orang tua itu. Si orang tua tersenyum, "Tuhan menciptakan kita semua untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain. Akan lebih baik jika saya mendermakan kekayaan saya kepada orang lain daripada hanya menyimpannya untuk keluarga saya." Penghuni surga masih berusaha memperdayainya, "Setahu saya, seseorang yang berbuat kebajikan akan dihukum ke neraka." Mendengar itu, si orang tua itu merasa bingung dan heran kenapa orang yang melakukan perbuatan baik justru dimasukkan ke neraka. Penghuni surga lalu menunjukkan kepada orang tua tersebut pemandangan neraka. "Lihatlah! Orang-orang ini menderita di neraka karena mereka terbiasa melakukan perbuatan baik sewaktu mereka hidup. Jika kamu tidak percaya padaku, kamu dapat bertanya sendiri pada mereka." Orang tua itu kemudian berjalan menghampiri seorang laki-laki yang sedang menderita di neraka dan bertanya kepadanya, "Kenapa kamu berada di sini?" Laki-laki yang sudah bersekongkol dengan penghuni surga itu menjawab, "Seperti yang telah dikatakan penghuni surga kepadamu, saya terbiasa memberikan apa yang saya miliki untuk membantu sesama dan sekarang saya berada di sini." "Di mana orang yang kamu bantu?" orang tua itu bertanya. "Mereka ada di surga," laki-laki tersebut menjawab. Lalu orang tua tersebut dengan riang berkata, "Harapanku adalah memberi kebahagiaan bagi setiap orang. Jika mereka yang menerima bantuanku masuk ke surga, tidak apa-apa jika saya yang justru masuk ke neraka." Orang tua itu mengatakan hal tersebut dengan ketulusan yang luar biasa hingga penghuni surga terharu dan menjadi malu. Dalam sekejap, hilanglah pemandangan neraka tersebut. Penghuni surga kembali berubah menjadi bentuk aslinya dan berkata kepada orang tua itu, "Semua yang saya katakan kepadamu adalah bohong. Itu semua dipengaruhi oleh rasa iri hati. Saya ingin memperdayaimu agar menghentikan tekadmu untuk membantu sesama. Sesungguhnya, mereka yang melakukan perbuatan baik pasti diberkati oleh Tuhan. Karena kamu bersedia mengorbankan kebahagiaanmu untuk membantu orang lain yang sedang menderita, kamu bukan saja diberkati oleh Tuhan, bahkan kamu akan mendapat kehidupan yang lebih baik." ---------------------------------------------------------- Pesan Master Cheng Yen: Perjalanan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik sangatlah panjang. Sepanjang perjalanan tersebut, orang mungkin akan menghormati dan menghargai kita, tapi di lain waktu mungkin mereka akan menghina dan menjatuhkan kita. Kita harus terus menghadapi semua kesulitan dengan sungguh-sungguh dan tekun. Jika tidak, kita akan mudah mengingkari tekad dan menyimpang dari jalan pengembangan spiritual. Tunggulah sampai wajah tidak berdosa, hati yang tulus dimana pertama kali janjimu dibuat. Hal yang utama dalam pengembangan spiritual adalah menjaga dirimu dari hambatan yang disebabkan oleh permasalahan dunia dan manusia. Pengembangan yang benar terletak pada pemeliharaan kesetiaan seseorang, dan sifat yang tidak bercela. Janganlah sombong ketika orang memujimu atau sebaliknya bersembunyi ketika orang lain mengkritikmu. | |