Master Menjawab: Bagaimana Supaya Tiada Kerisauan?
Batin saya laksana sebidang cermin. Ketika kondisi muncul di hadapan, tentu saja ada kerisauan. Namun setelah kondisi itu berlalu, tidak meninggalkan bekas pada cermin ini, jadi apa lagi yang perlu dirisaukan?
Ingat bahwa kita semua adalah manusia biasa. Ketika antar sesama saling bergesekan, tentu akan timbul kerisauan. Tapi kita harus dapat segera membersihkan cermin batin kita, apa yang telah berlalu biarkan berlalu. Inilah yang disebut sebagai pelatihan diri.
Hal terpenting dalam pelatihan diri adalah menjaga sebersit pikiran baik yang telah ada. Begitu timbul pikiran jahat, pikiran baik akan musnah, sebaliknya jika pikiran baik yang bangkit, segala kejahatan akan lenyap.
Sebagai contoh adalah orang yang sedang marah tidak akan mengucapkan kata-kata baik dan tidak tahu lagi apa itu cinta kasih. Begitu api amarah berkobar, baik cinta kasih mau pun kebajikan sudah lupa semuanya. Namun jika kita mampu senantiasa menyimpan kebajikan di dalam hati, maka segala kejahatan akan hilang dengan sendirinya.
Dari itu, pikiran adalah sangat penting, sehingga kita mesti menjaga batin kita dengan sebaik mungkin. Ketika para Komite Tzu Chi menggalang dana dari orang-orang, hal yang paling penting adalah menggalang hati cinta kasih mereka agar muncul ke luar.
Sebersit pikiran ini! Jika batin penuh keserakahan, maka segala kebajikan tidak akan tersisa. Jika pada satu sisi melakukan kebajikan, sementara pada sisi lain selalu berhitungan, maka kita harus berhati-hati, sebab ketika kita sedang berhitungan, pada saat bersamaan berkah dan kebijaksanaan kita juga sedang memudar.
Jika batin tidak dilatih dengan baik, maka semakin banyak berbuat, kerisauan akan semakin banyak. Ini seperti menenteng air dengan keranjang sayur, ketika berbuat bagaikan mengisi air ke dalam keranjang, namun kerisauan seperti air yang bocor dari keranjang.